Kembali ke balapan...
Setelah melalui belokan ke kanan yang tak terlalu tajam, Eko dan Sandy bisa sedikit santai karena jalur yang mereka lalui sekarang cukup landai.
Dengan kecepatan 110KM/h, Sandy mencoba melakukan gerakang menyerang kembali melalui jalur luar. Eko yang melihat sorotan lampu dari R34 di belakangnya yang agak bergeser melalui spion tengah langsung bereaksi dengan memutar sedikir kemudinya ke kiri untuk memblok jalur Sandy.
Sekali lagi Sandy mendecih, melihat tidak adanya celah untuk menyalip. Dan kembali mengekor di belakang 400R berwarna kuning terang yang ada di depannya.
'Orang - orang selalu bilang kalau R33 adalah produk gagal dibanding R34 dan R32! Akan kubuktikan kalau semua itu adalah salah. Memang benar ini adalah GT-R Custom, tapi pada dasarnya ini tetaplah sebuah R33!! Maju 400R!!!!....'
"...ayo buktikan pada seluruh mata di kota ini kalau R33 bukanlah sebuah produk gagal!"
Adrenalin mengalir, degup jantung perlahan mulai meningkat, dan sebuah seringai kini mulai terukir di bibir Eko. Menandakan kalau pria berkacamata ini benar - benar serius.
Kakinya menginjak pedal gas sedikit lebih dalam dan mesin RB-X GT-2 di bawah kapnya pun segera menyambut dengan suara raungan khas mesin berkode RB ditambah suara letupan dari turbo dan knalpot racing yang terdengar bak harmoni bagi para penonton balapan ini.
"Cih, tidak ada celah. Tidak ada pilihan lain, aku akan menghajarnya di bagian seksi berkecepatan tinggi di jalur ini," gumam Sandy sembari mencoba menahan dirinya agar tak tergesa - gesa.
"..jadi inikah kekuatan dari mobil yang telah masuk ke pihak ketiga untuk di custom. Merepotkan," tambahnya.
Belokan selanjutnya telah terlihat, yaitu sebuah belokan melengkung ke kiri. Dimana Eko dan Sandy tahu bahwa setelah melewati belokan ini mereka akan dihadapkan dengan tikungan terpelan di jalur ini.
Keduanya segera mengurangi perseneling mobil mereka ke gigi rendah. Lampu rem kedua mobil itu menyala, suara decitan ban pun terdengar, dari jalur luar masuk ke jalur dalam kedua GT-R beda generasi itu melibas tikungan tersebut.
Namun bukan cuma itu, Sandy dan Eko langsung menurunkan perseneling mereka ke gigi 1!.
"Mari kita lihat bagaimana reaksimu melihat sedikit kejutan," dengan sengaja sebelum ia masuk ke belokan berbentuk huruf 'S' tersebut dirinya mengarahkan mobilnya ke jalur luar. Yang tentu saja benar - benar beresiko.
Eko sedikit terperenjak, tetapu tidak kehilangan ketenangannya. "Mau menggertak? Heh, itu tidak akan berhasil!" Eko mengikuti permainan Sandy.
Ia membuat mobilnya juga sedikit menuju ke jalur luar dan membuatnya seolah akan membentur R34 milik Sandy. Membuat pemuda itu menyerah dan kembali ke belakang 400R miliknya.
'Sudah kuduga dia tidak mudah panik. Yang artinya aku tidak bisa menggunakan 'teknik' itu, setidaknya untuk sekarang. Sabar Sandy... Aku yakin kesempatanku menyerang akan tiba,' ujar Sandy dalam hati.
Dengan kecepatan hanya berkisar pada 20 - 30KM/h, mereka bedua membabat rentetan belokan tersebut dengan lancar jaya.
Tak lupa para penonton yang berada di pinggir jalan pun segera merekam dan menyebarkan kondisi balapan sekarang kepada orang yang ada di bawah maupun di atas Sigar Bencah Pass.
"Wohhooo!!! Eko memimpin! Sudah kuduga orang dari FRD itu ternyata tidak benar - benar hebat!"
"Eh tidak juga, lihat! Meskipun berada di posisi kedua ia tetap bisa menggantung di bemper belakang 400R itu! Bukankah artinya dia juga cukup hebat?",
Komentar 2 orang penonton yang kini tengah merekam aksi Eko dan Sandy dan menyebarkannya secara 'Live Streaming' di Internet.
Hanya dalam hitungan detik, kedua GT-R sukses melewati tikungan hairpin ganda tersebut. Tanpa ada basa - basi keduanya langsung membejek dalam pedal gas mereka untuuk mengembalikan kecepatan awal mereka.
Melewati jalur melengkung ke kiri kaki kiri Eko dan Sandy terus menggantung di pedal rem tetapi kaki kanan mereka juga masih menginjak pedal gas. Dengan traksi hebat yang menjadi keunggulan mobil dengan penggerak empat roda, belokan seperti ini bukanlah masalah untuk mobil sekaliber GT-R.
'Sejauh ini rencanaku sukses, aku berhasil membuatnya yakin kalau tidak mungkin dirinya menyalipku di bagian berkecepatan rendah tadi. Dan sekarang pasti berpikir untuk menyerang secara habis - habisan di bagian berkecepatan tinggi. Baiklah, waktunya masuk ke tahap dua!'
Batin Eko, sambil sesekali melirik GT-R R34 yang mengejarnya dari kaca spion tengah.
Mereka berdua kini telah memasuki bagian kedua di jalur ini. Yaitu jalur touge berkecepatan tinggi yang bisa dibilang hanya bisa ditemukan di Sigar Bencah Pass.
"Baiklah Eko, yang merepotkan sudah selesai. Sekarang mari kita lihat bagaimana cara mengenudi yang sebenarnya," tukas Sandy sambil memperdalam injakan di pedal gas hingga jarak bemper depannya kini hanya terpaut 1 meter dari bemper belakang Eko.
Sebuah jalur landai terbentang di hadapan mereka, suara raungan mesin RB dan desisan turbo terdengar semakin garang seiring mereka menanamkan kaki mereka semakin dalam di pedal gas.
Di gigi 5 mereka sudah mencapai 175KM/h. Melihat celah yang sekiranya cukup untuk menyalio, Sandy mencoba mengambil celah itu. "Sekarang ayo kita lihat.."
"Heh, tidak semudah itu tuan Sandy Wardhana."
"..bagaimana kau mengatasi ini."
Disaat Eko ingin memblok jalur Sandy, tiba - tiba sorotan cahaya yang tadi mengejarnya menghilang begitu saja dari kaca spionnya. Yang tentu membuat ia membulatkan matanya. "Dia... Menghilang?!!!"
¤¤¤¤ ¤¤¤¤
"Kunci dalam balapan kali ini adalah sebaik apa mereka menjaga kondisi ban mereka."
"He? Ada apa om Dian tiba - tiba mengatakan hal itu pada kami?"
Dhanni, Rudi, dan Kartiko mengalihkan perhatian mereka pada pria itu. Yang kini tengah menatap kayar ponsel miliknya dengan seksama.
"Aku hanya ingin mengatakannya saja. Karena keduanya memiliki bobot body yang berat," jawab Dian.
"Ah, ini soal kelemahan mobil AWD, kan? Dengan body yang berat akan menimbulkan beban yang berat pada roda dan membuatnya cepat aus. Jadi yang ingin om katakan adalah siapa yang bisa mempertahankan rodanya dialah yang menjadi pemenang, bukankah begitu?" Dhanni mencoba menjabarkan maksud Dian yang ia cerna.
Dian mengangguk pelan. "Seperti itulah, karena meskipun di dominasi dengan jalur berkecepatan tinggi dan belokan hairpin yang relatif tumpul. Ada beberapa seksi di jalur ini yang bisa membuatmu terbunuh sekali kau mengalami understeer dan tak bisa mengatasinya." Sambung pria itu.
'Aku harap Sandy bisa memanfaatkan 'jembatan' itu dengan baik karena hanya itu kesempatannya.'
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)
Novela JuvenilBerlatar sebuah kota bernama Galamadya di Indonesia yang menjadi pusat 'Motor Sport' Asia Tenggara setelah mengalami revolusi industri. dua orang saudara asal Semarang, Dhanni Narendra dan kakaknya Sandy Wardhana, datang dengan tujuan berdiri di pu...