Act 05 : Promise Never Broken (Part 1)

58 2 0
                                    

"Darimana kau tahu namaku? Seingatku aku belum pernah bertemu dengan orang sepertimu." Tanya Dhanni langsung ke initinya.

Orang yang mengaku bernama Ade Kurniawan itu malah terkekeh dan menggelengkan kepalanya pelan, "Orang sepertimu? Aku sekarang paham kenapa dia bilang aku akan tertarik saat aku bertemu denganmu. Kau benar - benar orang yang lucu." Timpalnya tak menjawab pertanyaan Dhanni.

Dhanni memicingkan matanya, mencoba mengamati orang ini lekat - lekat untuk mengingat apakah dirinya pernah bertemu dengan orang ini. Orang dengan rambut agak spiky yang disemir dengan warna kuning serta tubuh yang cukup berotot walaupun kurus yang terlihat dibalik jaket dan kaus yang ia kenakan.

'Cih! Sial, mau berapa kalipun kulihat aku tetap tidak ingat. Lalu darimana ia bisa tahu namaku? Apa dia kenalan dari temanku di kampus?' duga Dhanni dalam hati.

"Aduh~ jangan memandangku seperti itu dong, kau membuatku malu~"

"Buset jijik! Sudah! Sebaiknya segera kau katakan apa alasanmu datang kemari. Aku yakin kau kemari bukan cuma ingin menyapaku, kan?"

"Yah seperti itulah, aku datang kemari untuk melihat adik si pengkhianat itu. Tapi yang kudapati adalah orang bodoh yang sangat naif sedang berbicara dengan mobilnya, benar - benar kejutan."

Jelas Ade sambil menyilangkan kedua tangannya ke depan dada lalu melangkahkan kakinya untuk mendekati Dhanni. Dhanni sendiri juga semakin bingung soal apa yang orang ini bicarakan apalagi di bagian 'adik pengkhianat' yang Ade katakan.

Dahi Dhanni mengerinyit, "Tunggu sebentar, sepertinya aku gagal paham dengan apa yang kau katakan," tukasnya.

"Hahaha!!~ orang naif yang merasa bisa berdiri di puncak dunia balap ini hanya dengan bermodalkan kemampuan mengemudi pas - pasan dan juga memanggil mobilnya dengan sebutan 'kawan'. Lucu! Benar - benar lucu sekali! Apa kau kira semua itu cukup untuk menjadi seorang pemenang!? Mobil hanyalah mesin! Sebuah sarana bagi kita untuk melaju lebih cepat dengan menguras habis seluruh potensinya, jika kau masoh menganggap mobilmu sebagai kawan kau tidak akan pernah berdiri di puncak kota ini. Karena jika kau pembalap kau pasti tahu. Racing itu kejam!" Ujar Ade panjang lebar dengan penuh keyakinan.

Dhanni hanya terdiam mendengarkan hal itu tak perlu mulut untuk menjawabnya, raut wajahnya sudah menunjukan segalanya. Namun kemudian Dhanni tersenyum...

"Kenapa kau malah tersenyum?" Tanya Ade.

"Yah habisnya respon apa yang kau mau dariku? Kau tadi menyebutku lucu dan bodoh sementara dirimu sendiri membual soal naif lah kejam lah dan idealisme mu itu. Ironis sekali."

Jawab Dhanni yang membuat ekspresi Ade agak berubah. Dia tidak menyangka remaja di depannya ini akan membalikan semua perkataannya. Namun kemudian, Ade kembali menyunggingkan seringai dan melangkah lebih dekat ke arah Dhanni hingga sekarang jarak diantara mereka berdua mungkin kurang dari 1 meter.

Tapi Dhanni juga tak gentar, meskipun remaja kekar dihadapannya sekarang tengah mengeluarkan aura intimidasi yang sangat kuat. Mereka berdua saling beradu tatapan selama beberapa menit sampai kemudian Ade membuka mulutnya terlebih dahulu.

"Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kita selesaikan semua ini dengan balapan? Disini, ditempat ini, sekarang juga!!!"

"Oke itu bukan ide yang buruk, aku jauh lebih baik dalam mengemudi dibanding berdebat. Dengan begitu kita bisa buktikan siapa yang lebih hebat dan aku tidak harus mendengar bualan filosofimu itu."

"Kau ini benar - benar berbakat membuat orang kesal, sama seperti orang itu. Yosh kita balapan sek-"

Ade tak melanjutkan kata - katanya, tetapi malah mendorong tubuh Dhann dengani cukup keras untuk menyuruhnya minggir. Ia melakukan itu karena dirinya melihat sosok manusia yang bisa dibilang paling tidak ingin dia lihat tetapi paling ingin ia temui atau lebih tepatnya habisi.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang