Raka merebahkan tubuhnya di atas kasur bersama dengan rasa penasaran yang selalu bertanya-tanya didalam benaknya. Hatinya benar-benar sakit, Reva sedang menjaga perasaan seseorang terhadap dirinya, namun disisi lain, perasaan Raka terabaikan dan Reva malah menaruh luka disana.
Raka mengingat akan kertas yang dikasih Reva tadi pagi, ditaman. Ia segera mengambil tasnya dan mencari tahu apa isi surat Reva itu.
Raka membuka perlahan kertas yang terlipat dan terbungkus oleh amplop berwarna ungu. Tertera tulisan didalamnya. Tulisan tangan Reva.
Ini bukan pengungkapan
Ini pula bukan penolakan
Ini hanya sekedar perasaan
Perasaan yang hanya mampu diamBukalah matamu agar bisa melihat indahnya dunia
Bukalah hatimu agar bisa merasakan indahnya cinta
Ini bukan sebuah lelucon
Hanya kata hati yang tak mampu dilontarkanCinta hadir karena rasa
Jika cintamu tanpa rasa
Mungkin kau lupa kasih bahagia padanyaAku mencintaimu
Jauh dari itu aku mengharapkanmu
Aku hanya mampu diam
Berkata cinta padamu saja
Aku tak sanggupTerserah. Kau mau apa sekarang?
Jangan meminta aku untuk mengungkapkannya
Karna aku tak sanggup
Sekali lagi, aku tak sanggup.Revanda.
-gue masih jaga perasaan orang lain-
-gue ingkar janji Rak- maaf :')Raka tersenyum pilu membacanya. Raka senang, disisi lain dia sangat sedih. Dia masih bertanya pada dirinya sendiri, pertanyaan yang dia belum tahu jawabannya, "siapa orang beruntung yang hatinya sedang dijaga oleh Reva? Apa Reva juga menyukainya? Ahh.. pertanyaan ini hanya membuat dirinya sakit.
Ketukan pintu mampu membuyarkan pikiran Raka yang tak karuan, Raka beranjak pergi dan membuka pintu utamanya tersebut. Terlihat Arka berdiri di depan pintunya dengan wajah yang kumal.
"Assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam, Kak"
Raka memberikan jarak si ambang pintu agar dimasuki oleh Arka. Arka tersenyum dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur. "Gila. Hari ini capek banget. Skripsi revisi terus lagi" ujar Arka yang sedang memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa letihnya.
Raka segera duduk di tepi kasur, ia mendengus cukup keras, terdengar di telinga Arka dan Arka segera bangun dari tidurnya. "Rak. Gimana? Cewek yang lo ceritain ke gue itu"
Raka mengangkat sebelah alisnya, "Gimana apanya?"
Arka mendengus keras dan memutar bola matanya malas, "Dia udah suka sama lo?"
Raka tersenyum akan perasaan yang dibalas diam-diam, tapi senyumnya pudar kala mengingat perasaan seseorang yang sedang dijaga olehnya. Lagi-lagi batinnya berkata, "siapa laki-laki yang beruntung itu?" Ah itu udah kesekian kalinya.
"Dia.." Raka diam sejenak, "Gue ga ngerti sama jalan pikiran dia kak" lanjutnya dengan antusias. Setelah mengucapkan itu, Raka segera mengambil ponselnya membuka aplikasi Line nya untuk mengabari seseorang.
"Maksudnya?"
"Dia cinta sama gue. Tapi ada perasaan seseorang yang dia jaga" ucap Raka dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta
Teen Fiction[SELESAI] [Proses Editing] Ini bukan suatu kebetulan. Bisa dikatakan ini Takdir. Takdir menemukannya lagi. Lagi yang dulu pernah terpisah. Kata orang 'kesempatan kedua ga akan bisa sama dengan awal perkenalan'. Tapi aku ga percaya. Aku yakin ini tak...