Spot penonton di Hairpin terakhir...
Spot ini pastinya sudah pasti dipenuhi penonton gallery yang penasaran dengan gerakan terakhir yang akan dikeluarkan oleh pembalap dari SSC dan FRD. Ada sebagian dari mereka yang memperhatikan dengan seksama, ada sebagian yang sudah menyiagakan kamera ponsel mereka..
..dan ada juga yang hanya melihat dengan santai.
"Dari semua spot menonton ini adalah yang terbaik karena di titik inilah kemampuan sebenarnya dari kedua pengemudi itu terlihat," ucap seoramg pemuda berwajah supel yang diketahui bernama Raka Dwicahyo.
"Tentu saja! Apalagi di balapan yang intens seperti ini. Walaupun pembalap sudah mengeluarkan semuanya di lintasan, tetap saja di balapan Touge semuanya akan ditentukan di tikungan terakhi," seorang pria yang berusia sekitar 26 tahun menyahut, yang diketahui bernama Kukuh Lumantara.
"..yah walaupun kalau aku boleh jujur aku ingin FRD yang memenangkan balapan ini."
"Hm? Kenapa kau bilang begitu? Menurutku Commodore SS itu memiliki posisi kuat disini. Teknik Late Braking miliknya juga cukup hebat."
Raka menaikan sebelah alisnya, yang kemudian hanya disambut sebuah kekehan oleh Kukuh, yang membuat Raka semakin bingung.
Lalu kemudian, Eko menyeringai. "Yah, kalau kita mengalahkan tim yang baru saja mendapatkan kemenangan beruntun. Bukankah itu akan membuat kita terlihat lebih hebat?" Tukasnya.
Raka sempat mendelik namun segera paham yang dimaksudkan oleh Kukuh dan membalas seringainya. "Tentu saja, betapa beruntungnya kita, cuma kerja sebentar kita akan bisa menuai hasil yang sangat besar bagi Kukuh Racing Tech.."
Beralih dari percakapan Kukuh dan Raka
Seorang pemuda kekar berambut pirang berdiri dengan ekspresi tidak senang sambil menggurutu. Ia menggurutu dengan agak keras hingga orang - orang dapat mendengarnya, akan tetapi melihat lengan berotot pemuda itu oranh - orang di sekeliling pun jadi tak mau menegurnya.
"Si Rado sialan, apa yang dia pikirkan dengan mengirimku kemari untuk menonton pertandingan tim si pengkhianat itu?! Benar - benar lawakan yang tidak lucu!" Ungkap pemuda itu, Ade Kurniawan.
Walaupun dirinya terlihat tidak suka dan terus menggerutu, kakinya tetap tak bisa meninggalkan itu. Itu karena rasa penasaran telah menyelimuti Ade untuk melihat akhir dari balapan ini.
'Tapi... Aku juga penasaran apa yang akan dilakukan oleh adik si pengkhianat itu. Rado bilang pasti akan ada kejadian yang menarik tapi sampai saat ini aku belum melihat apa yang menarik! Tapi kenapa... Kenapa aku tidak bisa mengumpulkan cukup niat untuk meninggalkan tempat ini? Apa ini karena perintah Rado? Benar! Ini pasti karena perintah Rado. Lagipula kau tidak bisa membantah perintah dari orang yang berada di atasmu...'
Ade tersenyum, "Yah, lagipula aku juga ingin melihat dengan mata ku sendiri apa yang bocah naif itu bisa lakukan setelah umpan itu dilepas."
Tak berselang lama bunyi deru mobil dan suara decitan pun terdengar semakin mendekat. Semuanya langsung mengalihkan pandangan mereka pada jalan masuk tikungan untuk melihat siapakah yang memasuki tikungan lebih dulu.
Dan betapa terkejutnya mereka semua...
Ketika melihat Commodore SS dan M3 CSL memasuki tikungan secara bersisian...
Di jalan yang mungkin cuma memiliki lebar 7-8 meter kedua mobil itu bersisian dengan Commodore masih dalam posisi memimpin karena moncongnya yang belum tersalip.
Tiba - tiba suasana menjadi hening, hampir seluruh orang yang ada disana menahan napas mereka. Itu disebabkan oleh M3 CSL silver metalik yang baru saja melakukan suatu gerakan untuk menyalip Commodore SS itu di tikungan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)
Fiksi RemajaBerlatar sebuah kota bernama Galamadya di Indonesia yang menjadi pusat 'Motor Sport' Asia Tenggara setelah mengalami revolusi industri. dua orang saudara asal Semarang, Dhanni Narendra dan kakaknya Sandy Wardhana, datang dengan tujuan berdiri di pu...