Tanpa terasa 3 jam telah berlalu semenjak Dhanni dan Hana berangkat menuju kota Yogyakarta. Lalu lintas yang tidak padat membuat mereka sampai dengan lebih cepat dari biasanya. Dan tentu saja, setelah memasuki kota ini mereka berdua langsung menuju ke tempat penjualan Kue Scrummy, makanan yang membuat Dhanni mau repot - repot datang kemari.
Sebenarnya Kue Scrummy bukanlah makanan khas Jogja seperti Bakpia Phatok atau semacamnya. Akan tetapi karena pendiri toko ini adalah seorang artis dan hanya ada di Jogja, maka banyak orang yang menyebut kalau kue ini 'Khas Yogyakarta'.
Hanya dalam 15 menit Dhanni selesai membeli semua yang ia butuhkan, coba bandingkan, perjalanan 3 jam dan hanya butuh 15 menit untuk membelinya. Jika bukan Dhanni pasti orang lain tidak mau melakukannya. Namun setelah selesai, Dhanni merasa tidak enak pada Hana yang telah membantunya datang ketempat ini.
"Hei, apa kau sudah sarapan tadi?" Tanya Dhanni membuka percakapan setelah pulang dari toko.
"H-he? A-aku su-.. ah maksudku belum. Aku belum sempat sarapan tadi hehehe~.. memangnya kenapa?" Jawab Hana sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Oh begitu? Baguslah. Aku ingin mampir untuk makan dulu, rasanya sayang jika sudah Jogja jauh - jauh tapi tidak makan apa - apa," sambung Dhanni.
"Kalau begitu kenapa tidak beli gudeg saja? Kebetulan aku tahu penjual gudeg yang enak di dekat alun - alun," sambil menunjuk papan jalan yang mengarah ke alun - alun kota, Hana menyarankan tempat untuk mereka makan.
"Heee gudeg, kah? Baiklah asal harganya tidak mahal aku oke oke saja."
"T-tenang saja! Harganya masih dalam batas wajar, kok!!"
"Kalau begitu baiklah, kita kesana saja."
Hingga sampailah mereka ke sebuah tenda makan yang bertuliskan 'Gudeg Bu Tino' yang sekarang namak tidak terlalu ramai dan hanya berjarak beberapa meter dari area keraton Yogyakarta. Setelah memarkirkan M3 CSL miliknya, Dhanni dan Hana pun bergegas untuk mencari tampat duduk.
"Permisi buk! Pesan gudegnya satu porsi, minumnya es jeruk. Mau pesan apa Hana? Tenang saja aku yang traktir," ujar Dhanni sambil mengeluarkan dompetnya.
"Kalau aku... Satu porsi saja tapi nasinya ditambahi ya, Bu! Sama minumnya teh hangat saja," pesan Hana, yang kelihatan sudah tidak asing dengan tempat ini.
"Oke, ditunggu sebenta ya," ucap Bu Tino dengan kedua tangannya yang telah mahir mempersiapkan pesanan Dhanni dan Hana.
Dan tak perlu waktu yang lama, hidangan yang di pesan mereka pun telah siap dan tanpa membuang waktu keduanya langsung menyantapnya dengan lahap, terutuma untuk Dhanni. Sesskali mata Hana mencuri pandang ke arah Dhanni yang tengah makan dengan lahap dan membuatnya terkekeh pelan. Namun tiba - tiba...
"Oh iya Hana..." Ia berhenti makan sejenak dan mengalihkan pandangannya, "..kau kan sudah tidak asing dengan dunia Touge di Galamadya. Apa kau tahu soal tim tercepat di Sigar Bencah Pass?"
Hana menaikan sebelah alisnya, "Sigar Bencah Pass? Memangya untuk apa kau mencari tahu soal tim tercepat disana?"
"Benar juga aku belum memberi tahumu. Tim ku, FRD, bertujuan menyapu bersih semua Car Meet di Race Season tahun ini. Dan setelah Rawa Pening Pass tujuan kami pastinya adalah ke Sigar Bencah Pass, kemarin pamanku sudah sedikit menjelaskannya tapi aku tidak mendengarkan seluruhnya."
'Menyapu bersih semua Car Meet?! Yang benar saja! Bahkan pembalap pro pun tidak ada yang bisa melakukannya!!! Mereka benar - benar gila,' batin Hana tidak percaya.
"K-kebetulan aku cukup tahu soal hal itu, etoo~... Kalau tidak salah semenjak tahun lalu tim yang menguasai jalur itu adalah Sanjaya Speed Crew!"
"Sanjaya Speed Crew?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)
Teen FictionBerlatar sebuah kota bernama Galamadya di Indonesia yang menjadi pusat 'Motor Sport' Asia Tenggara setelah mengalami revolusi industri. dua orang saudara asal Semarang, Dhanni Narendra dan kakaknya Sandy Wardhana, datang dengan tujuan berdiri di pu...