Joko mulai memindah perseneling ke gigi satu dan kemudian memposisikan kedua tangannya di setir dan kedua kakinya di pedal gas dan pedal kopling. Lalu untuk Dhanni yang notabene mobilnya tak memiliki pedal kopling karena memiliki transmisi semi-manual, memilih siaga di gigi netral dengan tangan kiri mengcengkram setir dan tangan kanan siaga di tuas kopling serta kaki yang sudah sedikit menginjak gas untuk mencari rpm yang cocok untuk melesat.
Mereka tinggal menunggu aba - aba untuk memulai balapan. Bobi berjalan ke tengah diantara kedua mobil itu dan mengangkat tangan kirinya ke atas, dengan tiga jari terbuka di telapaknya. Matanya melirik ke kiri dan kanan, meminta kepastian apakah kedua pengemudi sudah siap balapan. Dan disaat Dhanni dan Joko mengangguk, Bobi menarik napas panjang untuk bersiap.
"Sekarang... tunjukan semua yang kau punya, jangan buat aku kecewa. Dhanni Narendra.." gumam Joko seraya melirik ke arah Dhanni.
"Aku harus menang, aku pasti menang, jika aku tidak menang disini maka aku tidak akan menang melawan kak Sand dan siapapun!!" Kata Dhanni memberi motivasi pada dirinya sendiri.
"Baiklah, mulai hitung mundur!... tiga... dua... satu... GO!!!"
Dengan segera kaki kanan mereka berdua menginjak dalam pedal gas untuk meluncurkan mobil mereka. Diiringi suara decitan dari roda yang bergesekan dengan aspal, kedua mobil itu melesat dengan luar biasa. 3000GT yang memiliki traksi dan akselerasi lebih besar langsung berhasil mengambil jarak di depan M3 yang agak tertinggal di belakangnya.
Mobil tidak bisa langsung ber-akselerasi secara maksimal dari garis start karena ada sebuah belokan tajam ke kiri tepat setelah garis start. Dan setelah tikungan ini, masih ada beberapa belokan ke kanan dan keiri yang harus ditangani secara hati - hati oleh Dhanni dan Joko. Mengambil keuntungan sistem penggerak 4 roda dari mobilnya, Joko dengan cukup mudah melewati belokan - belokan pertama dengan cukup lancar. Akan tetapi Dhanni juga menunjukan kebolehannya dalam mengemudi yang dibuktikan dirinya masih bisa mengekor di belakang 3000GT berwarna biru tua itu.
Lalu setelah lepas dari tikungan kekanan dan kekiri tadi, yang muncul kemudian adalah jalanan yang cukup lurus untuk kecepatan tinggi. Tanpa basa - basi Joko dan Dhanni segera memacu kendaraan mereka. Dari gigi 2 ke gigi 3 dan kemudian ke gigi 4, kedua mobil itu sudah menyentuh kecepatan 150KM/h. Hanya mengandalkan sorot cahaya dari lampu mobil mereka, Dhanni dan Joko tanpa rasa takut terus menginjak pedal gas mereka untuk menambah kecepatan. Dhanni mulai mengambil gerakan menyerang, sesekali dirinya menuju ke sisi kanan atau kiri dari Joko untuk mencari celah. Akan tetapi tentu saja Joko tak memberinya cukup ruang untuk menyalip.
'Sudah kuduga kau akan mulai menyerang saat kita berada di jalur yang landai dan lurus. Tapi ini baru awal dari balapan kita, saat sampai di bagian penuh tikungan akan kutunjukan kemampuanku yang sesungguhnya!'
Disaat bagian momcong M3 CSL Dhanni sudah hampir berhasil menyalip 3000GT Joko dari sisi dalam, di depan mereka sudah terpampang sebuah belokan ke kanan. Meskipun tidak terlalu tajam, tetap saja Dhanni harus menginjak rem dan mengurangi kecepatan untuk berbelok. Sedari ABS pada rem depannya bekerja, kaki kanan Dhanni tetap mengatur gas agar mobilnya tak mengalami understeer. Tapi...
'Cih... sepertinya aku terlalu menganggap enteng balapan ini, jarak pandangnya juga lebih buruk dari yang kukira..' batin Dhanni, saat melihat 3000GT yang dikemudikan Joko bisa dengan mudah melewati belokan tersebut melalui jalur dalam.
Bukan cuma itu, pemulihan waktu saat keluar dari belokan juga lebih cepat dari yang remaja itu perkirakan. Mereka dapat berbelok dengan kecepatan 80-90KM/h, dan disaat mereka menurunkan gigi mereka, suara yang dikeluarkan mesin N/A ber-rpm tinggi dan juga spool dari mesin Twin Turbo terdengar bagai bunyi yang sangat dahsyat bagi penonton balapan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)
Teen FictionBerlatar sebuah kota bernama Galamadya di Indonesia yang menjadi pusat 'Motor Sport' Asia Tenggara setelah mengalami revolusi industri. dua orang saudara asal Semarang, Dhanni Narendra dan kakaknya Sandy Wardhana, datang dengan tujuan berdiri di pu...