Act 01 : City Of Speed (Part 1)

193 4 0
                                    

Matahari mulai menyingsing di ufuk timur menandakan segala kegiatan dan aktivitas manusia di hari ini akan segera dimulai. Walaupun ada beberapa manusia lainnya yang sudah mulai beraktivitas jauh sebelum matahari mulai bersinar.

Begitu juga aktivitas di sebuah toko sekaligus bengkel balap berukuran sedang yang di atas pintu masuknya terpampang jelas tulisan Fortuna Speed Shop. Di depan bengkel terparkir dengan rapi beberapa mobil sport yang nampak sudah dimodifikasi dengan mesin yang sudah di tuning ke potensi optimum mereka.

Termasuk 3 mobil yang terpakir di lahan khusus parkir staff dan karyawan bengkel yang terlihat tidak awam bagi mobil perusahaan. Yang pertama adalah Lancer Evolution VI GSR '00 warna hitam dengan velg yang diberi warna kuning, lalu yang kedua adalah Skyline GT-R R34 V-Spec II '02 warna silver metalik dengan velg berwarna putih, dan yang terakhir sekaligus ketiga adalah M3 CSL '04 warna silver metalik dengan velg berwarna putih juga.

Sekali lagi, meskipun terlihat tidak awam bagi mobil karyawan. Namun, melihat kendaraan yang keluar dan masuk tempat ini sepertinya itu adalah hal yang lumrah.

"Jadi, bagaimana? Apa kau bisa mengalahkannya kali ini, Dhanni?" Seorang pria berusia 30-an dengan sebuah cengiran dan rokok yang menggantung di bibirnya. Di baju kerja orang itu terdapat tulisan 'Owner/Manajer' yang artinya dia adalah pemilik bengkel ini.

"Hah~.. belum, skillku masih jauh di bawah kak Sandy. Dan lagi om Dian, bisakah kau hilangkan cengiran itu?! Membuatku kesal saja!" Timpal seorang remaja berambut undercut yang disisir belah pinggir yang kini telah memasang ekspresi wajah masam sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apanya yang skill masih jauh? Jangan suka merendah seperti itu, bisa membuntutiku sedekat itu sudah jadi pencapaian tersendiri. Jadi banggalah, sedikit," sambut seorang lagi yang nampak sedikit lebih dewasa dari Dhani yang diketahui bernama Sandy.

"Hah~, mau gerakan atau teknik apapun yang kulakukan kau selalu bisa mengunggulinya bersama GT-R mu dengan mudah."

"Hm, Dhanni. Aku mau tanya sudah berapa lama kau dan Sandy bergabung dengan Fortuna Speed?"

"He? Ada apa tiba - tiba bertanya seperti itu," Dhanni menaikan sebelah alisnya, "..yeah, jika tidak salah mungkin empat tahun."

Sang manajer membuang rokoknya kelantai dan kemudian menginjaknya, "Dan dalam waktu selama itu apa kau belum juga paham apa kelemahanmu?"

Ucapnya seolah memberi teka - teki pada Dhanni. Dhanni tentu saja hanya bisa menggaruk kepalanya bingung soal apa yang sedang dibahas omnya ini.

"Ayolah om Dian, sebenarnya apa yang ingin kau katakan."

"Tidak ada, tapi besok sabtu aku ingin kau dan Sandy untuk datang ke ring pagi - pagi sekali." Perintah pria yang ternyata bernama Dian itu lalu tersenyum kecil seolah sedang menyembunyikan sesuatu dari Dhanni.

"Ada sesuatu yang aku ingin kau lakukan."

Dhanni mendecih karena merasa Dian dan Sandy menyembunyikan sesuatu darinya. Sandy hanya tersenyum dan mengangguk kecil seolah mengerti apa yang dimaksudkan oleh Dian. Karena kesal Dhanni lalu memilih untuk pergi karena kebetulan angka pada jam telah menunjuk angka 8 tepat yang artinya kuliahnya akan dimulai 30 menit lagi. Dengan langkah malas ia mengambil tasnya dan lalu berjalan kedepan bengkel dan lalu...

Melambaikan tangannya untuk menghentikan taksi yang lewat. Dian dan Sandy hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepala mereka pelan.

"Hehh... Dhanni.. kau ini, punya mobil hebat asal Jerman dengan ratusan tenaga kuda dibawah kapnya dan lebih memilih naik taksi untuk berangkat kuliah? Ya ampun." Komentar Dian yang tentu tak didengar dan meskipun terdengar hanya akan diabaikan oleh Dhanni.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang