Act 10 : Why So Serious? (Part 3)

40 2 0
                                    

"Nah, Om Dian, apa kita sudah tahu kapan Car Meet di Sigar Bencah dimulai?" Tanya Dhanni, yang kini tengah melakukan perawatan pada sebuah 300C '05 berwarna hitam metalik.

Dian tersemyum, "Yah, santai saja dulu. Nanti kalau postingannya sudah muncul kau kan juga akan tahu. Tapi omong - omong ada apa denganmu Dhanni? Kau menjadi lebih emosional dari sebelumnya," ungkapnya.

"Tidak ada apa - apa, cuma masalah kecil," ekspresi Dhanni berubah menjadi suram kembali.

"Alah bohong, kalau tidak apa - apa kenapa wajahmu berubah seperti itu? Apa kau sedang datang bulan atau bagaimana?" Tris yang lewat dan mendengar obrolan Dian dan Dhanni, ikut menimpali.

"..tapi omong - omong,  anoo~.. Kartiko, bisakah kau kesini sebentar?"

"Hm? Ada apa, kak Tris? Apa kau perlu sesuatu?"

Kartiko segera menghentikan kegiatannya dan kemudian berjalan ke arah Tris. Kemudian Tris terlihat membisikan sesuatu pada Kartiko, yang membuat remaja itu mengangguk - anggukan kepalanya. Dan kemudian melirik ke arah Rudi dengan tatapan curiga.

"Benarkah itu? Menurut pandanganku orang seperti kak Rudi itu adalah jenis manusia yang normal - normal saja," tukas Kartiko, yang tidak sepenuhnya yakin dengan Tris.

Merasa sedang dibicarakan, dengan kesal Rudi berjalan ke arah Tris dari belakang dan kemudian....

'S-si kampret itu?! Mau sampai kapan dia membahas hal itu, sial! Akan kuberi pelajaran dia!'

Sebuah tinju melayang ke ubun - ubun remaja jomblo itu yang langsung membuatnya memekik kesakitan dan melompat untuk mengambil jarak dari Rudi. Sambil mengusap - ngusap kepalanya ia berkata.

"K-Kartiko! Cepat jauhi dia! Atau lubang pantatmu akan dihajar olehnya!"

"Bajingan ini kalau bicara seenaknya saja!! J-jangan dengarkan dia Kartiko, dia hanya sedang melampiaskan rasa depresinya saja karena belum punya pacar sampai sekarang. Ditambah lihat, ini adalah malam minggu! Aku yakin depresinya sudah memuncak sekarang."

"Kampret! Itu lebih baik daripada menjadi gay sepertimu!!"

"ARRGGGG CELENG BERISIK, BISA PADA DIAM APA TIDAK??!!!"

Teriakan Dhanni menghentikan keributan yang ditimbulkan oleh Tris dan Rudi, mereka berdua membalas dengan ekspresi yang seolah berkata 'Iya, baiklah tuan' dan kemudian kembali mengerjakan apa yang sebelumnya diri mereka kerjakan.

Sementara Kartiko, hanya bisa celingak - celinguk kesana kemari karena bingung apa yang sebenarnya terjadi, "..aku benar - benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang." Ucapnya.

"Hahaha~ hiraukan saja mereka Kartiko, begini - begini kemampuan mereka sebagai mekanik tetap tidak bisa dianggap remeh. Yeah, meskipun mereka terlihat bodoh di satu sisi. Terutama Dhanni," sahut Sandy yang baru saja selesai menyetel kompresi suspensi sebuah Camaro Z28 '67 berwarna hijau metalik.

Dhanni segera menatap Sandy dengan tajam, "Tolong jangan buat suasana hatiku jauh lebih buruk dari ini, kak Sandy, tolong."

Remaja itu mengatakannya dengan nada yang sangat dalam dan dingin, yang membuat Sandy mengerti bahwa adiknya sekarang memang sedang benar - benar marah. Ia pun mengurungkan niatnya untuk mengusik Dhanni lebih jauh lagi.

"Baiklah baiklah aku mengerti. Tapi omong - omong Dhanni, apa kau sudah mengecek jalur di Sigar Bencah?"

"Yah, sudah. Bisa kubilang jalurnya tidak bisa disebut buruk tapi juga tidak bisa dsebut baik juga."

"Maksudnya?"

"Kondisi aspalnya masih bagus dan rata, selama perjalanan aku tidak merasakan ada getaran yang berlebihan dari permukaan jalanan. Tapi ya itu... Pembatas jalannya benar - benar buruk, bahkan pembatas besi di Rawa Pening lebih baik dari pada disana. Jika kita sampai menghantam pembatas jalan tempat yang kita tuju tidak akan Summit Festa, tetapi alam selanjutnya."

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang