"Semua pengenudi bersiap!!!" Teriak seorang yang sepertinya bertindak sebagai pemberi aba - aba dalam balapan ini.
Dengan kaki kanan di pedal gas dan kaki kiri di pedal kopling, Sandy dan Eko mulai menggeber - geber mobil mereka berdua. Suara raungan dari mesin berkode RB26DETT dan RB-X GT-2 ditambah bunyi letupan yang keluar dari knalpot setiap mereka melepas pedal gas menjadi sebuah musik yang membuat penonton semakin menggila.
"Ayo Eko kalahkan penipu itu!"
"Buktikan kalau SSC adalah tim terkuat di Sigar Bencah Pass!"
"Cepatlah mulai kami sudah tidak sabar!!!"
Teriakan dari para penonton saling menyahut meminta agar sang pemberi aba - aba segera memulai balapan. Sang pemberi aba - kemudian menoleh ke arah Sandy dan Eko, meminta konfirmasi akan kesiapan mereka
Ia mengangkat tangan kanannya ke udara. "Pengemudi siap!!! Hitung mundur dalam lima!... empat!... tiga!... dua!... satu!... GOOO!!!" sambil berteriak ia mengayunkan tangannya.
Eko dan Sandy melepas injakan di pedal kopling mereka, dan dalam sepersekian detik saja tenaga dari mesin monster mereka langsung membuat keempat roda dari GT-R R34 dan 400R R33 itu spin out selama beberapa saat sebelum akhirnya kedua mobil itu melesat meninggalkan garis Start.
400R milik Eko langsung unggul dengan jarak sekitar 3 meter di antara mobilnya dengan mobil Sandy. Memang terdengar sedikit, namun jika Sandy meremehkannya maka ia mungkin bisa kalah dalam balapan ini.
Masuk ke gigi-2, kedua monster itu sudah menyentuh angka 90KM/h. Mereka pun segera dihidangkan belokan pertama dalam jalur ini, sebuah belokan ke kiri yang tidak terlalu tajam. Eko dan Sandy tidak perlu menginjak rem untuk melewati belokan ini, hanya dengan mengangkat sedikit kaki mereka dari pedal gas sudah cukup untuk melewati belokan ini.
Eko segera melakukan gerakannya dengan memanfaatkan mobilnya yang berada di sisi dalam lintasan ditambah posisinya yang sekarang lebih unggul. Ia segera memotomg jalur dalam untuk Sandy sehingga pemuda itu sekarang dengan berat hati harus mengurangi kecepatan dan berada di posisi kedua.
"Cih, dari awal sudah langsung menyerang. Mata sipit itu sepertinya tidak main - main," gumam Sandy yang kini tengah menjaga jarak mobilnya yang kini hanya sekitar 1 meter dari bemper belakang 400R berwarna kuning itu.
Setelah keluar dari belokan tumpul itu keduanya kembali membejek gas mereka untuk memacu mobil mereka. Namun itu tidak bertahan lama, karena sekarang mereka telah dihadapkan tikungan 'hairpin' pertama yang harus mereka lalui. Turun dari gigi-2 ke gigi-1, memanfaatkan sistem AWD dan ATTESA-ETS di mobil mereka, Eko dan Sandy melibas tikungan ini dari jalur dalam dengan kecepatan 50KM/h.
Keluar dari tikungan Eko kembali menginjak pedal gasnya dalam - dalam untuk menambah jaraknya dari Sandy. Akan tetapi Sandy sendiri juga tak mau kalah dengan terua membayangi Eko dengan jarak diantara mereka bersua yang belum berubah sedikit pun.
Jarum speedometer mereka terus menanjak melewati angka 95KM/h. Setiap kali RPM yang dibutuhkan turbo mereka untuk spool telah terpenuhi, tenaga yang dihasilkan dari boost langsung memberikan tenaga untuk kedua mobil mereka semakin melesat.
Belokan kedua sudah terlihat, yaitu sebuah tikungan ke kiri yang cukup tajam dengan sudut mendekati 90 derajat. Dengan teknik slow-in fast-out Eko mengurangi kecepatannya dari 90KM/h ke 40KM/h, dari jalur luar ia langsung berbelok ke kiri menebas jalur dalam menggunakan teknik mengemudinya yang ciamik.
400R berwarna kuning cerah itu sekilas memang nampak sangat hebat, akan tetapi R34 berwarna silver metalik yang sekarang mengejarnya pun juga tidak bisa dianggap remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)
Novela JuvenilBerlatar sebuah kota bernama Galamadya di Indonesia yang menjadi pusat 'Motor Sport' Asia Tenggara setelah mengalami revolusi industri. dua orang saudara asal Semarang, Dhanni Narendra dan kakaknya Sandy Wardhana, datang dengan tujuan berdiri di pu...