Act 15 : They True Intention (Part 1)

19 0 0
                                    

Di sore yang tenang. Dhanni dan Kartiko sedang berkutat dengan sebuah 330i berwarna silver metalik yang baru saja datang.

Si pemilik sebenarnya hanya meminta untuk diservis dan ganti oli, sesuatu yang bisa dilakukan oleh Dhanni seorang diri.

Akan tetapi karena melihat Kartiko yang tengah menganggur ia pun meminta bantuannya untuk mengerjakan mobil ini. Yah, mau bagaimanapun Kartiko adalah pegawai magang yang tugasnya memang bantu - bantu.

"Haccyuuhh~..."

"Ada apa Kartiko? Apa kau sakit?"

"Tidak, hanya saja tiba - tiba hidungku terasa gatal. Mungkin aku harus segera opname di rumah sakit."

"He? Kau cuma bersin kenapa harus sampai opname? Apa kau terkena TB atau semacamnya?"

"T-tidak juga, tapi aku dengar untuk kesembuhan yang maksimal seseorang harus dirawat di Rumah Sakit."

Dhanni hanya bisa menganga mendengar jawaban Kartiko. 'Polos sekali bocah ini!' itulah yang muncul di kepalanya sekarang. Sebenarnya bukan kali ini saja dia heran.

Sudah ada beberapa kejadian lain yang membuat pegawai Fortuna SpeedShop yang lain menggelengkan kepala heran.

Contohnya adalah ketika ada pelanggan-.. atau lebih tepatnya orang tua dari pelanggan melakukan komplain ke Fortuna beberapa waktu lalu..

"Permisi! Aku ingin bertemu dengan Manajer tempat ini sekarang juga!" Seorang ibu yang mungkin berusia 40 tahunan membentak kasar Kartiko di depan pintu Fortuna.

"Hm? Ingin bertemu pak Dian? Apa anda itu istrinya? Atau mungkin ibunya? Tidak, kalau dilihat dari usia anda pasti bukan ibu pak Dian," balas Kartiko sambil memegang dagunya. Berpikir.

"A-apaan kau ini?! Jangan bercanda cepat panggil bosmu! Aku tahu kalian yang memeras anakku, bukan?! Untuk membeli semua barang untuk mobilnya itu! Kalian pasti berniat membuat anakku menjadi sapi perah, itu pasti!"

Kartiko terdiam, kemudian dirinya mulai menyadari sesuatu. Dia kemudian mengingat - ngingat kemungkinan yang menjadi penyebab kedatangan ibu ini.

'Ah, Ibu ini pasti ingin melayangkan komplain untuk pemilik mobil Tiburon GT tadi. Tapi apa jawaban yang harus kuberikan? Aku tidak menangani komplain pelanggan sebelumnya.. ah! Benar juga, aku tinggal mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.'

Ia bisa menyimpulkan begitu. Karena dalam tenggat waktu 24 jam terakhir hanya 1 pelanggan yang memesan begitu banyak Spare Part Aftermarket begitu juga jasa tuning untuk mobilnya. Sebuah Tiburon GT '01 berwarna biru tua.

Ibu itu menyilangkan tangan di depan dada. "Heh, kalau kau diam sepertinya aku benar. Tidak ada gunanya bicara denganmu. Cepat panggilkan-.."

Sebelum Sang Ibu selesai, Kartiko sudah membuka mulutnya untuk berbicara.

"Kalau anak Ibu miskin, saya sarankan untuk jangan bermain di dunia kecepatan seperti ini," tukas Kartiko pada Ibu itu dengan penuh percaya diri.

Si Ibu hanya bisa menganga karena terkejut. Namun kemudian langsung menggeretakan giginya karena kesal.

Ya, siapa yang tidak kesal kalau tiba - tiba ada orang asing yang memanggilmu miskin. Itu sama saja dengan merendahkan derajat.

"B-bilang apa kau?! Miskin?!!! Eh memangnya kau siapa? Kalau saya mau saya bisa beli seluruh bengkel ini!" Sentak sang Ibu tak mau kalah.

"Kalau begitu kenapa anda protes ketika anak anda menghamburkan uangnya disini? Bukankah anda sangat kaya? Biar saya kasih tahu satu hal. Balapan itu kejam, kalau memang tidak punya uang sebaiknya jangan pernah masuk ke dunia ini. Katakan itu ke anak an-..hmmmmppoohhh!!~" sebuah tangan langsung mendekap mulut kartiko dan menariknya kebelakang.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang