"Kau ingin membantu kami saat sedang menyetel mobil? Bukankah kau sudah melakukannya tiap hari?" Ujar Dhanni mengenai permintaan Kartiko padanya.
Yap! Permintaannya adalah untuk ikut melihat atau membantu ketika Dhanni dan kawan - kawan sedang menyetel M3 CSL dan Skyline GT-R R34 senjata andalan Fortuna Racing Division.
Sebenarnya itu juga bukan permintaan yang aneh. Mengingat setiap kali FRD akan melakukan setting Dian pasti menyuruh Kartiko untuk pulang lebih awal.
"Bukan mobil pelanggan. Tapi mobil kak Dhanni dan kak Sandy! Hanpir dua bulan aku magang disini dan belum sekalipun melihat kedalam kap mesin kalian," sahut Kartiko, wajahnya menunjukan ekspresi penuh harap.
Dhanni mengingat kembali alasan Dian yang tidak memperbolehkan Kartiko ikut menyetel M3 miliknya. Yaitu adalah khawatir kalau ternyata si pegawai magang itu merupakan mata - mata bengkel lain.
"Hmmm... Baiklah, aku akan membicarakannya dengan yang lain."
"Benarkah? Yay! Akhirnya aku bisa ikut melihat keajaiban yang kalian letakan di bawah kap - kap mesin itu."
"Apa yang kau katakan? Tidak ada yang spesial, kok. Hanya ada seonggok mesin disana. Tapi sabar, kita baru akan melakukan setting setelah tutup."
"Aku mengerti."
Jam berputar dengan cepat. Waktu yang semula menunjuk pukul 10 pagi. Kini telah bergeser ke pukul 8 malam.
Hampir semua mobil pelanggan telah selesai kecuali yang memang sengaja 'menginapkan' mobilnya untuk servis besar atau semacamnya.
Dian juga sudah memberi tahu para pelanggannya kalau malam ini Fortuna akan tutup lebih awal karena ada keperluan mengenai tim balap Fortuna Racing Division.
Dan begitulah, pintu besi yang biasanya menutup seluruh gerbang Fortuna kini telah menutup sebagian dan hanya menyisakan celah untuk lewat satu mobil. Di depan gerbang juga telah terpampang tulisan tutup meskipun seluruh lampu di dalam masih menyala dengan terang.
"Jadi.. kenapa Kartiko masih ada disini?" Yang pertama kali menanyakan itu adalah Sandy.
"Sekali juga tidak apa, kan? Kita juga bisa membuatnya membantu hal - hal kecil," jawab Dhanni. "..aku juga tidak yakin kalau dia adalah mata - mata dari bengkel lain."
"Hmmm... Baiklah baiklah. Begini ya Kartiko, kami akan membiarkanmu untuk melihat dan membantu. Dengan catatan, kau tidak boleh mengatakan apapun soal performa mobil, setting, atau apapun itu terhadap orang lain, oke?"
Sandy memberikan syarat yang menurutnya cukup simpel dan mudah. Seperti biasa Kartiko langsung menganggukan kepalanya tanda setuju. Pemuda itu kemudian melirik ke arah Dian yang tengah merokok dan mendapat tanda persetujuan darinya.
Sandy menghela napas. "Oke, kalau begitu mari kita mulai. Dhanni! Kau yang bertanggung jawab atas Kartiko, lho!!"
"Iya iya aku paham!"
Mereka pun mulai melakukan pemeriksaan terhadap mobil Sandy dan Dhanni. Dimulai dari meminta pendapat dari kedua pengemudi itu soal apa yang mereka rasakan dari mobil mereka. Kemudian baru melakukan perawatan rutin seperti servis dan semacamnya.
Kap dibuka. 2 mesin Inline-6 buatan Jerman dan Jepang segera mendapat pemeriksaan dari Rudi dan Tris. Pertama adalah S54 milik M3 CSL Dhanni.
"Yap! Cuma perlu ganti oli. Dari awal memang kau jarang menggunakan mobilmu untuk berpergian sih. Tapi apa ada hal yang ingin kau konsultasikan?" Tanya Rudi.
"Mungkin itu, bisa kak Rudi dan kak Tris memeriksa sub-framenya? Aku sempat melakukan aksi keras di Sigar Bencah kemarin. Aku takut kalau bagian itu tiba - tiba retak," timpalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)
Fiksi RemajaBerlatar sebuah kota bernama Galamadya di Indonesia yang menjadi pusat 'Motor Sport' Asia Tenggara setelah mengalami revolusi industri. dua orang saudara asal Semarang, Dhanni Narendra dan kakaknya Sandy Wardhana, datang dengan tujuan berdiri di pu...