Bab 23

3.7K 147 5
                                    


5 Tahun Kemudian...

     JAM loceng Putri berbunyi menandakan sudah pukul 6:00 pagi. Putri merenggangkan badannya untuk menghilangkan rasa lenguh.

    Dia kemudian turun dari katil dan menuju ke tempat penyangkut tuala. Dia mencapai tuala lalu disangkutkan di bahunya sambil berjalan menuju ke bilik air.

    Tok! Tok! Tok! Bunyi ketukkan pintu. "Putri, bangun solat subuh." laung Zarra yang berada di luar bilik.

    "Ye, ye... Aku dah bangun dah!" laung Putri yg berada di depan pintu bilik air.

    Kemudian dia masuk ke bilik air untuk membersihkan diri dan mengambil wuduk.

     Selesai solat subuh, Putri bingkas bersiap untuk pergi ke kerja. Dia mengenakaan blaus separas peha berwarna pink cair dan seluar palazo berwarna putih. Selendang putih diambil lalu dililit di kepala. Putri membelek dirinya di cermin, hmm... Not bad! Kemudian dia menyembur minyak wangi Victoria Secret di baju. Hmm, wangi! Done! Simple!

     Putri keluar dari biliknya dan menuju ke pintu rumah.

   "Eh Putri, mai makan dulu. Aku dah masak ni." kata Nabilah sambil meletakkan roti bakar di atas meja makan.

    Putri tersenyum lalu berjalan ke meja makan. Dia meletakkan handbagnya di kerusi sebelah.

   "Zarra mana?" soal Putri sambil makan roti bakar.

    "Ada dalam bilik tu. Tengah siap nak ke taska la tu." kata Nabilah sambil menanggalkan apron. Dia kemudian duduk menyertai Putri.

    "Ohh..." Putri mengangguk.

    Selesai makan, Putri berlalu ke sinki dan membasuh pinggan. Kemudian dia berlalu ke meja semula dan mencapai handbagnya. "Okaylah, aku gerak dulu." kata Putri.

    "Ha ok. Bawak motor elok²" pesan Nabilah.

   "Okay!" Putri terus keluar dari rumah.

    Apabila tiba di tempat letak motor, Putri menyarungkan jaket motornya.

    Baru sahaja Putri ingin menyarungkan helmet, ada satu suara menyapanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


    Baru sahaja Putri ingin menyarungkan helmet, ada satu suara menyapanya. "Assalamualaikum Putri."

    Putri menoleh memandang gerangan yang memberi salam. Oh! Amar rupanaya... "Waalaikumsalam, Amar."

   "Baru nak pergi kerja ke?" soal Amar ramah.

   "Haah, baru nak gerak. Awak tak kerja ke hari ni?" soal Putri pula.

   "Kerja... Ni nak pergi la ni." jawabnya.

   "Ouh... Kalau macam tu, saya gerak dulu lah. Takut lambat pulak." kata Putri lalu menyarungkan helmet.

EH? MAMAT NI LAGI!Where stories live. Discover now