22. Kenyataan Pahit

3.6K 264 11
                                    

"Kamu ini kenapa sih, Dit? Selalu banyak alesan tiap kali aku minta kamu anterin. Ini udah yang kesepuluh kalinya kamu nolak nemenin aku!" ujar Clara dengan nada tinggi.

"Apa kamu nggak lihat kalau aku lagi banyak les buat persiapan UN. Kita sebentar lagi ujian, Ra. Bisa nggak sih kamu itu jangan mikirin seneng-seneng mulu?!" balas Dito dengan nada yang tak kalah tinggi.

Clara menggertakkan giginya kuat-kuat. Saat ini mereka berdua masih berada di dalam kelas seusai mengikuti pelajaran tambahan. Tadinya seusai bimbel, Clara meminta Dito untuk mengantarnya jalan-jalan ke mall tetapi anak itu menolaknya. Clara kesal dan akhirnya terjadilah pertengkaran kecil itu.

"Sebenarnya itu alasan kamu aja 'kan supaya bisa menghindar dari aku? Kamu pasti mau keluar sama Alta. Iya, 'kan?" tanya Clara dengan mata menyipit curiga.

"Bisa nggak kamu jangan bawa-bawa Alta? Tiap kali kamu marah, selalu dia yang kamu salahin. Mau kamu apa sih sebenernya?"

"Udah pasti aku selalu nyalahin dia, karena dia yang udah rebut kamu dari aku!" ucap Clara sengit.

Dito menggeram marah dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Clara yang melihatnya justru semakin menantang Dito lewat tatapan mengintimidasinya.

"Kenapa diem? Yang aku omongin tadi bener 'kan?" tantang Clara.

"Kamu salah! Alta sama sekali nggak ngerebut aku dari kamu. Aku yang cinta sama Alta dan minta dia jadi pacarku. Sekarang kamu udah tahu 'kan? Terus, kamu mau apa?!" tanya Dito yang balas menantang Clara.

Suasana semakin memanas karena keduanya tak ada yang mau mengalah. Bahkan semakin keruh karena saling mempertahankan ego masing-masing.

"Putusin Alta secepatnya! Atau--"

"Atau apa? Kamu mau ngancem aku sama foto atau video itu. Silakan! Lakuin kalau itu bisa bikin kamu puas nyakitin aku sama Alta. Capek ngomong sama cewek gila kayak kamu!" ucap Dito marah lalu meninggalkan Clara yang sudah merah padam.

"Dito! Tunggu. Aku belum selesai ngomong!!" teriak Clara yang sama sekali tak dihiraukan oleh Dito.

Sekolah sudah sepi dan tak ada satu siswa pun yang berkeliaran di sekitar sekolah. Mereka beruntung karena tak ada yang mendengarkan pertengkaran itu. Dengan hati dongkol, Dito berjalan menyusuri anak tangga menuju tempat parkir motornya.

Dito bego! Kenapa lu malah nantangin Clara. Gimana kalau dia bener-bener nyebarin video lu sama Alta? Bisa-bisa semua orang tahu kalau lu itu homo? tanya satu sisi di hati Dito.

Nggak mungkin, gua udah hapus semua file di hape Clara. Jadi dia udah nggak punya bukti apa pun! jawab sisi lain hatinya.

Elu lupa siapa Clara? Dia itu kan iblis betina. Pasti dia punya banyak cara buat bongkar semuanya! ucap sisi hatinya lagi.

"Ah, udahlah!" ucap Dito marah dan segera mengenyahkan perdebatan kecil di dalam hatinya.

Masih dengan kekesalan yang membakar dirinya, Dito melajukan motornya dengan kencang meninggalkan sekolah juga Clara begitu saja. Gadis itu menatap marah pada kepergian Dito dari lantai dua kelasnya.

"Kamu salah karena udah berani nantangin aku, Dito. Mari kita lihat, apa yang bisa aku lakuin buat hancurin kalian berdua?!" ujar Clara penuh seringai licik.

Tanpa menunggu lama, Clara pun menjalankan idenya dimulai dari berjalan menyusuri koridor menuju ruang tata usaha. Dalam hati dia terus mengumpat dan mengutuk Dito juga Alta yang sudah berani berbuat macam-macam dengannya.

"Lo lihat Alta. Gue akan bikin lo jadi pecundang karena merebut apa yang seharusnya jadi milik gue!" ucap gadis itu dengan sangat geram.

Sampai di ruang tata usaha, Clara segera menuju salah satu komputer dan menyalakannya.

BETWEEN YOU & USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang