Act 17 : Suprise No Surprise (Part 1)

50 1 0
                                    

 
Sampai di seperampat awal dari Outer Ring. Sandy sudah terlihat sangat terdesak.

Dari mata para penonton, R34 itu memberikan banyak sekali celah untuk NSX dibelakangnya untuk menyalip. Bukan berarti gaya mengemudi Sandy berantakan, namun tekanan dari mobil Midship di belakangnya membuat semua gerakan si Godzilla nampak satu tempo lebih lambat.

Kukuh tersenyum, kakinya masih belum sepenuhnya menginjak pedal gas. Ia menjaga agar jarak dari moncong mobilnye ke bemper Skyline Sandy tetap di jarak kurang dari 1 meter.

Atau bisa dibilang sangatlah dekat.

"Huhu~... Bukan cuma mobilnya tapi ternyata pengemudi dari KRT itu juga cukup hebat," bisik Sandy.

Tapi ia tetap tidak kehilangan ketenangannya. Dengan lihai kakinya memainkan pedal gas, rem, dan kopling dengan ciamik untuk melintasi seksi pertengahan ini.

Kakinya menginjak pedal gas dengan sangat presisi. Ia menjaga agar sebisa mungkin kecepatan mobilnya tetap stabil dan tidak mengalami pengurangan dan penambahan yang tidak perlu.

"Masih belum.. bagian ini belum puncaknya. Di seksi terakhir nanti baru akan kutunjukan kalau pembalap KRT lah yang lebih hebat!"

Kukuh melontarkan pernyataan tersebut dengan optimis sembari mengeratkan genggaman di roda kemudi. Kakinya dengan lihai menekan pedal gas - kopling - rem semudah ia berjalan santai.

Mereka tiba di salah satu bagian terpelan di Ring. Sebuah belokan kecil ke kiri yang kelihatannya sepele, namun sering mengecoh pengemudi untuk berbelok terlalu awal.

Dan bahkan untuk beberapa kasus lain membuat pengemudi lalai keluar jalur.

Dengan memanfaatkan sistem AWD dan ATTESA dari Skyline GT-R dipadu dengan kemampuan Sandy. Pemuda itu bisa dengan mudah melalui belokan tersebut.

Sementara itu Kukuh terlihat agak kehilangan keseimbangannya. Masuk dengan kecepatan 65KM/h sepertinya terlalu berlebihan baginya. NSX Kukuh mengalami oversteer, ban belakangnya sedikit tergelincir kearah luar.

Sandy mengintip apa yang terjadi di belakang melalui spion tengahnya.

"Terlalu cepat, kah? Masa NSX tidak bisa mengikuti langkah mobil gendut seperti R34 ini?"

"Hoho, sepertinya aku terlalu bersemangat. Aku harus tetap tenang."

Kata Sandy dan kemudian Kukuh. Walaupun Kukuh tetap terlihat tenang, beberapa bulir keringat dingin yang mengalir di pelipisnya tetap tak bisa berbohong. Mulai ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Kukuh.

Walaupun tempo mereka sama. Tapi kenapa ia tak bisa memperpendek jarak mobilnya dengan R34 di depannya?. Ia mulai resah...

Di tengah gelapnya sirkuit Outer Ring. Mata Kukuh hanya terfokus pada dua hal, jalan dan sepasang lampu belakang legendaris dari Skyline R34 GT-R. Yang dirinya percaya sebentar lagi pasti akan melakukan sesuatu.

Kukuh menelan ludahnya, 'Tidak mungkin hanya seperti ini. Pembalap dari FRD tidak mungkin hanya mengemudi dengan lempeng seperti ini. Ayo Sandy Wardhana... Ayo.. tunjukan gerakan mu agar aku juga bisa memperlihatkan kemampuanku!'

Semangat kukuh kembali terpicu seraya ia meneriakan kata - kata itu dalam hatinya.

Pedal to the metal. Tidak ada keraguan, tidak ada ketakutan. Kukuh memperteguh mentalnya untuk tetap mengekor Sandy dan tak terlalu menggebu untuk menyalip R34 di depannya.

Kakinya dengan tegas menjaga kedalam injakan pada pedal gas. Selain untuk menjaga jarak, juga untuk menjaga agar rotasi ban tidak terlalu berlebihan dan menyebabkan roda cepat termakan habis.

Sampai akhirnya mereka hampir sampai di akhir seksi empat Outer Ring. Lokasi yang memiliki sebuah belokan - belokan yang terkenal dengan 'Miss-Hit-Miss'. Yang mengacu pada rentetan dalam belokan yang kadang menipu pengemudi untuk berbelok terlalu cepat.

Sandy, yang sudah hampir ratusan kali mengemudi di tempat ini melakukan belokan dengan cukup mulus. Rem diinjak, dipadu dengan sedikit Heel-and-Toe membuatnya bisa melalui bekokan kecil ini dengan kecepatan 62KM/h

Meskipun Kukuh tidak mengemudi di Outer Ring sesering Sandy. Ia melakukannya dengan cukup baik. Menggunakan tehnik mengerem yang sama dengan lawannya dirinya bisa melalui belokan tersebut dengan kecepatan yang sama dengan Sandy.

. "Wuh! Orang Semarang memang hebat. Aku yakin dia pasti jarang mengemudi di sini tapi dia berhasil menempelku setelah melewati tikungan itu. Haha menyenangkan sekali!" Puji si pengemudi R34.

Mungkin intuisi, mungkin hanya kebetulan. Tetapi bibir Kukuh tiba - tiba membentuk sebuah senyum. Seolah ia mengetahui pujian yang baru saja dilontarkan Sandy padanya.

Setelah tikungan tersebut. Bagian yang bisa dibilang bagian terendah di Outer Ring ganti menyambut mereka. Skyline R34 dan NSX Type-R itu mulai membangun kecepatan mereka kembali hingga keduanya menyentuh angka 177 KM/h.

Jalan turunan tersebut mereka atasi tanpa ada masalah. Keduanya kemudian mengoper perseneling dari gigi tinggi ke gigi rendah setelah melewati jembatan yang menghubungkan Galamadya dengan Ring.

Jembatan ini juga berfungsi sebagai penanda, bahwa seksi yang penuh dengan belokan sudah hampir berakhir.

Dan berganti dengan trek trek landai yang mengandalkan kecepatan tinggi...

Sekarang..

bergeser pada balapan yang terjadi di belakang kedua mobil ini. Dua mobil berwarna silver nampak sedang melakukan 'Dog Fight' dengan posisi memimpin masih dipegang oleh Supra RZ '97 dan di ekor oleh BMW M3 CSL '01 yang hanya berjarak satu meter dibelakangnya.

'Apa dia mengejekku? Apa yang sebenarnya dia lakukan? Kenapa dia cuman diam disana tidak melakukan apa - apa?'

"Sudah hampir setengah balapan dan dia masih tidak melakukan pergerakan? FRD.. apa mereka sedang mempermainkanku?"







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang