Act 12 : The Ending Move (Part 3)

21 0 0
                                    

Pupil Dhanni membulat, jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Itu disebabkan rasa ketidak percayaannya atas apa yang dirinya lihat sekarang.

'Apa yang kau lakukan?!' teriaknya dalam hati melihat manuver Commodore SS berwarna ungu yang kini berada di depannya.

Dhanni sudah menginjakan kakinya di atas pedal rem untuk mengurangi kecepatan. Sedangkan Satria belum melakukannya, itu membuat Satria bisa menyalip Dhanni dan merebut posisi memimpin.

Tentu saja kepala Dhanni tak bisa menerimanya, itu karena Satria seperti terlambat mengerem dan meluncur ke arah jurang.

Akan tetapi...

Satria menunjukan caranya memasuki tikungan yang sangat luar biasa. Tepat sebelum ia memasuki tikungan barulah dirinya menginjak pedal rem dan langsung melakukan braking drift untuk berbelok.

Drift 4 roda yang sempurna yang membuat Commodore SS ungu itu bisa meluncur dengan mulusnya melewati tikungan.

Dhanni mendecih, dia juga melakukan braking drift untuk melibas tikungan itu, hanya saja ia sedikit lebih lambat dalam memasuki tikungan hingga jarak diantara mereka terpaut agak jauh.

Perasaan merinding mulai menggelitik punggung Dhanni. Pegangannya di kemudi pun juga mulai merasa tidak nyaman. Saat Dhanni mulai merasakan sesuatu yang disebut dengan terancam.

"Kampret, dengan mobil sepanjang itu dia masih bisa bermanuver dengan sempurna. Aku tidak boleh meremehkannya," kedua mata remaja itu menatap Commodore SS yang ada di depannya.

Jarak mereka kini terpaut sekitar 10 meter dari bemper ke bemper. Dan di tikungan berikutnya, sebuah hairpin ke kiri, Satria kembali menunjukan teknik yang luar biasa dalam berbelok dan kembali memperlebar jaraknya dengan Dhanni. Lampu rem menyala, diiringi suara menggerang dan bunyi ban berdecit mengiri Commodore SS dan M3 CSL itu tiap melewati tikungan.

Dhanni kembali menemukan temponya, dengan memperlambat waktu pengeremannya selama beberapa detik setidaknya ia masih menjaga jarak dengan Satria. Para penonton menggila, setiap kali melihat Commodore SS ungu dari SSC melewati tikungan.

"Hebat! Lihat cara Commodore dari SSC itu memasuki tikungan! Mau berapa kalipun aku melihatnya aku selalu saja kagum!"

"Yah, bahkan M3 silver dari FRD yang terkenal tidak berkutik melawannya. Yang seperti ini mana pantas disebut balapan."

"Jangan menyimpulkan terlalu cepat, kita juga belum tahu apa lagi yang bisa dilakukan pengemudi M3 silver itu." Komentar beberapa penonton yang meonton dari ujung setiap hairpin sambil tak lupa merekam tiap momennya.

Satria menguap, dirinya merasa bosan, itu karena siapapun yang melawannya sampai saat ini tidak pernah ada yang bisa menyudutkannya. Terlebih lagi ia juga tak menyukai hal ini dari awal.

"Tidak berguna.... Konyol... Buang - buang waktu..." Itulah kata yang sedari tadi mulutnya gumamkan.

Meskipun begitu Satria  tetap lihai dalam mengontrol pergerakan mobilnya seolah ia menggerakan tangan dan kakinya sendiri. Setiap tikungan hairpin ia lalui begitu saja tanpa masalah dengan kecepatan yang yang luar biasa dan cenderung berbahaya.

Kalau dirinya bisa, ia bisa saja berhenti dan kabur dari balapan. Akan tetapi Satria tak bisa melakukannya karena harus ada tanggung jawab yang ia penuhi...

Sekarang Satria telah mencapai jalur landai terpanjang kedua di lintasan ini. Dari gigi rendah ia langsung menuju ke gigi 4 lalu ke gigi 5 dan memacu kecepatan mobilnya hingga 205KM/h. Sebuah belokan ke kanan mulai terlihat, kakinya mulai menginjak rem dengan halus dan menurunkan kecepatan ke 70KM/h. Masuk dari jalur luar dan keluar di jalur dalam, Satria melaluinya tanpa masalah.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang