Act 12 : The Ending Move (Part 2)

31 0 0
                                    

Balapan selanjutnya pun siap dimulai. Para penonton yang tertarik segera berkerumun di sekitar garis Start, mengelilingi 2 mobil yang akan berlomba malam ini. Di sebelah kanan, ada mobil dari Sanjaya Speed Crew, yaitu sebuah Commodore SS '04 berwarna ungu mica yang dikemudikan oleh Satria Ananto. Sementara di sisi sebelah kiri ditempati oleh mobil dari Fortuna Racing Division, yaitu sebuah M3 CSL '03 berwarna silver metalik yang dikemudikan oleh Dhanni Naredra.

Keduanya mulai menggeber mobil masing - masing. Deru dari mesin berkode LS1 dan S54 pun menggema ke seluruh area Sigar Bencah seolah menjadi pengumuman bahwa balapan selanjutnya akan segera dimulai.

Masing - masing pemimpin tim, Eko dan Dian, berjalan menuju pembalap mereka. Hanya saja bedanya Sandy ikut menemani Dian.

"Bagaimana, Dhanni? Apa kau gugup?" Tanya Dian memastikan apa yanf nenurutnya penting terlebih dahulu.

"Tidak, tidak sama sekali. Untuk beberapa alasan aku malah sangat bersemangat sekarang," jawab Dhanni.

"Hm, baiklah. Tapi ingat, jangan terlalu nafsu. Mainkan secara perlahan dan kalau ada kesempatan langsung hajar dia. Si Satria ini sepertinya bukan orang sembarangan, ia memiliki aura yang sama dengan mu dan Sandy."

"Yo, Dhanni. Tambahan dariku, berhati - hatilah, mereka ini benar - benar memiliki sesuatu di balik lengan baju mereka. Seperti kata om Dian, jika punya kesempatan langsung libas dia."

Saran Dian dan Eko secara bergantian, yang ditanggapi anggukan ringan tanda mengerti oleh Dhanni. Ia pun kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Satria yang telah selesai mendapat saran dari Eko.

"Tenang saja, menghadapi Touge Specialist sepertinya benar - benar membuatku bersemangat. Serahkan saja padaku aku pasti menang," tambahnya secara tiba - tiba pada Sandy yang belum meninggalkan mobilnya.

Sandy menarik napas panjang, "Toge Specialist? Dhanni... Selain melihat kartun apa kau juga nonton video porno seperti kak Tris?" Sandy menggelengkan kepalanya pelan.

Dhanni tak menghiraukan gurauan kakaknya. dirinya sekilas melihat Satria menghela napas dalam dan menunjukan ekspresi yang seolah berkata 'Aku tidak ingin berada disini!'.

'Keparat itu... Jangan - jangan...' Dhanni tersenyum kecil, sepertinya mengetahui alasan dibalik ekspresi Satria. "Nah... Kak Satria, kapan terakhir kali kau merasa senang sewaktu mengemudi?"

Satria mendecih, "..." Alih - alih menjawab ia malah memalingkan wajahnya.

"Hn, perduli setan juga dengan jawabanmu."

Ucap Dhanni santai yang kemudian menutup kaca mobilnya, Satria hanya diam dan kemudian ikut menutup kaca mobilnya dan bersiap untuk memulai balapan mereka.

Yang kali ini bertindak sebagai pemberi aba - aba adalah Eko, yang sekrang telah berdiri di antara mobil Dhanni dan Satria. Matanya menatap lekat Dhanni dan Satria, meminta kesiapan kepada 2 pengemudi muda itu.

Untuk peraturan balapan sama seperti sebelumnya, start bersisian, hanya ada satu ronde dan siapa yang melewati garis finish duluan dia yang menang.

"Hey, kalau dipikir - pikir bukankah peraturan ini merupakan taruhan yang besar bagi SSC? Ya secara mereka cuma bermain satu ronde dan dibalapan pertama mereka sudah kalah," celetuk Rudi.

"Aku setuju dengan kak Rudi, mereka sekarang berada di sisi yang kurang menguntungkan," tambah Kartiko.

"Jawabannya cuma satu, harga diri," Jawab Dian sambil membuang rokoknya ke tanah. "..SSC itu sendiri terkenal karena mereka selalu bisa membabat lawan mereka hanya dalam satu ronde. Hothatch juga begitu, tapi karena SSC lebih aktif maka perhatian lebih banyak pada mereka."

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang