Di Mulmed ada castnya Cindy
💙💙💙
Tiga minggu berlalu sejak insiden Dito tepergok berciuman dengan Clara di kelas oleh Alta. Setelah itu, Dito dan Alta sama sekali tak saling bertegur sapa. Mereka berdua hanya tersenyum sekilas jika tak sengaja berpapasan di sekolah.
Alta juga terus menghindar, tak ingin bertemu dengan Dito. Dia selalu mencari alasan jika diajak hang out bersama oleh anak-anak tim basket seusai latihan. Contohnya seperti hari ini.
"Al, lu sama Dito kenapa? Gue lihat, sekarang kalian nggak pernah ngobrol lagi?" tanya Verly seusai latihan. Mereka berdua duduk berselonjor di pinggir lapangan.
"Nggak ada apa-apa kok, Kak," jawab Alta mengelak. Selalu seperti itu jawabannya jika ditanya oleh Verly dan yang lain.
Semua anggota tim sudah tahu, jika Alta dan Dito tidak saling menyapa. Mereka berdua juga sudah tak pernah lagi terlihat berangkat atau pulang sekolah bersama. Sekarang benar-benar seperti orang asing. Mereka semua berpikir, jika Alta marah karena Dito-lah yang membuatnya cidera.
"Masa, sih? Tapi, semua anak-anak di sini nyadar loh, kalau kalian berdua lagi diem-dieman?" kata Verly lagi.
Alta tersenyum masam mendengarnya. "Anak-anak aja yang terlalu kepo. Padahal nggak lagi ada masalah apa-apa, kok," elaknya lagi.
Verly menatap Alta dengan mata menyipit curiga. Yang ditatap justru melengos mengalihkan pandangannya. Alta benar-benar tak ingin membagi apa pun pada orang lain. Karena jika dia bercerita, maka siapa pun pasti bisa menebak kalau dirinya memang sedang kesal pada Dito setelah melihat ciuman panas antara Dito dan Clara siang itu. Wajah Alta tak bisa menyembunyikan kesedihannya dari orang lain.
"Kak Dito sama Kak Clara udah jadian, ya?" tanya Alta mengalihkan topik pembicaraan. Dia bertanya seperti itu karena hanya ingin memastikan bahwa kedua anak itu memang sudah pacaran sekarang.
Verly mengangguk mengiyakan. "Iye. Cepet banget beritanya nyebar. Clara nge-share berita itu lewat sosmed-nya. Lu pasti juga lihat kan, gimana foto-foto mereka sering banget wara-wiri di Instagramnya Clara," katanya.
"Aku nggak suka main sosmed, Kak. Facebook aja jarang update status," jawab Alta seraya meregangkan otot-otot lengannya yang kaku.
Verly mengangguk paham. "Lu beneran nggak mau ikut kita hang out nih? Udah lama loh kita nggak kumpul bareng. Bentar lagi kan UKK. Latihan juga bakal libur panjang," tanyanya sekali lagi.
Alta menggeleng yakin sebagai jawabannya. "Nggak deh, Kak. Aku mau langsung pulang aja. Badanku capek banget. Besok juga ada praktek kimia. Aku harus belajar lebih awal," katanya memberi alasan.
"Ckckck ... hidup lu monoton banget sih, bro! Sekali-kali hang out lah sama kita-kita, biar lu nggak stres. Gue lihat lu sering banget murung sekarang," kata Verly seraya menepuk pundak Alta.
Alta tersenyum tipis mendengarnya. Dia menatap ke arah lapangan, di mana Dito sedang berusaha memasukkan bola ke dalam ring di luar kotak pinalti.
Berhasil. Bola itu masuk. Anak-anak bersorak dan menghambur memeluk Dito. Meskipun hanya sesi latihan ringan, mereka tetap bersemangat mengikutinya.
Saat itu pandangan Dito tak sengaja bersitatap dengan Alta. Mereka berdua sama-sama melihat dari jauh. Dito menyunggingkan senyumnya pada Alta. Alta melihatnya, tapi dia memilih melengos tak ingin membalas senyuman Dito. Alta tidak tahu jika saat ini Dito terlihat kecewa karena Alta tak membalas senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN YOU & US
General Fiction[COMPLETED] __________________________ Altavian Danish, tak pernah membayangkan jika ia akan dipertemukan lagi pada satu kesempatan dengan sosok laki-laki tampan yang dicintainya itu setelah sekian tahun. Anindito Mahawira, c...