Dan begitulah, malam itu telah ditandai sebagai berdirinya tim balap FRD, yang merupakan singkatan dari Fortuna Racing Division. Tim balap dibawah pimpinan Dian Purnomo, dengan Dhanni Narendra dan Sandy Wardhana akan menjadi pengemudi utama mereka serta didukung seluruh montir dan teknisi Fortuna SpeedShop.
Tim ini didirakan hanya dengan satu tujuan. Yaitu untuk memenangkan event puncak dari Race Season tahun ini, Summit Festa, dan menempatkan kedua pengemudinya di puncak tahta dunia balap kota Galamadya sebagai pembalap tercepat. Mungkin jika dilihat itu hanyalah titel biasa, namun Dian sudah berjanji bahwa ia akan membantu Dhanni dan Sandy untuk menjadi pembalap tercepat di kota ini.
Karena yang tercepat di kota ini, juga berarti tercepat di seluruh Indonesia.
Kemudian langkah pertama yang mereka lakukan adalah... Tentu saja membuat nama mereka dikenal terlebih dahulu. Karena mereka ini adalah tim balap baru yang baru saja dibuat pada Race Season kali ini. Dan target mereka untuk mencapai hal itu adalah mengalahkan tim paling dominan di Car Meet pertama musim ini, HotHatch Legion.
"Kenapa Dhanni? Dari tadi melamun terus begitu," tanya seorang gadis dengan rambut sebahu dengan lesung pipit manis yang kini berjalan di samping Dhanni.
"Hm? Ah tidak apa - apa, aku cuma penasaran bagaimanakah tim yang akan kami lawab sabtu depan. Soalnya banyak yang bilang mereka itu yang tercepat di Rawa Pening Pass," jawab Dhanni, yang anehnya kini di kedua tangannya sedang menenteng dua buah kantong kresek besar berisi berbagai macam benda, "..dan lagi kak Nadia, kenapa aku harus menemanimu berbelanja seperti ini?!"
"Jangan banyak tanya, aku kan juga sudah mentraktirmu makan es krim tadi. Jadi jangan banyak protes!!" Nadia berkacak pinggang di depan Dhanni, namun kemudian ekspresinya berubah menjadi sedikit sendu.
"...hey Dhanni, tapi kau masih ingat janjimu kemarin, kan? Kalau kau bilang lupa aku akan menghajarmu sekarang juga!" Tambahnya dengan suara yang agak pelan.
Dhanni menghela nafasnya, lalu meletakan tas kresek yang ia pegang di tangan kanan ke tanah, "T-tentu saja aku tidak lupa. Nadia sendiri juga tidak lupa, kan? Apa yang kukatakan hari itu? 'Aku bukanlah tipe orang yang suka menabrakan mobil' jadi tenang saja, mengerti?" Katanya mengulang apa yang pernah ia katakan pada Nadia tempo hari, seraya sedikit membungkukan badannya agar wajahnya tepat berhadapan dengan Nadia.
Melihat wajah Dhanni tersenyum di depannya seperti ini sontak membuat gadis itu teringat apa yang mereka berdua lakukan di gazebo danau UNI beberapa hari lalu. Nadia langsung merasa dadanya berdegup kencang dan wajahnya memanas, dengan segera dia membuang muka dengan membalik badannya sehingga sekarang posisi Nadia memunggungi Dhanni.
Remaja itu tentu saja bingung, 'Ada apa dengan gadis ini? Sedang diajak bicara malah memalingkan wajah. Benar - benar tidak sopan,' pikirnya sembari menggaruk belakang kepalanya kebingungan.
"B-baiklah aku mengerti! Sekarang ayo jalan lagi, ini baru seperempat dari semua yang kubeli. Ayo jalan!!" Perintah Nadia masih dalam posisi memunggungi Dhanni.
"He? Hemm~... Segini banyak itu masih seperempat?! Apa kau tidak lihat kedua tanganku sudah penuh seperti ini?" Keluh Dhanni.
"Itu punggungmu masih kosong, jangan banyak mengeluh. Dhanni laki - laki, kan?"
"Jadi kau juga menyuruhku jadi tukang panggul, begitu?!!! Sial, sejak kapan kau jadi sekejam ini."
Rutuk Dhanni tetapi masih setia mengikuti Nadia, sementara gadis itu cuma tertawa pelan karena geli namun dengan semburat - semburat merah masih menghiasi kedua pipinya.
Jika kalian kenapa seorang Dhanni Narendra bisa menjadi pesuruh seperti ini, itu dikarenakan ia tidak memperhatikan dengan baik ajakan dari Nadia tadi. Dengan iming - iming dibelikan es krim BaskomRobins remaja itupun menerima ajakan Nadia untuk menemaninya belanja. Tanpa menyadari, kalau dirinya sudah masuk jebakan yang dibuat gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)
Teen FictionBerlatar sebuah kota bernama Galamadya di Indonesia yang menjadi pusat 'Motor Sport' Asia Tenggara setelah mengalami revolusi industri. dua orang saudara asal Semarang, Dhanni Narendra dan kakaknya Sandy Wardhana, datang dengan tujuan berdiri di pu...