Act 15 : They True Intention (Part 4)

29 1 0
                                    

"Ada apa Dhanni? Apa kau melihat seuatu yang tidak biasa seperti waktu itu?" Tanya Hana. Teringat ketika Dhanni melihat seseorang yang katanya ia kenal sedang mengendari Z4 hitam.

"Mobil lama mu? Jadi M3 CSL itu bukan mobil pertamamu?"

"Ya, begitulah. Maaf Hana aku tadi memang menyuruhmu untuk berhenti. Tapi bisakah kau mengejar Supra itu? Aku ingin melihatnya lebih dekat."

Pintanya pada Hana. Melihat Dhanni yang nampak sangat penasaran membuatnya menuruti permintaan pemuda itu.

Ia kembali ke jalur kanan dimana jalur itu hanya ditujukan untuk mobil berkecapatan tinggi.

Dan mulai melakukan pengejaran terhadap Supra Silver itu. Karena rata - rata kecepatan mereka berdua masih di kisaran 80 - 90KM/h maka tidak perlu waktu banyak bagi Hana untuk mengejarnya.

Jarak antara kedua mobil itu kini hanya 2 meter dari bemper ke bemper. Dari jarak ini mata Dhanni sudah bisa mengamati Supra itu dengan seksama.

Betapa terkejutnya dia saat yakin kalau mobil itu benar - benar Supra RZ yang pernah dimilikinya.

"Ho? Ada yang mengikutiku? Boleh juga. Ayo kita lihat kemampuanmu," gumam si pengemudi Supra. Kakinya perlahan menginjak pedal gas semakin dalam.

"Duh, dia memberi perlawanan, maaf Dhanni tapi aku harus meladeninya!" Ucap Hana. Kembali bersemangat.

"Aku mengerti, tapi jangan berlebihan. Masih banyak peralatan berat di sepanjang sirkuit soalnya," timpal Dhanni sambil memberi saran yang ditanggapi anggukan oleh Hana.

Dog Fight pun dimulai. Supra RZ langsung melesat dengan kecepatan 100KM/h dengan Civic Hana mengekor tepat di belakangnya. Pada seksi berisi banyak belokan Hana bisa memberi tekanan yang cukup besar pada Supra itu. Akan tetapi ketika mencapai jalur landai mobil silver itu bisa langsung melesat meninggalkan Hana.

Hana tidak menyerah, setiap mereka sampai ke bagian yang dipenuhi belokan dan beberapa rintangan lainnya dengan cepat Hana akan memperpendek jarak mereka. Bahkan ketika mereka sampai di Carussell Civic putih itu bisa menempel Supra RZ dengan jarak sekitar 2 meter.

Dhanni mengeratkan pegangannya. "W-wow wow jangan terlalu memaksakan diri."

"Tenang saja.." Hana mengoper gigi lalu menginjak pedal gasnya dalam - dalam. "..aku bisa mengatasinya."

"Hati - hati, jangan terlalu terbawa."

Tambah Dhanni. Mengingatkan kalau nafsu yang berlebihan ketika mengemudi bisa berakibat fafal. Setelah cukup melakukan pengamatan, nalurinya sebagai seorang Petrolhead langsung mengidentifikasi Supra tersebut.

'Selain dari velgnya, aku tidak melihat ada perubahan berarti dari sisi exterior. Untuk bagian mesin, kalau itu memang benar Supra ku yang dulu tenaga yang dihasilkannya jauh berbeda. Kemungkinan hasil dari boost dan turbo yang lebih besar jika dilihat dari Spool nya. Tiap Spool dia juga agak mengayun seperti pengemudinya belum terbiasa dengan sentakannya... Tapi yang lebih penting-..'

"..-dia hidup. Dan lagi masih berjalan di jalur cepat seperti saat bersamaku dulu." Dhanny menggumam pelan agar tak terdengar oleh Hana.

Si pengemudi Supra melirik ke arah spion tengah. "Ah aku ingat! Bukankah Civic itu dari HotHatch Legion? Yah beruntungnya aku mendapat lawan sparring yang menarik!" Serunya.

"..Cih, tapi alat - alat berat itu membuatku tidak bisa mengemudi secara optimal. Kampret."

Umpatnya. Seraya melihat kumpulan alat - alat berat lain yang tersebar di seluruh Outer Ring. Tentu saja ini bukanlah hal normal, itu karena mereka disini bukan untuk perawatan rutin.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang