Chapter 30 - Keraguan

170 2 0
                                    

Keadaan Reva setelah kepergian Taufik tidaklah membuat dirinya baik-baik saja, bahkan setelah ia dikatakan resmi berpacaran dengan Raka, ia masih belum bisa luput dari kesedihan.

Kenangan yang Taufik berikan sangat berarti. Selalu ada sesuatu hal yang tiba-tiba membuatnya kembali mengingat Taufik.

Kepergian Taufik bisa membuat 2 perempuan yang sangat membutuhkannya, terlihat murung belakang ini. Jarang terlukis kebahagian diantara keduanya. Hubungan Dinda dan Reva juga bisa dikatakan sedang renggang, apalagi di saat Dinda mengetahui bahwa Reva telah berpacaran dengan Raka, membuat dirinya menangis akan perasaan Taufik yang tak terbalas.

Kepergian Taufik telah berjalan 2 minggu, semenjak kepergian Taufik, Reva dan Taufik sudah tidak lagi berkomunikasi satu sama lain. Bahkan saat bersama Dinda, Reva sangat merasa asing. Kepergian Taufik yang secara tiba-tiba membawa efek buruk antar kedua sahabat itu.

"Mau ke kantin ga?" Tawar Raka menghampiri meja Reva.

Reva mengangguk, "Ayo!" Kemudian kepalanya menoleh ke arah Dinda, "mau ikut Din?" Tanya kepada Dinda.

Dinda hanya menggeleng dan masih memfokuskan matanya ke layar ponsel. Dinda sedang bermain game Criminal Case, game favorit Taufik saat disekolah.

"Gue duluan ya" ucap Reva. Dinda hanya diam.

Kemudian Reva berjalan bersama Raka melewati koridor sekolah. Matanya bertemu dengan manik mata yang sangat familiar dimata nya. Farel, Farel sedang memandang Reva dengan tatapan kecewa.

Belakangan ini, banyak seseorang yang mendekatinya lalu menjauh, seperti Farel dan Dinda. Reva merasakan perubahan yang luar biasa pada diri mereka. Reva tidak lagi mendapatkan senyuman manis Farel, Reva tidak lagi mendapatkan keceriaan Dinda, dan yang paling penting adalah Reva tidak lagi mendapatkan perlindungan dari Taufik. Kini dirinya punya Raka, tetapi semua orang yang dekat, malah menjauh.

"Mau makam mi ayam sama orange Juice?" Tanya Raka yang memang sudah hafal dengan makanan favorit Reva dikantin.

Reva mengangguk lemah dan segera duduk di bangku yang kosong. Reva membuka ponselnya dan kembali menghubungi Taufik lewat sosial medianya.

Revanda: Fik apakabar? Gue rindu.

Reva segera memasuki ponselnya kedalam saku saat melihat Raka sedang berjalan ke arah meja kantin. Raka menaruh makanan dan minumannya di atas meja. Reva tersenyum.

"Maaf lama" kata Raka.

Reva masih tersenyum tipis. "Ga apa-apa"

Raka segera melahap nya. Tapi tidak untuk Reva, ia masih memandangi mi ayam dan Orange Juice yang ada didepannya. Raka memberhentikan aktivitasnya saat melihat ada yang aneh dari Reva, "Kenapa ga dimakan?"

Reva terlonjak saat Raka menyadari sikapnya, "ini mau dimakan kok" Reva kemudian melahap secara perlahan mi ayam di depannya.

"Kamu belakangan ini aneh" kata Raka yang sedang memperhatikan Reva melahap mi ayamnya dengan ragu-ragu.

Reva menengok dan meneguk ludah nya, "berubah gimana Rak?" Ucap Reva kemudian tertawa hambar.

"Kamu masih belum bisa relain Taufik ya?" Pertanyaan yang Raka ajukan mampu membuat Reva tersedak. Reva segera meminum Orange Juice dengan cepat.

"Aku mau kamu ngerti" kata Reva lemah.

"Aku ngerti itu" Raka memberi jeda pada ucapannya, "kamu mau makan lagi?"

Reva hanya menggelengkan kepalanya, "ikut aku" Raka menggenggam tangan Reva dan segera bangkit.

Banyak sepasang mata murid perempuan yang memperhatikan mereka dengan tatapan sinis. Terutama untuk Reva. Namun Raka ataupun Reva tidak menghiraukan tatapan atau perkataan yang dilontarkan murid perempuan kebanyakan.

Rahasia Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang