Chapter 48 - Berita Duka

159 2 0
                                    

Setelah Reva membawa Raka ke rumah sakit tempat Rafi bekerja, mereka berjalan dengan sangat sendu, dimana diantara keduanya tidak ada yang membuka bicara.

"Rev duduk sini dulu" seru Raka dengan suara parau. Mereka duduk di bangku yang terdapat di depan ruangan.

"Gue takut Rak" lirih Reva.

Raka membawa Reva kedalam pelukannya, "ga ada yang perlu di takutin, Rev. Gue ada buat lo selamanya"

"Apa lo bisa janji disaat keadaan lo udah kaya gini?" Lirih Reva, airmatanya keluar dan membasahi kaus yang Raka pakai.

"Kok dada gue basah ya?" Raka terkekeh dan mempererat pelukannya.

"Ih ga lucu Raka!" Reva memukul pelan dada bidang milik Raka.

"Jangan ada yang ditakutin, semua ga akan terjadi, gue ga akan buat lo khawatir"

"Tapi kenapa bisa Rak? Kenapa bisa terjadi sama lo yang bahkan gaada dalam kategori mengalami Alzheimer?" Reva masih menangis di pelukan Raka, semakin tersedu dan terisak.

"Daya otak gue lemah, karena dulu gue pernah kena amnesia"

Reva diam, tak ada jawaban darinya, namun tangisnya semakin menjadi.

"Udah jangan nangis, kaya anak kecil. Yuk kita pulang"

Reva mengangguk dan mereka bangkit dari duduknya untuk melesat pulang.

Di perjalanan, keadaan hening kembali terjadi, keduanya sama-sama bungkam. Reva tetap mempererat pelukannya kepada Raka, seolah Raka besok akan hilang.

"Rev...." Raka memberhentikan motornya dan memanggil Reva dengan lirih.

"Lupa jalan, Rak?" Reva bertanya dengan sangat pelan.

Raka mengangguk lemah dari balik helm fullface nya.

"Rakaaa....." lirih Reva.

"Jangan kaya gini Revaaa"

"Lo yang buat gue takut" Reva masih memeluk erat Raka.

"Jangan buat gue ngerasa bersalah dengan semua yang terjadi sama gue Rev"

"Gue cuma takut kehilangan"

"Ga ada yang perlu di takutin Rev. Semua akan kembali kepada-Nya"

"Belok kanan terus lurus, Rak" Ucapnya pelan, sangat pelan, berusaha menghentikan ketakutannya.

Raka mengangguk dan kembali menutup helm fullface nya.

------

"Halo, tante" salam Reva di ujung ponsel. Reva telah sampai dirumahnya sejak 15 menit lalu, ia merebahkan diri sejenak di sofa ruang tamu untuk kemudian menemui Nadia.

"Kenapa Reva?"

"Tante, ada yang mau aku bicarain tentang Bintang, kita bisa ketemu, tan?"

"Bisa. Mau ketemu dimana, Rev?"

"Tempat biasa aja, tan"

"Iya, tante akan kesana"

"Reva tunggu tante, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam Reva"

Kemudian sambungan telepon terputus dan Reva segera bersiap untuk kemudian pergi ke taman tempat biasa Reva dan Nadia bertemu.

-----

"Tan....." Reva langsung memeluk Nadia tepat saat Nadia memposisikan tubuhnya untuk duduk.

Rahasia Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang