"Kalo ada yang lebih baik dari aku, kamu mau tinggalin aku?" Tanya Reva.
"Mm.." Raka menggaruk pelipisnya seraya sedang berpikir, "aku sih sayangnya sama kamu" Jawab Raka lembut sembari tersenyum ke arah Reva.
Yang disenyuminnya hanya menunduk dan wajahnya tertutup oleh geraian rambut Reva, ternyata saat ini pipi Reva sedang merona. Raka hanya tertawa kecil melihat tingkah pacarnya ini.
"Nanti.. kamu aku kenalin ke kakak aku ya?" Tanya Raka.
Reva terlonjak dan menatap Raka dengan kaget, "jangan dulu. Aku belum siap!"
Raka mengangkat sebelah alisnya, "emang mau aku apain sampe belum siap gitu" ucap Raka dengan nada menggoda.
Reva terhentak, "Maksudnya bu--"
"Iya aku ngerti" Kemudian senyum manisnya terlukis.
----
Setelah menghabiskan beberapa jam pelajaran di belakang taman, akhirnya mereka kembali ke kelas. Seperti biasanya, mereka melewati koridor sekolah dan mendapatkan tatapan sinis dan perkataan yang tak mengenakan tentang hubungan mereka. Dan seperti biasa lagi, mereka hanya mengacuhkan, sesekali menanggapinya dengan senyuman.
Mereka sampai di kelas, dan Reva duduk di tempatnya di susul oleh Raka dibelakangnya.
"Darimana aja lo?" Tanya Dinda sinis tanpa melihat Reva.
"Dari taman belakang" Jawab Reva dengan santai.
"Hebat banget. Gampang ya lo lupain Taufik" Dinda tersenyum miring.
Reva menoleh ke arah Dinda dan menarik napas pendek, "Din.. maksud gue ga gitu"
Ponsel Dinda berdering dan dia mengacuhkan perkataan Reva.
____
"Waalaikumsalam Fik"
Mata Reva terbelalak mendengar ujung nama yang disebut Dinda. Kenapa Dinda masih bisa berkomunikasi dengan Taufik? Kira-kira itu yang ada dipikiran Reva sekarang.
Dinda melihat datar wajah Reva yang penuh dengan rasa kebingungan.
____
"Tenanglah baik-baik aja" Kemudian Dinda melengos pergi begitu saja.
Reva menangis dalam diam. Hatinya remuk saat semua yang dia pertahanin 2 tahun ini kandas. Persahabatan sederhana yang slalu mengundang tawa sudah tak ada lagi di hidup Reva. Reva masih memperhatikan Dinda yang sedang teleponan dengan Taufik dan terlihat bahagia.
"Jangan sedih ya. Ada aku" ucap Raka dari belakang yang berusaha menenangkan Reva.
Reva menoleh kebelakang, lalu tersenyum, "makasih". Raka hanya membalas senyuman nya.
Reva menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan. Kemudian Reva bangkit dan keluar dari tempat duduknya. "Mau kemana?" Tanya Raka dengan lembut.
Reva menoleh dengan wajah lesu nya, "kamar mandi" jawabnya. Raka hanya mengangguk mengerti.
Reva segera melengos pergi keluar kelas. Saat diluar Reva melihat Dinda sedang tertawa karena suara dari ujug telepon yang ia taruh disamping telinganya.
Dinda hanya melirik sebentar ke arah Reva. Dan kemudian dia tertawa lagi, "mereka bicarain apa ya? Bahagia banget" Gumamnya sedikit menyunggingkan senyum pilu.
Lalu Reva melanjutkan lagi langkahnya untuk pergi ke kamar mandi, tanpa Reva sadari ada Raka yang sedari tadi memperhatikannya dari dalam kelas.
Reva berjalan dengan langkah malas ke kamar mandi. Kepalanya menunduk saat melewati koridor sekolah, belum lagi banyak perkataan yang terlontar dari murid perempuan tentang hubungannya dengan Raka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
Fiksi Remaja[SELESAI] [Proses Editing] Ini bukan suatu kebetulan. Bisa dikatakan ini Takdir. Takdir menemukannya lagi. Lagi yang dulu pernah terpisah. Kata orang 'kesempatan kedua ga akan bisa sama dengan awal perkenalan'. Tapi aku ga percaya. Aku yakin ini tak...