Act 02 : Practice Makes Perfect (Part 4)

52 5 7
                                    

Setelah kembali ke Fortuna SpeedShop, Dhanni terus saja berkutat dengan mobilnya untuk melakukan penyetelan. Mulai dari mengganti oli, hingga menyetel setting untuk bagian kaki - kaki ia lakukan karena dirinya merasa tidak puas dengan performa mobilnya yang seperti kalah langkah dengan R34 milik Sandy. Tanpa ia sadari matahari telah kembali ke peraduannya, namun itu tak menghentikannya untuk terus mengecek dan memikirkan apa yang sebenarnya kurang dari mobil ini.

'Secara keseluruhan ini memang mobil yang bagus, tapi kenapa? Perasaan apa ini? Kenapa aku merasa tidak puas dan kurang? Apa kurangnya mobil ini dibanding mobilku dulu dan GT-R kak Sandy?'

Pikirnya sembari melihat mesin M3 CSL miliknya dengan seksama. Matanya secara teliti menelisik seluruh bagian engine bay dengan seksama untuk mencari keanehan yang mungkin terjadi pada mobilnya. Akan tetapi mau berapa kali pun ia cari, ia tak dapat menemukan apa yang salah dari mesin ini.

"Apa, apa yang kurang, apa perbedaan N/A dan Turbo begitu jauh?." ucapnya lirih.

"Hoi Dhanni! Kau masih disini? Ini sudah hampir waktunya tutup lho," panggil Dian yang tak sengaja melihat Dhanni termenung sambil menatap mobilnya.

Karena penasaran, ia pun mendatangi keponakannya itu untuk mengetahui apa yang sebenarnya dilakukannya. Tak sengaja ia juga mendengar keluh kesah Dhanni tentang perbedaan antara mesin N/A dan Turbo.

'Ada apa dengan anak ini? Apa dia kesurupan? Hih jangan sampai, aku tidak mau reputasi bengkelku hancur gara - gara rumor pegawainya kesurupan!'

"Woy.." tangan Dian menepuk punggung Dhanni, yang sontak membuatnya terkejut. "..melamun saja, kau mau pulang tidak? Ini sudah jam 8," tukas Diam seraya menunjuk sebuah jam digital di dinding bengkel yang sekarang memperlihatkan angka 20.00 .

Pada hari Minggu bengkel tidak buka hingga larut malam seperti biasanya. Itu karena Dian ingin para pegawainya bisa pulang dan beristirahat lebih cepat agar dia bisa membuat mereka kerja keesokan harinya. Benar - benar licik.

"Ah! Oh baik - baik, aku akan pulang setelah ini."

Dian menghela nafasnya, "Masih memikirkan perbedaan antara N/A dan Turbo?" Tanya Dian.

Dhanni mengangguk pelan, menandakan pertanyaan Dian bernar adanya. Dian pun tersenyum, kemudian menyuruh keponakannya itu untuk sedikit bergeser kesamping agar juga dapat melihat engine bay M3 CSL milik Dhanni. Sebenarnya ia tahu apa sebenarnya masalah Dhanni, akan tetapi karena suatu alasan Dian memilih untuk tidak memberitahukannya terlebih dahulu pada keponakannya itu.

"Nah om Dian, menurutmu kenapa mobilku terasa sangat berbeda dibanding mobilku yang dulu?" Dhanni mengalihkan pandangannya ke arah Dian yang sekarang malah terkekeh pelan, "Kenapa malah tertawa?"

"Hehe.. maaf - maaf. Yeah, mungkin itu karena kau masih terbawa perasaan mengemudi Supra pada saat kau mengemudi M3. Keduanya mungkin sama - sama FR, tapi keduanya menjadi sangat berbeda karena konfigurasi tuning mesin mereka yang jauh berbeda."

"Sudah kuduga... lalu apa bedanya-"

"Eittsss!!" Dengan segera Dian memotong pertanyaan Dhanni.

"..sayangnya Dhanni, untuk pertanyaan itu kau harus menemukan jawabannya sendiri. Itu adalah salah satu syarat wajib dari pengemudi Fortuna Speedshop." Ujarnya sambil menepuk pundak Dhanni.

"Syarat wajib?" Dhanni menaikan sebelah alisnya, "..seperti hal yang harus kupenuhi begitu?"

"Iya, seperti itulah. Kau harus menemukan alasanmu sendiri kenapa kau memilih mobil ini dan juga hubungan antara M3 ini dengan dirimu..." tambah Dian.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang