Chapter 47 - Alzheimer?

160 3 0
                                    

Dua tahun kemudian....

Reva mendengus kesal karena Raka selalu saja menggangu nya mengerjakan tugas akhir bulan ini. Selalu saja dengan tertawanya yang renyah Raka berusaha untuk membuat Reva nyaman bersamanya.

Dua tahun berlalu, Raka dan Reva sekarang berada di salah satu universitas terkenal di Bandung. Bahkan sejak kejadian itu mereka sama-sama berjanji untuk tidak menghilang satu sama lain, berjanji untuk selalu ada diantara salah satunya membutuhkan bantuan. Dua tahun yang di lewati oleh mereka bukanlah perkara mudah untuk menjalani suatu hubungan, terkadang berselisih pendapat dalam hubungan dapat memicu ketidak langgengan hubungan itu, tapi sebisa dan sebaik mungkin Raka dan Reva melewatinya dengan sangat baik.

"Tadi gue taruh nya disini Revaaaaaa" Raka berdecak kesal karena lupa menaruh barangnya.

"Sekarang lo jadi pikun ya" Reva juga berdecak kesal dan mencari barang milik Raka di segala tempat.

Dinda dan Reva tidak lagi satu sekolah, Dinda bersekolah di salah satu Fakultas Ekonomi yang ada di Bandung, namun itu tidak menghambat untuk Reva menjaga persahabatan sekaligus persaudaraan mereka. Taufik, dia sekarang sekolah di Jogja, Fakultas Hukum. Kabar-kabarnya Taufik dan Awi sudah resmi berpacaran sejak satu tahun lalu, itu kabar gembira untuk Dinda dan Reva, sedikitnya persahabatan mereka tidak hancur karena sebuah perasaan di dalamnya. Kalau Farel, semenjak kejadian dimana Reva meminta Farel untuk menjauh, Farel tidak lagi menampakkan diri di depan Reva, bahkan saat acara promnight berlangsung, batang hidung Farel pun tak terlihat, entah dimana dia sekarang.

"Yeay, ketemuuuuu!!!!!" Sorak Raka yang membuat Reva tersentak.

"Hih, cowok kok heboh" Reva mencibir.

"Biarin aja sih"

Niat awal Reva menyuruh Raka datang kerumahnya adalah untuk membantunya mengerjakan tugas, tapi kedatangannya malah membuat tugas Reva semakin menumpuk. Tapi dengan sikap Raka yang seperti anak kecil, malah membuat Reva terus tersenyum dan bahagia.

"Raka niat ga sih bantu gue!" Reva terus saja berdecak kesal.

"Iya sayang, marah-marah terus"

"Lo kenapa sekarang sering lupa sih?"

"Gatau gue juga"

"Faktor usia" pekik Reva.

Raka membelalak kaget, "masih 20-an gini, masih tampan, diluar sana juga masih banyak yang mau sama gue" katanya dengan membanggakan diri.

"Oh jadi sekarang mau cari yang lain" sindir Reva.

"Engga sayang. Gue cuma mau lo" Raka menarik Reva kedalam pelukannya.

"Ish.. bau" ucap Reva dalam pelukan Raka.

"Enak aja"

-----

"Assalamualaikum, kak"

Raka berkunjung ke rumah Arka yang baru di beli 1 tahun lalu di daerah TSM, Bandung. Raka mengetuk pintu Arka berkali-kali, sampai suara langkah kaki terdengar dari dalam rumah.

"Wa'alaikumsalam" jawab seseorang seraya pintu terbuka.

"Kak"

"Eh lo, Rak"

"Kak ada yang mau gue omongin" Arka memberi jarak di ambang pintu agar di lewati oleh Raka, "masuk" katanya.

Raka melangkah masuk ke dalam rumah Arka dan duduk di antara sofa-sofa. "Ibu ada kak?"

"Lagi keluar"

Yang dimaksud 'ibu' oleh Raka adalah Bu Tantri, ibu Arka.

"Kak gue belum bisa bilang sama Reva, gue takut dia khawatir" Raka langsung pada inti.

Rahasia Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang