Act 15 : They True Intention (Part 3)

26 1 0
                                    

Keesokan harinya... Selera Mangut Sanjaya...

Berkat kesepakatannya dengan Erika. Nadia kini bekerja sebagai pegawai paruh waktu menggantikan pegawai SMS yang tengah mengandung. Awalnya gadis itu kira bahwa ini akan merepotkan. Akan tetapi tidak begitu kenyataannya.

Pelanggan di rumah makan ini memang banyak ketika waktu - waktu tertentu. Terutama akhir pekan. Namun ketika tengah sepi pelanggan, para pegawainya bisa beristirahat dan bersantai.

Nadia bisa merasakan kesegaran yang hakiki dari puncak gunung Milarsambet. Dan sampai saat ini hanya ada satu hal yang mengganggunya...

"Ini yang ketujuh kalinya kau menghela napas lho, kak Nadia," celetuk Erika.

"Entahlah.. akhir - akhir ini aku merasa tidak nyaman," timpal Nadia. Sambil menghela napas untuk ke 8 kalinya.

"Ada apa? Apa bekerja disini membuatmu bosan?" Erika nampak khawatir ketika bertanya.

Nadia langsung mengibaskan tangannya. Menyangkal tebakan Erika. "T-tentu saja tidak! Aku hanya... Itu karena... Aarrghhhh!!!~.. maaf aku agak labil akhir - akhir ini," ucap gadis itu seraya mengacak - acak rambutnya karena frustasi.

"Begini ya, yang mengantarku itu si Hana. Tahu, kan? Gadis yang waktu itu kunci mobilnya kita temukan di Mall? Kebetulan dia juga kuliah di UNI. Aku juga cukup tertarik dengan mobilnya."

Entah kenapa ucapan Dhanni beberapa waktu lalu terus terngiang di kepala Nadia. Dan menjadi penyebab kelabilannya saat ini. Nadia terus berteriak dalam hatinya agar kepalanya berhenti mengulang - ulang hal itu.

Tapi sayang tiap kali ia ingat dengan pemuda bernama Dhanni semuanya langsung mencuat kembali.

"Ini pasti karena si kak Dhanni itu, kan? Aku yakin itu," tebak Erika.

"K-kok tahu?!" Nadia terkejut. "..padahal aku belum mengatakan apapun!"

Erika terkekeh geli. "Insting wanita ku menendang masuk! Ehehe~..",

"He? Apa maksudnya itu?"

"Maaf - maaf aku hanya bergurau. Tapi yah.. aku langsung tahu saja kalau penyebabnya adalah laki - laki. Soalnya tingkah laku kak Nadia sama seperti saat aku khawatir dengan kak Satria. Ditambah kemarin.. waktu kak Satria dan kak Dhanni hampir bertengkar, hanya dari situ saja aku tahu kalau kau sangat peduli dengannya."

'Mengejutkan, aku tidak tahu kalau Erika memperhatikan sampai segitunya,' Tukas Nadia dalam hati. Merasa kagum dengan Erika.

Kemudian dirinya tersenyum. "Begitulah, aku bukan siapa - siapanya. Tapi saat mendengar kalau sekarang dia sering bersama gadis lain entah kenapa ada rasa yang mengganjal."

"Apa kakak suka dengan kak Dhanni?"

Tanya Erika lebih lanjut, yang lalu ditimpali anggukan lemah oleh Nadia. Erika langsung memasang ekspresi "oh begitu" dan kemudian berjalan untuk mendekati Nadia. Kedua tangannya menyentuh pipi kiri dan kanan Nadia.

Mulutnya menyunggingkan senyum lebar. "Tenang saja. Berdasarkan pengamatanku, kak Dhanni juga suka padamu! Lagipula kau sudah memberika coklat waktu Valentine kemarin, kan? Itu pasti sudah memberikan point yang besar untuk kak Nadia!" Erika mengatakannya dengan semangat.

"..ayolah jangan murung terus, seorang pelayan harus selalu menampilkan wajah ceria. Hehehe~..."

Setelah mendengar itu. Mood Nadia menjadi sedikit lebih baik. Muka murungnya perlahan berganti menjadi ceria seperti biasanya.

"Nah begitu dong," ucap Erika, bersamaan dengan pelanggan yang baru masuk ke rumah makan. "..ada pelanggan. Kita lanjutkan nanti ya kak!"

"Terima kasih Erika, kau sangat membantu. Omong - omong.. dari pernyataan mu tadi aku jadi menyimpulkan. Apa sebenarnya kau ini Bro-con?"

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang