Act 01 : City Of Speed (Part 3)

94 6 0
                                    

"Drafting? Apa itu?" Nadia menaikan sebelah alisnya, yeah patut saja jika dia tidak paham.

"Eh etoo.. aku juga tidak terlalu mengerti. Intinya adalah, kita memanfaatkan mobil di depan sebagai 'pemecah angin'. Jadi mobil kita tidak menerima impact yang terlalu besar karena angin dan lebih mudah mencapai top speed. Teknik ini sering digunakan dalam dunia balap pro seperti Nascar."

"He... aku sama tidak mengerti, t-tapi sepertinya kau cukup paham dengan hal - hal seperti ini ya, Dhanni?" Timpal Nadia.

Dhanni menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "Tidak juga, jika orang - orang di Fortuna atau om Dian dan kak Sandy mendengarnya pasti mereka akan menertawakanku," Dhanni mendecih, "Ck, cuma membayangkan wajah tertawa mereka saja aku sudah kesal."

Di tengah percakapan santai seperti ini, Dhanni tetap bisa menjaga konsentrasi dan stabilitasnya untuk terus mengimbangi FTO Bobi dan bahkan jarak diantara mereka berdua semakin menyempit. Kecepatan kedua mobil itu telah mencapai di angka 200 Km/h dan sepertinya Bobi sudah mulai terdesak dan kehilangan konsentrasinya.

Kaki kanannya sudah menginjak gas dalam - dalam, akan tetapi Altezza di belakangnya tetap menempel bak magnet padanya. Apalagi mereka sudah mencapai Marka Kilometer-44 yang artinya balapan ini akan segera berakhir.

'Sialan sialan sialan!! Apapun yang kulakukan aku tetap tak bisa menggoyang orang itu?! Tapi tunggu... akhir dari balapan ini adalah jalan keluar menuju Bukit Graha, jalan itu berbentuk 'U' yang artinya dia tak akan bisa berbelok dengan kecepatan tinggi! Yosh!!! Kalau begitu disanalah FTO GPX ku akan beraksi, aku pasti akan mengalahkanmu, Dhanni Narendra!!'

Bobi sudah memikirkan rencananya untuk mengakhiri semua ini. Dalam dunia otomotif, mobil FF lebih dikenal memiliki sifat alami untuk cenderung 'understeer' dan mobil FR dengan sifatnya yang cenderung mudah mengalami 'oversteer'. Namun, bagi pengemudi yang cukup berpengalaman mengendarai mobil FF akan lebih mudah memasuki tikungan dengan kecepatan tinggi karena sifat alaminya nasih bisa diakali dengan teknik akselerasi yang baik.

FTO GPX silver mulai mendekatkan diri ke sisi jalan bagian kanan. Dhanni yang melihat ini juga kembali mengikuti setiap pergerakan Bobi agar terus mendapat efek dari drafting hingga tiba saatnya melakukan serangan balik. Marka jalan yang menunjukan arah keluar ke Bukit Graha sudah mulai terlihat, dan Bobi Sadana juga telah menyunggingkan senyuman lebar penuh kemenangan.

"Aku adalah pemenangnya!!!" Seru Bobi sembari membanting stirnya ke arah kiri menuju Jalan Keluar Tol menuju Bukit Graha dengan kecepatan 120 Km/h.

Tapi... di sepersekian detik sebelum mereka berdua mencapai ke belokan tersebut. Dhanni Narendra mulai melakukan serangan balasan. Dengan segera ia menyalip FTO Bobi dari luar hingga mobil mereka bersisian satu sama lain. Berkat Bobi yang telah terlebih dahulu menguruangi kecepatan untuk memasuki tikungan, Dhanni yang kakinya masih setia menginjak pedal gas. Tentu saja pengemudi mobil FTO itu membelakkan matanya karena tidak percaya akan apa yang dilihatnya.

"D-Dhanni..."

"Hm? Ada apa?"

"Ki-kita sedang menuju ke tikungan tajam, kan? L-lalu kenapa kita tidak menurunkan kecepatan?"

"Kenapa? Tentu saja agar kita tidak kalah.."

Jawab Dhanni seolah itu bukanlah hal yang penting. Tangan kanan yang berada di kemudi dan tangan kiri yang berada di shift knob sudah mulai bergerak layaknya maestro yang akan memulai orkestranya.

'D-dasar bodoh!? Dengan mobil stock seperti itu kau tidak akan bisa melakukannya!!! Dasar bajingan gila!!'

Dengan kecepatan kurang lebih 100 Km/h Altezza yang dikemudikan oleh Dhanni memasuki tikungan dengan teknik 'drift' yang cukup sempurna. Meskipun sudut kemiringannya tidak terlalu besar, ia bisa mengatur agar bagian depan mobil tetap dekat dengan dinding batas Jalan Tol dengan jarak kurang lebih 10 cm. Bobi yang dari awal memilih jalur dalam untuk berbelok pun terblokir oleh Altezza di depannya. Suara decitan ban dan kepulan asap mencuat dari ban belakang seolah merupakan sebuah orkestra yang di eksekusi oleh Dhanni.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang