Act 07 : Coming In Hot(Hatch!) (Part 3)

53 2 0
                                    

Kembali ke balapan...

Setelah tersalip, Dhanni tidak langsung tertinggal dan menyerah begitu saja. Keringat dingin yang telah membasahi pelipisnya menandakan kalau tempo permainannya kini benar - benar sudah tidak teratur. Saat mereka sampai di belokan hairpin ke kanan yang cukup tumpul.

Dhanni masih belum melakukan gerakan serangan balasan, dan hanya mengikuti mobil kompak itu dari belakang dengan jarak sekitar 10 meter. Waktu pemulihan ketika keluar dari tikungan sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda diabtara Hana dan Dhannu. Tapi karena Hana berada di depan, ia sudah terlebih dahulu menghadang semua jalur yang mungkin bisa digunakan M3 dibelakangnya untuk menyalip.

Dengan kecepatan hampir 85KM/h mereka menunu ke tikungan terakhir di rentetan belokan ini, yaitu sebuah hairpin ke kanan yang cukup lebar. Kaki kiri mereka dengan sigap menginjak rem dan memindag gigi mobil mereka ke gigi rendah untuk melibas tikungan tersebut, raungan dari mesin K20A ber rpm tinggi muncul dari Civic EG Hana disusul suara spool turbo yang ia pasang pada mesin tersebut. Namun M3 CSL silver di belakangnya masih menunjukan perlawanan, itu terbukti dengan ia yang masih menempel ketat di belakangnya.

Mobil FF atau penggerak depan terkenal akan understeer yang cukup terasa disaat melibas tikungan, akan tetapi dengan permainan gas dan rem yang lihai Hana dapat mengatasi sifst understeer mobilnya dengan cerdik. Membuat mobilnya seolah tak memiliki kelemahan.

'Kompak, cepat, dan lincah! Inilah mobil yang sudah Sunarko Handoko bangun. Benar - benar Civic Sir-II (EG) yang ideal dan sempurna!!!' batin Hana dengan penuh percaya diri. 'Mereka yang hanya melihat sampul sering menyebut mobil ini sampah, mesin pemotong rumput, dan berbagai hinaan lainnya. Di race season kali ini akan kubuat kalian menyesal telah berkata begitu!'

Dhanni masih belum bisa pulih dari rasa gugupnya, sejauh ini yang bisa ia lakukan hanyalah menjaga jaraknya dengan Hana. Akan tetapi, dalam pikirannya masih berkecamuk pikiran yang membuatnya tambah tidak fokus dalam mengemudi. Giginya menggeretak, dan cengkraman tangan kiri pada roda kemudinya semakin menguat.

"Ada apa denganku?! Ini bukan balapan pertamaku, tapi kenapa aku dipenuhi rasa ragu - ragu dan gugup seperti ini?! Apa yang sebenarnya membebaniku sampai seperti ini?.."

"..ayo ingat - ingat!! Aku pasti telah melewatkan sesuatu dari saran om Dian dan kak Sandy sebelum balapan tadi."

Pemuda itu kembali menyelam dalam ingatannya sebelum balapan dimulai, mencoba mengingat saran - saran yang dikatakan Dian dan Sandy padanya yang mungkin bisa memberikan jawaban atas kebuntuannya saat ini. Setelah melalui hairpin ke kiri tersebut, mereka berdua akhirnya sampai di bagian terpanjang pertama di rute ini, rute dimana Sandy melakukan serangan 'Mati Lampu' untuk menyalip Slamet.

Dari gigi 3, Hana menaikan persenelingnya dan langsung mencapai gigi 5 untuk menyentuh kecepatan 180KM/h dan masih terus meningkat. Dhanni juga melakukan hak yang sama, tangan kanannya mendorong tongkat transmisinya kebelakang untuk naik ke gigi 5 dan mencapai kecepatan 180KM/h juga. Sebenarnya, tenaga dari S54 milik Dhanni tetap lebih kuat dari K20A milik Hana, akan tetapi semua gerakan yang dilakukan Dhanni masih terkesan setengah - setengah sehingga Hana tidak terlalu terancam olehnya.

Menembus gelapnya malam, tanpa sadar mereka berdua sudah menyentuh kecepatan 200KM/h. Di tengah jalan landai ini ada sebuah belokan ke kanan yang cukup simpel tapi tetap harus diperhitungkan, Hana sedikit menginjak rem dan lalu gas lagi untuk melibas belokan tadi. Dhanni juga berniat untuk melakukan hal yang sama, namun karena ia mengambil jalur dalam dan sedikit salah perhitungan membuat bagian belakang mobilnya sedikit menyenggol pagar pembatas dan menimbulkan percikan kecil.

"Ayo! Terus seperti ini dan aku akan memenangkan balapan ini di babak pertama! Ada apa Dhanni? Tidak ada perlawanan lagi?" Gumam Hana sembari melihat kilatan cahaya dari lampu depan mobil Dhanni yang tidak terlalu dekat dengan mobilnya.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang