5. Rindu Yang Kembali Datang

4.4K 349 126
                                    

"Udah bangun, Yan?" sapa Kemal saat Vian baru saja keluar dari kamarnya.

Vian tertegun sejenak melihat Kemal yang berada di dapur dan sedang menyiapkan sesuatu di atas kompor. Kening Vian berkerut, mengingat malam sebelumnya.

Setelah ingat, dia terkekeh dan menepuk kepalanya sendiri. Kemal yang melihat tingkah aneh Vian hanya mengerutkan keningnya.

"Lu kenapa?" tanya Kemal.

"Nggak papa, Kak. Aku lupa kalau sekarang ada di Jakarta," jawab Vian lalu mengusap wajahnya. "Kakak dari semalam di sini?" tanya Vian kemudian.

"Iya, semalam gue kebangun. Terus pas ngecek lu di kamar, elunya pules banget. Jadi, gue putusin buat nginep di sini. Sorry ya, nggak ijin dulu," ucap Kemal.

"Nggak papa, Kak. Aku juga minta maaf udah cuekin Kakak semalam. Capek banget soalnya," jawab Vian.

"Nyantai aja, gue tau lu masih jetlag. Ya udah, lu mandi gih! Gue bikinin sarapan!" perintah Kemal.

"Oke! Aku mandi dulu ya," jawab Vian.

"Sip! Oh ya, lu mau dibikinin sarapan apa? Gue bisanya bikin omelet sama roti bakar doang sih," ujar Kemal dengan cengiran lebar.

Vian tersenyum pada Kemal yang memasang wajah malu-malu.

"Sebisa Kakak aja, yang penting kita sarapan."

"Syukur deh. Gue tadi sempat ngeri, bayangin lu minta sarapan ala orang Jerman," katanya terkekeh.

"Biasa aja kali, Kak. Di rumah, Mama juga biasa bikinin aku omelet atau sandwich buat sarapan. Nggak ada ala-ala Jermannya, yang penting sarapan," jawab Vian.

"Ya kali aja 'kan, lu ngikut tata cara orang Jerman setelah tinggal lama di sana," ujar Kemal terkekeh.

"Nggak segitunya juga, Kak. Ya udah, aku mandi dulu. Nanti telat ke kantor," pamit Vian kemudian.

"Oke!"

Vian kemudian masuk ke kamar mandi sementara Kemal sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat omelet isi daging cincang.

Seusai mandi tadi, Kemal menemukan daging cincang, beberapa butir telur, satu ikat daun bawang dan beberapa potong wortel di dalam kulkas. Kemal pun memutuskan membuat sarapan untuknya dan juga Vian.

Robin tak hanya mengisi kulkas besar itu dengan makanan ringan atau pun softdrink saja. Dia juga melengkapinya dengan bahan-bahan masakan lain.

Sepertinya, Robin tahu jika Vian tak terlalu suka dengan makanan instan. Terbukti dari banyaknya sayuran, beberapa ekor ikan segar, telur serta daging yang dibelinya.

Pukul setengah delapan tepat, masakan Kemal sudah siap dan Vian juga sudah selesai mandi serta mengganti pakaian. Aroma kopi yang menggugah selera, tercium saat Vian masuk dapur yang menyatu dengan meja makan.

Dua piring omelet daging terhidang di meja serta secangkir kopi yang masih mengepulkan uap panas dan segelas es jeruk juga terhidang di sana.

"Lu udah siap ngantor?" tanya Kemal. Vian mengangguk lalu duduk di kursi makan. "Mau kopi?" tanya Kemal lagi.

"Boleh. Tambah satu sendok cream ya, kalau ada," pinta Vian.

"Ada, kok. Kayaknya Bang Robin tahu banget selera lu. Dia nyiapin semua bahan makanan fresh di kulkas. Bahkan, cream juga udah tersedia," ujar Kemal.

Vian terkekeh lalu meminum jus jeruknya terlebih dulu sebelum dia mengambil pisau dan garpu untuk memotong omelet-nya.

"Dulu Bang Robin pernah tinggal di rumahku. Karena aku cuma tinggal berdua sama Mama, aku minta Bang Robin tinggal di sana. Daripada dia tinggal di asrama dan berbagi kamar sama orang lain," jawab Vian sambil menyuap omelet-nya.

BETWEEN YOU & USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang