Act 05 : Promise Never Broken (Part 3)

54 1 0
                                    

"Ada apa dik? Sepertinya kamu kok sumringah sekali." Tanya si bapak supir taksi langganan Dhanni, yang mengintip ekspresi wajah remaja itu dari kaca spion tengah.

"Ah, Um.. tidak ada apa - apa," timpal Dhanni sambil mengibas - kibaskan tangannya. "Hanya beberapa hal soal mobil saja, bukan seuatu yang begitu penting."

"Alah yang benar? Tadi malam itu malam tahun baru, kan? Apa kau tidak berduaan dengan pacarmu? Menghabiskan waktu bersama, dan mungkin saling bergelut satu sama lain meluapkan cinta kalian masing - masing. Yahh~ enaknya jadi anak muda..." Kali ini wajah Dhanni langsung memerah mendengar hal itu dan langsung salah tingkah.

"I-i-itu tidak benar!!! Pa-pacar saja aku tidak punya mana mungkin aku melakukan hal seperti itu!?" Sanggah Dhanni dengan wajah yang sekarang sudah semerah kepiting rebus.

'T-tapi bukan berarti aku tidak ingin melakukannya dengan-.. tidak tidak tidak!!! Apa yang kupikirkan?! Kampret!'

Dhanni menggelengkan kepalanya pelan sambil menepuk - nepuk pipinya sendiri, mencoba menghilangkan bayangan aneh soal gadis berambut sebahu dikepalanya. Sang supir yang juga melihat itu cuma terkekeh geli. "Hehe tidak - tidak dik saya cuma bercanda maaf, jangan kapok naik taksi saya ya dek. Tapi kalau seumuran adik belum punya pacar gawat juga ya? Hahaha~..."

'Hoho bapak ini mulutnya sialan juga ya. Tapi kalau dipikir - pikir sikapnya mengingatkanku pada seseorang!' batin Dhanni yang kini terbayang wajah Sandy lengkap dengan cengjran super menyebalkan miliknya.

"Tidak apa - apa pak, ngobrol dengan bapak entah kenapa juga terasa menyenangkan, bapak..." Jawab Dhanni yang wajahnya sudah kembali normal seraya menanyakan nama sopir taksi ini.

"Dedi Sulaksana, panggil saja pak Dedi. Kalau adik siapa namanya?" Balik tanya Dedi.

"Oh saya Dhanni, Dhanni Narendra." Jawabnya.

"Oke dik Dhanni, jadi kalau boleh tahu nih. Yang membuat adik bahagia sangat ini apa? Tadi adik bilang soal mobil, kan? Untuk lebih tepatnya..."

"Aku tidak tahu ini hal yang pantas dibanggakan atau tidak. Tetapi tadi malam aku baru saja memenangkan balap liar pertamaku di kota ini."

Mendengar hal itu, Dedi seperti teringat akan sesuatu. Lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di dashboard dan kemudian seperti membuka suatu tautan, setelah tautan itu terbuka Dedi memberikan ponselnya pada Dhanni yang ternyata isi dari tautan tersebut adalah sebuah video di internet tentang sebuah M3 CSL berwarna silver metalik dengan velg racing putih sedang melakukan drift sekaligus menyalip sebuah 3000GT VR-4 Turbo berwarna biru tua.

"Pengemudi M3 silver itu hebat juga, untuk mengalahkan sistem penggerak AWD yang selalu mengambil jalur dalam, ia mematikan DSC di mobilnya dan membuat keputusan nekat yaitu menyalip dari jalur luar dengan melakukan drift, yeah walaupun sepertinya dia juga belum terbiasa menggunakannya."

'Melakukan analisa seluruh balapan hanya dengan melihat video ini?! Buset, apa semua supir taksi di Galamadya adalah orang - orang seperti ini??!!'

Dhanni tentu saja terkejut. Dirinya tidak menyangka akan ada orang yang merekam aksinya itu. Ia kemudian menggulirkan layar touch screen ponsel itu untuk melihat sekilas komentar orang - orang atas video ini.

"He, aku tidak tahu kalau ada orang yang merekamnya. Padahal waktu itu keadannya gelap sekali," gumam Dhanni pelan tetapi masih dapat di dengar oleh Dedi.

"Ooo jadi adik ini pengemudi M3 silver itu, gaya mengemudimu hebat juga ya dik. Bapak tidak tahu kalau adik sejago itu dalam balapan di Ring," sahut Dedi, membuat Dhanni mengalihkan pandangannya kembali ke depan seraya menyerahkan kembali ponsel itu pada empunya.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang