Act 05 : Promise Never Broken (Part 2)

47 1 3
                                    

2 jam kemudian...

Orang - orang yang telah berkumpul di Ring ternyata juga telah memiliki rencana untuk merayakan tahun baru di venue balap ini. Tidak sedikit dari mereka telah membawa kembang api dan petasan mereka sendiri serta terompet. Dan saat jam sudah menunjuk pukul 00.01, bersamaan ditandainya pergantian tahun dari 2010 ke 2011, ribuan kembang api membombardir langit dengan jumlah luar biasa. Bukan cuma dari Ring, tetapi juga dari seluruh kota menyalakan kembang api untuk merayakan malam tahun baru.

Bagi masyarakat awan ini mungkin cuma sebagai penanda pergantian tahun dari 2010 menuju 2011, namun bagi penghuni dunia kecepatan kota Galamadya. Hari ini juga menandai Race Season 2011 sudah dimulai...

Sementara itu di depan pit Fortuna SpeedShop, Dhanni dan Sandy masih berada disana. Hanya saja sekarang juga terdapat sebuah mobil pick-up dimana ada dua orang keluar dari mobil itu sambil membawa beberapa tas kresek.

"Cih, jika kak Sandy tidak mengganggu pasti sekarang aku sudah mengalami kemenangan dua kali berturut - turut!" Celetuk Dhanni.

"Kau benar - benar berpikir bisa mengalahkan mereka ya, Dhanni? Mereka berdua itu bukan orang biasa. Mereka itu cepat dan memiliki level yang berbeda dengan orang - orang yang selama ini kau lawan," timpal Sandy sembari memainkan ponselnya untuk melihat berita soal balapan malam ini.

"..Hal yang paling kuinginkan sekarang adalah balapan denganmu. Tapi setelah bertemu Ade dan Rado kau pasti paham, kan? Sayang sekali aku masih berada di level yang sama dengan orang - orang itu."

"Secepat itukah ya? Pembalap dari ATRS.." Dhanni membuang muka ke arah lain.

"Bisa dibilang semua mereka itu pembalap pro, siang malam yang ada di pikiran mereka hanyalah bagaimana untuk mengemudi lebih cepat.." Sandy memasukan ponsel kembali ke kantung jaketnya lalu menepuk pundak adiknya itu pelan, "Menurutku kau tidak akan bisa mengalahkan mereka, setidaknya untuk saat ini. Maka dari itu aku dan om Dian sudah merencanakan sesuatu yang bisa membuat kita benar - benar berdiri di puncak kota ini," kata Sandy.

"Oh ya aku ingat! Sepertinya kau dan om Dian sering menyinggung soal rencana itu. Itu termasuk alasan di balik latihan kita, bukan?"

"Ya begitulah, aku ingin menjelaskannya sekarang tapi sepertinya lebih enak kalau penggagas rencana itu sendiri yang menjelaskannya."

Sandy melengoskan kepalanya ke arah dua orang om - om? Yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa beberapa kresek di tangan mereka. Setelah sampai, kedua orang itu, Rudi dan Dian memberikan isi kresek itu pada Dhanni dan Sandy.

"Oh terima kasih! Pas banget lagi haus," Dhanni mengambil sebungkus es jeruk dan sebatang sedotan lalu meminumnya dengan deras.

"Yosh tengkyu bos, gorengannya tidak ada?" Tanya Sandy sambil mengintip lebih dalam ke tas kresek, mencari beberapa makanan.

Rudi mendengus, "Kau ini, sudah untung dibelikan, masih saja menawar."

"Ehehehe~.. hanya bercanda. Lalu om Dian, sepertinya sudah waktunya untuk membicarakan hal 'itu' pada Dhanni, bukan?" Tanya Sandy sekaligus mengingatkan pada Dian.

Dian mengangguk pelan, lalu membuang rokok yang tengah dihisapnya ketanah."Kau benar, aku tidak ingin bertele - tele jadi akan kujelaskan garis besarnya saja. Dhanni, kau tahu soal Race Season di Galamadya?" Tanyanya sebelum berkata lebih lanjut.

"Race Season.. kalau tidak salah itu adalah musim  yang muncul dua tahun sekali dimana selama setahun penuh kota ini akan dipenuhi event balap baik resmi maupun liar dan diakhiri dengan sebuah event besar untuk menentukan siapakah yang tercepat di kota ini."

Jawab Dhanni sekaligus menjelaskan apa yang dirinya ketahui tentang Race Season Galamadya. Kemudian ia teringat, jika Race Season yang lalu terjadi pada 2009, maka...

"...2011, jadi begitu tahun ini adalah Race Season. Lalu apa hubungannya hal itu dengan rencana kalian?" Tambah Dhanni penasaran.

"Race Season, adalah seperti babak kualifikasi sebelum seorang pembalap bisa mengikuti Summit Festa. Setiap balapan di kota ini sudah dikuasi tim - tim balap besar yang sudah memegang tiket pasti ke Summit Festa. Maka dari itu kita akan datang dan mengalahkan setiap tim besar yang ada di Galamadya untuk merebut tiket ke Summit Festa dan membuat kalian berdua memenangkannya!" Ucpa Dian panjang lebar mengungkapkan detil rencananya pada Dhanni.

"..jadi intinya, selama satu tahun. Fortuna SpeedShop akan membentuk tim balap untuk menaklukan seluruh Race Season dan Summit Festa. Lau setelah itu selesai, aku akan membubarkan tim ini." Tambahnya.

"Bagaimana Dhanni? Menarik bukan? Kita berdua berdiri di puncak kota ini dan dikenang sebagai salah satu tim yang berhasil menaklukan Galamadya!" Sahut Sandy sambil merangkul pundak adiknya itu.

'Pembalap tercepat di kota, kah? Hehe sudah kuduga aku memiliki keluaga terhebat di dunia! Yosh! Akan kulakukan!...'

Dhanni tersenyum lebar, lalu dengan semangat yang kembali berkobar menyikut perut Sandy pelan. "Mau bagaimana lagi? Jika kak Sandy ikut aku pasti akan ikut! Apalagi kalau om Dian juga mau ikut balapan, pasti kita akan membabat habis kota ini dalam sekejap mata! Hehehe bercanda." Gurau Dhanni.

"Tapi Dhanni" nada bicara Dian tiba - tiba berubah menjadi serius. "Ini adalah proyek yang besar. Mau tidak mau pasti akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dan jika Dea tahu-"

Sebelum Dian melanjutkan kalimatnya, Dhanni terlebih dahulu mengangkat tangannya untuk menghentikan pamannya itu.

"Tenang saja om Dian, kalau kak Dea tahu dan ikut campur dalam urusan ini. Aku sendiri yang akan berurusan dengannya, yah soalnya aku juga bukan anak SD lagi yang bisa terus dirinya kendalikan!" Tukas Dhanni. "..dan lagi apapun resikonya aku juga sudah siap menerimanya. Karena itu merupakan prinsip seorang laki - laki, kan?"

"Kalau begitu ya bagaimana lagi. Aku serahkan padamu." Tanggap Dhanni yang dibalas anggukan oleh Dhanni.

"Sudah diputuskan! Oh dan Dhanni, sampai proyek ini selesai dan tiba saatnya kau balapan denganku, jangan sampai kau kalah dari orang lain. Tentu saja, aku juga tidak akan kalah dari siapapun hingga waktunya tiba.."

Sahut Sandy sembari menjulurkan tangan kanannya untuk mengajak Dhanni bersalaman. Tanpa basa basi Dhanni menyambar tangan Sandy dengan tangan kirinya dan mengcengkramnya dengan erat.

"Tentu saja, aku janji! Karena nanti yang akan berdiri di puncak kota ini adalah Dhanni Narendra dengan kak Sandy yang akan melihatku dari tempat kedua!" Jawab Dhanni dengan senyum lebar kembali tersungging di bibrinya.

Namun di tengah perbincangan antara paman dan dua keponakannya ini, ada seseorang yang kini tengah pundung dan berjongkok di depan pit stop sambil bermain dengan semut - semut yang ada ditanah.

"Oy Rudi apa yang kau lakukan disana? Kenapa kau lesu begitu?"

"Soalnya kalian terlalu sibuk mengobrol soal tim atau apalah itu sampai tidak memperdulikan keberadaanku lagi dan menganggapku tidak berguna, Hwaaaahh!?!?~.."

"Sudahlah kak Rudi jangan menangis, menjijikan."

"Hahaha!! Yeah setidaknya kau sudah membawakan kami minuman,"

Sandy mencoba menghibur Rudi, tapi yeah kalian tahu itu tidak berhasil.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang