Bab 20

3.7K 158 4
                                    

PADA petang yang indah ini, Putri hanya melepak di taman permainan yang kerap dikunjunginya. Di sini dia akan berasa tenang apabila melihat kanak-kanak yang sedang bermain. Rasa macam teringin nak jadi kanak-kanak semula, sebab kanak-kanak ni tak ada masalah langsung. Hidup diorang hanya bermain dan enjoy je dengan kengkawan.

Bila dan jadi dewasa, macam-macam kena tanggung. Kena kerja, cari duit, semua benda kena tanggung sendiri. Hmm... Biasa lah... Lumrah hidup, tak gitu?

Putri mendengus lembut, matanya dilarikan ke arah seorang budak lelaki yang terduduk di atas tanah. Budak itu sedang menangis! Mata Putri memandang sekeliling, mana mak dan ayah budak ni? Kening Putri berkerut, takkan budak ni datang sorang-sorang kot. Putri terus bangun dari duduknya dan menuju ke arah budak tersebut. Sampai di hadapan budak tu, Putri duduk mencangkung.

"Hey, kenapa adik menangis ni?" soal Putri sambil mengusap kepala budak tu.

"Isk, Isk.. Kaki aye akit... isk, isk.." tersedu-sedan budak tu menangis.

"Oo.. kaki adik sakit ye? Sakit kat mana? Meh sini akak tengok."

Lalu budak tu menunjukkan kakinya yang sudah merah. Putri pula memegang kaki budak lelaki itu dengan lembut sambil mengusap perlahan-lahan. Mana boleh kasar-kasar dengan budak, kan?

"Hmm... sikit je ni, tak berdarah pon. Adik kena kuat sikit, adik kan lelaki. Hurm.. Nama adik siapa?"

"Nama aye Fahmi."

"Oo.. Fahmi... Hmm, sedap nama Fahmi. Ermm... Nama akak Putri." kata Putri sambil senyum.

"Ooo... Hmm... syedap nama kakak." balas Fahmi dengan pelatnya. Putri pula tersenyum mendengar kata Fahmi.

"Fahmi datang dengan siapa? Kenapa main sorang-sorang dekat sini? bahaya tau, nanti orang jahat tangkap Fahmi macam mana?" soal Putri dengan risau.

"Fahmi atang dengan abang... Tadi dia ada, sekarang dia takde." terangnya. Putri mengangguk faham. Baru saja Putri hendak membalas, dia terdengar orang memanggil nama Fahmi.

"Fahmi!" laung satu suara garau. Bunyi derap tapak makin hampir dengan Putri. Entah kenapa Putri berasa gementar saat ini. Rasa macam kenal suara tu, tapi tak tau dekat mana. Putri masih lagi membelakangi lelaki tersebut. Putri agak itu mesti abang kepada Fahmi.

"Eh, abang! Abang pegi mana tadi? Kenapa tinggal Fahmi sorang-sorang?" soal Fahmi kepada abangnya.

"Sorry Fahmi, abang pergi toilet kejap tadi. Sorry, sorry..."

"Kakak! Ni lah abang Fahmi." Putri terus bangun dari cangkungan dan memusingkan badannya untuk menghadap abang kepada Fahmi. Alangkah terkejutnya Putri apabila melihat siapa abang Fahmi. It's Ezrul!

Ezrul juga terkejut melihat Putri, terkaku dia seketika.

"Abang, kakak ni la tolong Fahmi tadi. Dia la yang tolong tengokkan kaki Fahmi tadi. Nama dia kak Putri. Kak Putri! Ni la abang Fahmi. Nama dia abang Wan." celoteh Fahmi. Mulut dia tak reti diam dari tadi. Pot pet pot pet...

Dahi Putri berkerut mendengar panggilan Fahmi terhadap Ezrul "Abang Wan?"

"Ha'ah, abang Wan." Fahmi mengiakan kata Putri. Putri sudah buat muka pelik.

"Dia memang panggil aku abang Wan, cause my last name is Zakwan." terang Ezrul.

"Oh!" Putri mengangguk mengerti. Kemudian mereka terdiam seketika.

"Err... Okaylah! Aku balik dulu. Bye!" kata Putri cepat-cepat. Tak betah dia duduk lama-lama di sini.

EH? MAMAT NI LAGI!Where stories live. Discover now