Bab 18

3.6K 150 0
                                    

MALAM itu, pada pukul 10 malam, Putri sudah tiba di tempat yang dijanjikan. Di siti itu, terdapat banyak mat motor atau lebih tepat sampah masyarakat!

Putri mencari kelibat Ezrul di kalangan orang ramai itu. Sedang dia leka mencari, ada satu suara menyapanya daripada belakang.

"Haa... Dah sampai pon minah mulut laser ni!" kata Ezrul yang sedang bertenggek di atas motornya.

Putri pula terus datang menghampiri Ezrul. Dia sudah bersiap sedia untuk kerjakan si Ezrul ni.

"Hmm... Berani kau datang sini erk?" soal Ezrul dengan kerek.

"Huh! Kau ingat, aku ni penakut macam kau ke?" soalan Putri yang agak pedas itu sudah membakar hati Ezrul.

"Eee!! Menyirap pulak aku tengok kau ni. Eh, Iqmal, Ejaz, korang pegang dia!" arah Ezrul.

Putri yang terkejut dengan kehadiran Iqmal dan Ejaz tidak sempat berbuat apa-apa. Akhirnya, kedua-dua lengan Putri dipaut kemas oleh mereka berdua.

Putri cuba untuk melepaskan pegangan yang kemas itu, namun ia gagal. Putri melihat Ezrul di hadapan sudah bersiap sedia untuk menumbuknya. Cuak Putri dibuatnya, tanpa sempat berbuat sesuatu, perut Putri sudah ditumbuk oleh Ezrul.

Tertunduk Putri menahan perit, terbatuk-batuk dia dibuatnya.

"Haha! Rasakan! Baru kau kenal aku ni siapa!" kata Ezrul.

Tak cukup dengan tumbukkan, dia menampar pipi Putri pula. Putri mengerang kesakitan, dia dapat rasakan ada cecair yang mengalir di tepi bibir. Darah!

Dalam kesakitan, Putri mengangkat kepala dan memandang tajam ke arah Ezrul. Ezrul dan kawan-kawannya tersenyum sinis.

Dengan rasa geram, Putri menendang kaki Iqmal di sebelah kirinya. Dan pegangan Iqmal terlepas, Putri mengambil peluang ini untuk menumbuk Ejaz yang berada di sebelah kanannya. Terdorong dia ke belakang.

Ezrul yang kelihatan tergamam dipandang dengan penuh rasa benci. Kemudian, dengan sekuat hati Putri menendang perut Ezrul. Terduduk Ezrul akibat tendangan itu.

Putri menghampiri Ezrul yang terduduk di jalan tar. Dia menggenggam kolar baju milik Ezrul dan Putri menumbuk mukanya.

"Ini! Balasan untuk kau sebab kau tumbuk aku!" jerit Putri dengan kuat.

Kemudian, Putri menyambung untuk menumbuk Ezrul. Tetapi, pergerakannya terhenti apabila ada tangan yang memegang lengannya kembali. Dan kali ini, Putri takkan biarkan. Dia menendang kaki Ejaz yang seperti ranting kayu itu. Akhirnya, terlepas juga pegangannya.

Iqmal yang ingin menyerang Putri dari belakang terus terjatuh apabila Putri mengelak dan menyelitkan kakinya.

"Aku dah cakap! Jangan main-main dengan aku! Nahas korang aku kerjakan!" marah Putri. Dia terus berlalu ke motornya dan terus memecutkan motornya.






SELEPAS pergaduhan itu, Putri tidak terus pulang ke rumah. Sebaliknya, dia menyinggah di kedai makan.

Putri tidak mahu Zarra dan Nabilah melihat keadaannya sebegini rupa. Putri cuba menyentuh luka di mulutnya, Auch! Memang sakit! Rasa macam nak menangis pon ada... Putri mengeluh, dia masih geram dengan perbuatan Ezrul dan rakannya.

'Huh! Lepas ni, jangan kau berani tunjuk muka kau depan aku lagi! Kalau tak, nahas kau aku kerjakan!' marah Putri dalam hati.

Sedang Putri leka bermain dengan telefonnya, tiba-tiba dia merasa ada orang yang duduk di hadapannya. Putri mengangkat kepala, dan dia terkedu. Dengan pantas dia menutup luka di bibirnya.

EH? MAMAT NI LAGI!Where stories live. Discover now