Act 02 : Practice Makes Perfect (Part 2)

65 3 0
                                    

Keesokan harinya...

Di bagian timur kota Galamadya, terdapat sebuah Venue besar. Atau mungkin lebih tepatnya Venue raksasa yang menjadi pusat Motor Sport di kota ini.

Ring, itulah bagaimana warga memanggil tempat itu. Yeah walaupun sebenearnya nama Venue itu adalah Galamadya Motor Sport Ring, cukup panjang bukan? Itulah sebabnya orang Indonesia yang pada dasarnya tidak mau repot memanggilnya dengan nama 'Ring' saja. Ditempat ini ada sebuah sirkuit kelas dunia yang mengambil contoh dari Nurburgring Nordschleife dari Jerman dan sirkuit Tsukuba dari Jepang. Dengan layout sirkuit pertama yang lebih kecil berada di dalam area sirkuit yang lebih besar dengan akses masuk melalui sebuah Fly-over khusus.

"Nah, Om Dian. Kenapa kau ngotot sekali untuk menyuruhku berlatih dengan kak Sandy di Ring? Bukankah sebenarnya itu tidak terlalu penting untukmu?" Tanya Dhanni sembari mengemudikan M3 CSL miliknya menuju ke Galamadya Ring, mengekor Skyline GT-R R34 milik Sandy.

Dian terkekeh pelan, "Kenapa katamu? Tentu saja agar teknik dan kemampuanmu dalam mengemudi semakin meningkat. Apa kau tidak ingin menjadi pengemudi yang lebih hebat?" Tanya Dian balik.

"T-tentu saja aku mau! Maksudku adalah meskipun kemampuanku akan meningkat apa itu akan bermanfaat bagi om Dian?"

"Ah kalau soal itu, akan kujawab saat sesi latihan ini telah berakhir sepenuhnya."

Sekali lagi Dian memberikan jawaban yang menggantung pada Dhanni. Membuat remaja itu kembali mendecih kesal sementara Dian hanya tersenyum melihat tingkah keponakannya itu.

Jam digital di pergelangan tangan kiri Dhanni masih menampilkan pukul 04.30 pagi. Akan tetapi di Galamadya Ring sudah menunjukan ada tanda - tanda kehadiran manusia yang terbukti ada beberapa mobil sport dan support van yanh sudah mengantri di depan pintu gerbang. Beruntung, beberapa detik setelah mereka ikut mengantri seorang pekerja Galamadya Ring membuka gembok pada gerbang sirkuit dan mempersilahkan mobil - mobil yang telah mengantri sejak pagi buta itu.

Raungan - raungan mesin dari berbagai mobil mulai meraung memecah keheningan Galamadya Ring seolah ingin menggantikan kokokan ayam - ayam jago di pagi hari. Aroma pagi hari yang awalnya lembut dan dingin seketika berubah menjadi kasar dan panas disaat mobil - mobil tadi sudah benar - benar mengaspal di jalanan Ring.

Setelah membayar biaya masuk dan lain - lain, kedua mobil dari Fortuna Speedshop itu segera menuju ke sebuah pit di pinggir lintasan. Dian membuka puntu rolling dor pit itu dan memerintahkan Dhanni dan Sandy untuk memasukan M3 CSL dan GT-R R34 mereka ke dalam pit vip Fortuna Speedshop.

"Ayo kalian berdua berkumpul, aku ingin melakukan briefing singkat soal latihan ini," suruh Dian sembari melakukan kebiasannya, menghisap rokok bermerk mahal kesukaannya.

"Kenapa harus brifing - briefingan segala? Buang - buang waktu saja," sanggah Dhanni yang langsung dihadiahi jitakan keras ke kepala oleh Sandy, "A-ada apa kak!? Itu sakit kampret!!"

"Sudahlah diam! Dengarkan saja briefing dari om Dian dengan tenang," Dhanni langsung terdiam dan menggerutu pelan sementara Sandy hanya dapat menghela nafas melihat kelakuan sepupunya itu.

Dian tersenyum kecil, "Yeah baiklah, alasan dari briefing ini adalah kau Dhanni! Aku akan mengatakan kelemahanmu dalam mengemudi. Yaitu adalah emosinu yang kurang terkontrol.."

"Emosiku.. kurang terkontrol? Apa maksudnya itu?"

"Disaat kau sedang mengejar seseorang yang sedikit lebih hebat darimu, kau menjadi mudah sekali panas dan mengemudi dengan sembarangan seperti bukan dirimu saja. Lalu ketika kau dalam posisi memimpin dan ada seseorang yang bisa menempelmu dengan ketat, sebaliknya kau akan mudah sekali menjadi panik dan mengemudi dengan payah."

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang