Act 13 : Reason For Everything (Part 4)

37 0 0
                                    


"Hey kak Nanda, apa kau sudah menyelesaikan Focus itu?" Gadis bernama Hana itu menunjuk sebuah Focus RS '02 berwarna biru muda dengan dagunya.

"Tenang saja, aku sudah selesai. Tinggal menunggu pemiliknya untuk mengambilnya nanti sore," balas salah seorang pegawai JK Motorsport yang keluar dari kolong Focus tersebut.

"Baguslah kalau begitu. Aku juga sudah selesai dengan EK ini, eh itu... Si Dicky sudah menyelesaikan tugasnya belum? Aku tahu dia anak baru tapi dia tetap harus bekerja."

"Sepertinya dia masih menyelesaikannya. Hehe~...  Hana sekarang sudah mirip Crew Chief yang sesungguhnya, ya?"

"Tidak - tidak, aku cuma melakukan pekerjaan yang pak Slamet berikan padaku. Lagipula kalau semuanya cepat selesai kita semua bisa lebih cepat beristirahat, kan?"

Selain bunyi dentingan perkakas dan deru mesin mobil yang tengah dicoba. Inilah yang terdengar di sela - sela kesibukan bengkel JK Motorsport. Walaupun bengkel ini cuma mengkhususkan diri pada mobil Hothatch/Hatchback, karena keterampilan Slamet dan pegawai - pegawainya bengkel ini bisa menjadi salah satu bengkel terkenal di Galamadya.

Dan Hana Juliasari, gadis yang ditunjuk sebagai Crew Chief bengkel, meskipun bukan gender yang biasa terlihat di bidang ini. Mampu melakukan tugasnya dengan cukup baik.

Yah, tidak heran lagi karena Hana sendiri adalah anak dari pembalap terkenal. Dan sudah berkenalan dengan mobil dan tetek bengeknya sejak usia dini.

"Dengan begini beres!" Hana menutup kap Civic EK '98 berwarna kuning yang sejak pulang kuliah tadi ia kerjakan dan kemudian mengelap keringat di dahinya dengan belakang tangannya.

"Hm, dari pada menganggur lebih baik aku membantu Dicky," ia berinisaitif. Dan kemudian melangkahkan kakinya ke arah seorang pemuda yang tengah duduk berjongkok di depan seonggok mesin.

Mesin itu telah dipreteli sepenuhnya. Dan sekarang pemuda yang bernama Dicky itu lakukan adalah membersihkan setiap bagiannya menggunakan bensin dan kemudian melumasinya.

"Ah, kak Hana," sapa Dicky.

"Bagaimana rasanya overhaul sebuah mesin? Menyenangkan bukan?" Timpal Hana seraya tersenyum, tangannya mengambil sebuah piston dan kemudian ikut membersihkannya.

Dicky tersenyum kecut, "A-ahaha, menyenangkan. Tapi capek! Omong - omong kak Hana terlihat cantik ya? Padahal sudah terkena oli disana - sini."

"Hahaha! Merayuku tidak akan membuat tugasmu tambah ringan. Ayo cepat selesaikan, kalau sudah selesai kau akan bisa istirahat."

"Baik - baik.."

Tapi perkataan Dicky tidaklah salah. Hana masih terlihat cantik walaupun di beberapa permukaan kulitnya telah terkena oli mesin atau cairan lainnya.

Untuk beberapa waktu kemudian, Hana dan Dicky benar - benar fokus melakukan overhaul. Setidaknya sampai telinga Hana mendengar sebuah suara dari seseorang yang sepertinya ia kenal.

Gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara itu. Dan betapa terkejutnya Hana saat melihat sang pemilik suara yang kini tengah mengobrol dengan Slamet di pintu masuk bengkel.

"Yo, anu~... Pak Slamet?" Sapa Dhanni setengah ragu, karena jujur ia agak lupa dengan nama bapak satu ini.

"Ahaha~.. iya ini aku pak Slamet. Ada apa dik Dhanni? Apa Fortuna menyuruhmu untuk mematai - matai bengkelku?" Timpal Slamet dengan nada curiga, akan tetapi menampilkan ekspresi wajah agak bangga.

"Tentu saja bukan! Ya ampun. Aku kemari untuk bertemu Hana. Dan oh tadi pak Dedi si supir taksi menitipkan sal-.."

Sebuah bunyi keras akibat perkakas yang dijatuhkan membuat Dhanni menghentikan kalimatnya. Dan dari sumber suara remaja itu mendapati Hana tengah menatapnya dengan mata berbinar.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang