Act 02 : Practice Makes Perfect (Part 1)

87 4 0
                                    

"Nah, Sandy. Apa kau pernah berada di kursi penumpang saat Dhanni balapan atau semacamnya?" Tanya Dian sambil memeriksa ruang mesin dari sebuah RX-8 berwarna merah marun.

"Dhanni? Ah sepertinya pernah beberapa kali. Memangnya kenapa om? Aduh, tolong itu kunci pasnya," Timpal Sandy yang sedang berkutat dengan mobil yang sama hanya saja dari bagian bawah ruang mesin.

Dian menjulurkan sebuah kunci pas dari sela - sela ruang mesin yang langsung ditangkap dengan sigap oleh Sandy. Yeah, inilah pekerjaan Sandy dan juga Dhanni di luar jam kuliah yaitu bekerja sebagai pegawai tidak tetap di di bengkel Fortuna. Walaupun sebenarnya tidak bisa disebut sebagai pegawai karena bengkel ini milik om mereka sendiri.

Fortuna Speed Shop, adalah 1 dari sekian banyak bengkel di Galamadya yang menyediakan layanan mulai dari Body Work, Tuning and Maintenance, serta penjualan Spare Parts Aftermarket. Bengkel ini terletak di pinggiran kota namun dekat dengan jalan lingkar utama sehingga masih bisa dicapai dengan mudah dan cepat. Bengkel ini memiliki cukup banyak pegawai yang berpengalaman, karena Dian banyak mengajak 'teman lama'nya untuk bekerja di bengkel ini. Termasuk Sandy dan Dhanni, yang memilih untuk bekerja karena ada alasan tersendiri.

"Hap! Terima kasih. Dan soal Dhanni... bagaimana ya? Dia sepertinya suka sekali mengemudi dengan satu tangan."

Dian menaikan sebelah alisnya, "Satu tangan? Benarkah itu??" Katanya memastikan.

"Itu benar, aku tidak tau kenapa dia melakukannya. Uh! Okee!!.. selesai," Sandy mendorong tubuhnya untuk keluar dari bawah mobil dan kemudian berdiri sembari melakukan peregangan ringan untuk melemaskan otot - ototnya yang kaku karena berbaring hampir seharian.

"..tetapi yang pasti ia telah melatih teknik itu sejak kelas tiga smp. Uwah panjang umur, om lihat itu siapa yang datang."

Sandy menunjuk dengan dagunya sebuah Lexus Altezza merah yang berhenti di depan bengkel dan dari mobil itu muncul dua sosok manusia yang salah satunya adalah Dhanni sementara seorang lagi adalah gadis yang mungkin umurnya tak jauh berbeda dari Dhanni. Tiba - tiba sebuah ingatan terbesit di kepala Sandy saat melihat Altezza itu secara lebih teliti.

"K-kalau begitu terima kasih atas tumpangannya, aku janji kapan - kapan gantian aku yang akan mengantarmu pulang dengan mobilku."

"Benarkah! Ya kalau begitu akan kutunggu! Bye Dhanni, sampai ketemu besok di kampus."

"Ya, hati - hati..."

Si gadis berpindah ke bangku pengemudi, dan setelah melambaikan tangannya ke arah Dhanni secara perlahan mobil itu berlalu pergi meninggalkan Fortuna Speed Shop.

'Hm.. sialan kau Dhanni, jadi alasanmu memintaku untuk men-tuning Altezza itu adalah karena itu mobil pacarmu? Haha kau benar - benar licik..' batin Sandy sembari menyunggingkan senyum kecil di bibirnya.

"Yo! om Dian, kak Sandy! Maaf aku ada kuliah pagi jadi tidak bisa bantu - bantu saat jam sibuk tadi," sapa Dhanni sambil meletakan tasnya ke atas sofa yang di peruntukan bagi pengunjung di ujung bengkel.

Dian mendengus, "jangan letakkan tas lusuhmu disana! Itu untuk pelanggan! Apa susahnya naik ke kantor sebentar untuk meletakan tas dan ganti baju? Ya ampun."

Sambil menggerutu Dhanni naik ke lantai 2 bengkel yang merupakan kantor dan ruang istirahat bagi pegawai. Beberapa menit kemudian Dhanni turun kembali namun telah mengenakan pakaian wear pack untuk bekerja. Ia langsung mendekati salah Dian dan Sandy yang tengah istirahat dan mengobrol dan sekali lagi menyapa mereka berdua.

"Yo! om Dian, Kak Sandy. Bagaimana? Apa ada pekerjaan untukku?"

Ucapnya dengan nada malas sambil menengokkan kepalanya ke kiri dan kekanan untuk melihat masih adakah mobil yang bisa dikerjakan. Ia mendapati sebuah 320i warna biru dengan keadaan kap terbuka lalu berjalan santai ke arah nobil tersebut. Matahari memang sudah terbenam di Galamadya, tapi bukan berarti kegiatan di bengkel ini berakhir begitu saja. Selain karena pelayanannya yang memuaskan Fortuna Speed Shop terkenal karena buka hingga larut malam dan bahkan menerima pengerjaan kecil seperti tambal ban dan semacamnya. Oleh karena itu Dian menerapkan 2 shift agar tak terlalu repot.

"Ya, kau bisa mengerjakan mobil itu. Pengemudinya bilang remnya terasa aneh dan juga tekanan olinya juga sering sekali turun," tukas Dian menjelaskan keluhan pelanggan, "..Oh dia juga meminta kita untuk memeriksa ac-nya karena katanya sudah tidak dingin lagi." Tambah Dian yang ditanggapi dengan tatapan kecewa dari Dhanni.

"He... sebanyak itu?! Aku tidak yakin bisa menyelesaikannya malam ini," keluh Dhanni.

"Bukan berarti mobil ini harus jadi besok, Rudi juga akan membantumu jadi jangan khawatir soal bekerja sendirian."

"Baiklah baiklah, omong - omong kenapa kak Sandy juga tidak bekerja hari ini?"

Sandy yang merasa dirinya terpanggil langsung melengoskan kepalanya ke arah Dhanni dengan tatapan tajam. Tidak seperti tadi, sekarang Sandy sudah kembali mengenakan pakaian 'formal'nya dan bahkan bau parfum yang cukup menyengat juga tercium dari remaja itu.

"Oi kampret, seharian ini aku sudah bekerja dengan mengambil shift pagi. Jadi sekarang... kau yang seharian ini tidak ada di bengkel harus bekerja. Sekarang."

Sahut Sandy yang langsung membuat adiknya itu terdiam dan nyengir - nyengir tidak jelas. Setelah merasa cukup, ia melanjutkan langkahnya menuju sebuah GT-R R34 berwarna silver metalik yang terparkir di tempat parkir karyawan, "..Dhanni, jika sekali lagi kau menyuruhku men tuning mobil gadis untuk merayunya akan kuhajar kau. Bye! om Dian, Dhanni."

"Ap-..."

"Tuning untuk merayu? Hoho~.. oke hati - hati, jangan lupa besok kau juga harus datang ke ring!"

Sandy meng'iya'kan peringatan Dian dengan mengacungkan jempol kanannya sebelum akhirnya dia masuk kedalam mobilnya dan dengan perlahan melaju pergi meninggalkan bengkel. Dhanni kembali berkutat dengan 320i tadi, dan memutuskan untuk mengecek masalah yang menurutnya paling merepotkan yaitu mengecek masalah tekanan oli dan AC. Dia mulai mengecek berbagai hal mulai dari pompa oli dan pusat AC.

"Kalau ini, kak Rudi bisa kau lihat ini!"

"Ada apa, Dhanni? Apa kau sudah menemukan masalahnya?" Pria yang dipanggil kak Rudi itu memfokuskan pandangannya ke ruang mesin dibantu penerangan dari sebuah lampu LED yang dipegang oleh Dhanni.

Setelah melakukan beberapa pengecekan singkat orang berambut cepak yang dipanggil kak Rudi itu mengangguk - anggukan kepalanya tanda mengerti dan lalu mengambil sesuatu yang sepertinya jatuh ke ruang mesin.

"Kurasa masalah untuk tekanan olinya adalah ini, heh... padahal sepele sekali."

"Itulah akibat kalau orang yang tak mengerti apa - apa soal mobil tapi memiliki banyak uang membeli mobil yang salah. Melihatnya saja bisa membuatku menangis."

"Kampret sok bijak sekali kau, padahal belum paham betul juga soal mobil. Hahaha!~.." Rudi memberikan sebuah pompa oli yang terlihat sudah sangat buruk lalu menunjuk sebuah selang bocor di bagian AC.

"Berisik!..." setelah menerima pompa tadi ia melirik ke arah yang ditunjuk Rudi,"Freonnya bocor, kah? Sepertinya selang dan klemnya sudah rusak. Baiklah untuk rem mobil ini hanya butuh penggantian kampas dan minyak rem."

Dhanni pergi ke dalam gudang bengkel untuk mengambil suku cadang yang dibutuhkan lalu kembali membawa beberapa kotak yang berisi suku cadang tersebut. Tak lupa ia juga mendorong sebuah tool box berukuran sedang yang berisi peralatan yang akan ia gunakan nanti. Rudi memposisikan 320i tadi di sebuah mesin hidraulic yang sedang kosong dan kemudian mulai menaikannya sedikit - demi sedikit.

Saat Dhanni telah mulai bekerja, Dian menepuk pundak Dhanni pelan. Dhanni sontak menolah kepalanya untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya. "Ada apa om? Apa kau butuh sesuatu?" Tanyanya.

"Tidak ada, aku cuma mau bilang kalau besok saat di Ring aku akan duduk disampingmu untuk beberapa putaran," Jawab Dian.

"Oh~.. baiklah tidak masalah. Dengan begitu aku bisa tau kekurangan yang aku miliki seperti yang om katakan tadi pagi."

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang