Di mulmed ada foto Ines setelah menikah
⚫
⚫
"Maaaaas ... Mas Dito!!" teriak Ines dari dalam kamar mandi.
Dia merintih sambil memegangi perut bagian bawahnya yang mendadak nyeri. Kepalanya terasa pusing dan matanya berkunang-kunang setelah melihat bercak darah di pakaian dalamnya saat sedang buang air kecil.
"Mas Dito, cepet ke sini!" ujar Ines lagi sambil menangis.
Dia sangat takut sekali melihat bercak darah di pakaian dalamnya. Ines sering mengalami kejadian ini di masa kehamilan keduanya. Tapi, biasanya dia tak terlalu khawatir karena bercak darahnya tak sebanyak kali ini.
Dan hal itu membuat perasaan Ines was-was. Apalagi dokter kandungannya sudah berpesan, jika dia tidak boleh terlalu lelah karena kondisi janinnya lemah.
Dito yang saat itu sedang bersiap untuk berangkat ke kantor, langsung berhambur ke arah kamar mandi. Dia terkejut mendapati Ines menangis sambil memegangi perutnya dan sedang berpegangan erat pada pinggiran wastafel.
"Ines ...? Ada apa? Kamu kenapa?" tanya Dito di ambang pintu kamar mandi.
Ines mengangkat kepalanya yang semula tertunduk lalu memandang Dito dengan ekspresi takut. Air matanya tak kunjung mengering karena rasa takutnya itu.
"A-ada ... ber-bercak darah di pakaian dalamku ... a-aku takut ...," ujarnya terbata diiringi dengan isak tangis.
"A-apa?" tanya Dito kaget. Dia juga ikut panik karena khawatir terjadi sesuatu pada kandungan istrinya itu. "Apa ini sudah sering terjadi?" tanya Dito lagi.
"Iya, Mas. Tapi kali ini lebih banyak bercaknya. Perutku juga sedikit kram," ujar Ines setelah bisa menghentikan isakannya.
Namun, belum sempat Dito bertanya lebih lanjut. Ines tiba-tiba saja ambruk dan jatuh ke lantai. Dito sangat terkejut dan secepat kilat menghampiri istrinya itu.
"Nes ... bangun! Ines!" panggil Dito sambil menepuk kedua pipi Ines untuk menyadarkannya.
Tanpa pikir panjang, Dito pun mengangkat tubuh Ines yang sudah lemas dan membawanya keluar kamar.
"Bik Ipaaah!" teriak Dito sambil menuruni anak tangga.
Dari arah dapur, seorang wanita setengah baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Dito dengan wajah panik.
"Iya, Den. Ada apa?" tanyanya.
Tatapan matanya langsung terpusat pada Ines yang ada dalam gendongan Dito.
"Tolong ambilin kunci mobil saya, sama minta tolong Pak Dadang buat anterin Qila. Saya mau bawa Ines ke rumah sakit!" perintah Dito.
"Ba-baik, Den," ujar asisten rumah tangga Dito itu lalu berjalan ke tempat penyimpanan kunci mobil.
Sementara itu, Hendri dan Wanda yang semula sedang sarapan langsung datang menghampiri karena mendengar keributan di pagi hari itu.
"Ini ada apa, Dito? Istrimu kenapa?" tanya Hendri saat melihat Dito panik sambil menggendong istrinya yang sedang pingsan.
"Ines pingsan, Pi. Sekarang, Dito mau bawa Ines ke rumah sakit. Perut Ines kram. Terus juga ada bercak darah di pakaian dalamnya," jawab Dito menjelaskan.
"Ya sudah, cepat kamu bawa dia ke rumah sakit! Biar Qila, Papi yang anter," ujar Hendri.
Wanda yang sedang menggandeng Qila hanya diam menyaksikan hal itu tanpa ada rasa khawatir berlebihan di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN YOU & US
Fiksi Umum[COMPLETED] __________________________ Altavian Danish, tak pernah membayangkan jika ia akan dipertemukan lagi pada satu kesempatan dengan sosok laki-laki tampan yang dicintainya itu setelah sekian tahun. Anindito Mahawira, c...