Act 03 : Challange The Challanger (Part 3)

48 1 0
                                    

Tanpa terasa sudah 4  hari sejak Dhanni menerima tantangan Joko untuk balapan. Selama beberapa hari ini kepala remaja itu terus memikirkan bagaimana cara mengalahkan 3000GT VR-4 milik Joko dengan M3 CSL miliknya. Sampai dengan hari minggu ini, sama seperti minggu lalu, pagi - pagi buta Dhanni sudah datang ke Galamadya Ring untuk berlatih bersama pamannya. Meskipun kali ini tidak ada Sandy sebagai lawan sparring, dirinya tetap bersemangat karena dengan ini ia bisa menguasai teknik baru di luar sepengetahuan kakaknya itu.

Roda - roda M3 CSL berwarna silver metalik itu segera mengaspal setelah mendapat sedikit perawatan di pit, tak ingin membuang waktu. Karena kondisi Ring kali ini tidak seramai biasanya, maka Dhanni dengan leluasa bisa mengerahkan seluruh kemampuannya tanpa ada kekhawatiran dengan lalu lintas kendaraan yang lain.

Di lintasan yang terkenal memiliki ratusan tikungan ini, dengan ciamik remaja itu memainkan kakinya di pedal dan kedua tangannya di setir dan tongkat transmisi. Setiap tikungan ia masuki dengan waktu pengereman yang mendekati sempurna dan teknik berbelok yang tak kalah hebat, walaupun dia menyetir hanya menggunakan satu tangan.

'Masih belum! Waktu pemulihan ketika keluar dari tikungan masih terlalu lambat! Mobil - mobil 4WD masih bisa lebih cepat dari ini.'

"Cih, sial..."

"Santai saja Dhanni, tidak usah tertekan seperti itu. Memangnya ada apa?" Celetuk Dian yang melihat mulai memunculkan sifat lamanya waktu mengemudi.

"Aku merasa tidak puas dengan waktu pemulihanku sewaktu keluar dari tikungan. Dibanding GT-R kak Sandy, M3 ku masih tertinggal sekitar empat detik, dan akan semakin bertambah jika aku lengah sedikit saja," jawab Dhanni, dengan tangan kanan yang masih selalu siaga di tongkat transmisi.

"Memang benar, saat memasuki tikungan mobil 4WD akan lebih unggul karena keempat roda memiliki traksi yang lebih besar. Tapi bukan berarti mobil FR tidak bisa menyainginya..."

Dian menjeda penjelasannya, kemudian merogoh kantong jaketnya untuk mengambil 2 benda kesukaannya, sebatang rokok dan sebuah korek gas. Disulutnya lintingan tembakau itu seraya membuka sedikit jendela mobil untuk mengeluarkan asapnya.

"...penggerak empat roda, memiliki kodrat alami yaitu bobot yang cukup berat, dan disitulah lencana CSL di M3 ini akan sangat berpengaruh. Cukup segitu saja petunjuk yang kuberikan, sisanya harus kau temukan sendiri."

Tambahnya yang masih nampak tengah meski tengah berada di dalam sebuah mobil balap yang tengah melaju, di tengah gempuran 'G-Force', Dian dengan santai merokok dan bahkan menaikan kakinya ke atas dasbor seperti sedang berada di warung makan.

Dhanni sedikit melirik ke arah Dian, "Bisa om Dian menurunkan kakimu itu? Maaf saja tapi interior panel ku masih dilapisi kulit asli!"

"Baiklah - baiklah," Saat dia menurunkan kakinya, pandangannya tercuri ke sebuah cup holder. "Cup holder? Untuk apa? Apa kau mau menerapkan latihan dari kartun yang kau tonton itu?" Tanya Dian.

"Ah tidak, itu cuma buat tempat kopi kalau aku sedang tugas mengirim saja, dan lagi itu bukan kartun tapi anime!!" Protes  Dhanni, menunjukan sedikit sisi ke-otaku-annya.

'Hingga sekarang pun ia tak menyentuh paddle shiftnya dan hanya menggunakan shift knob saja. Apa dia begitu menyukainya? Teknik one-hand-steering..'

"Ooohh~.. baiklah maaf aku tidak tau kau sefanatik itu dengan hal berbau jejepangan. Sekarang ayolah tambah kecepatan!!! Lihat, aku masih bisa duduk dengan tenang!"

"Dasar om kurang ajar..." dengus Dhanni pelan.

'Yosh, aku tidak tahu kapan kau akan balapan dengan 3000GT . Tapi sebagai om yang baik setidaknya aku akan membantumu...'

Tukas Dian dalam hati seraya membuang rokoknya keluar jendela.

"Oh ya om Dian, aku punya permintaan," celetuk Dhanni tiba - tiba.

"Ada apa?" Timpalnya seraya menaikan sebelah alisnya.

"Aku ingin meminjam kunci pit Fortuna disini. Untuk dua hari kedepan, aku ingin latihan mengemudi di Ring waktu malam hari."

¤¤¤¤ ¤¤¤¤

Semalam sebelumnya...

Waktu mungkin sudah menunjuk pukul 21.00 di seluruh jam tangan dan jam dinding yang ada di venue ini. Akan tetapi aktivitas serta raungan mesin - mesin berperforma tinggi tetap terdengar memecah heningnya malam. Meskipun lampu - lampu di Ring tidak dapat memberikan pengelihatan sempurna ke sirkuit, para pengemudi tetap memacu kendaraan mereka dengan kecepatan di atas rata - rata.

Yeah, namun tetap, sesekali ada beberapa mobil yang tergelincir keluar jalur dan menghantam dinding pembatas karena berbagai alasan. Oleh karena itu pengemudi lain mulai menurunkan kecepatan mereka juga untuk menghindari hal yang dapat merusak mobil dan tubuh mereka sendiri.

Kecuali untuk satu pengemudi, yang menaiki  sebuah 3000GT berwarna biru tua yang memilih untuk mengambil jalur kiri dan terus tancap gas. Jika dilihat dari luar, mobil itu melaju dengan kecepatan rata - rata 100KM/h hingga hanya meninggalkan jejak cahaya merah dari lampu belakangnya saja bagi orang lain yang melihatnya.

Bukan cuma kecepatan di trek lurus saja yang hebat, tetapi juga ketepatan pengereman sewaktu memasuki tikungan juga tak dapat dianggap remeh. Orang ini benar - benar mengetahui cara memaksimalkan potensi penggerak empat roda pada mobilnya, itulah yang dipirkan para pengemudi mobil lain ketika sekilas melihat cara mengemudi orang ini.

'Tidak ada masalah dengan mesin dan transmisi, settingan suspensi dan kaki - kaki juga sudah bagus, tidak diragukan lagi kalau 3000GT VR-R Turbo ini sedang dalam kondisi prima! Tapi kenapa... tapi aku kenapa merasa resah? Dengan kondisi ini tidak mungkin aku akan kalah!' Pikir sang pengemudi yang bernama Joko PramKartiko dengan resah.

"Tapi ada dengan tatapan matanya itu? Daya juang? Atau kegilaan? Tidak bisa kubiarkan, waktu balapan nanti aku akan mengeluarkan segenap kemampuanku. Akan ku tunjukan kemampuan sebenarnya dari pemimpin Brandals Motor padamu, Dhanni Narendra!" Gumam Joko.

Saat telah kembali ke garis Start/Finish, Joko langsung memosisikan mobilnya di depan salah satu pit, dimana di depan pit itu juga sudah 3 mobil lain yang menunggu. Yaitu sebuah Eclipse GT '03, Lancer Evolution VIII RS '03, dan sebuah FTO GPX '94 yang pasti kalian sudah tahu milik siapa.

"Ini dia ini dia, ya ampun Joko itu, apa dia harus berlatih sekeras ini hanya untuk melawan seorang bocah? Ya.. maksudku ini sudah dua malam, lho. Biasanya dia cuma sekali melakukan latihan," Ungkap si pengemudi Eclipse, yang diketahui bernama Bambang.

"Itu benar! Kenapa kau tidak duduk manis dan biarkan aku yang melawan bocah itu?" Tambah Kukuh si pengemudi Lan Evo, pada Joko yang baru saja turun dari mobil.

Joko menggeleng ringan, menolak saran mereka berdua. "Sudah hentikan, berapa kali harus kubilang kalau ini adalah keinginan pribadiku? Jika kalian memang benar - benar ingin membalapnya, lakukan setelah aku menang!" Seru Joko dengan tegas.

Kedua orang itu langsung terdiam karena merasakan aura dahsyat yang keluar dari Joko menekan mereka. Terkecuali untuk Bobi, yang dari sananya memang punya dendam kesumat dengan Dhanni.

"Cih! Padahal seorang pemimpin sepertimu tidak harus-"

Belum selesai Bobi menyuarakan pendapatnya, telapak tangan kanan Joko sudah terlebih dahulu menampar pipi remaja itu dengan cukup keras. Meninggalkan bekas merah yang cukup mencolok di pipinya.

"Diamlah, brengsek. Akhir - akhir ini kau benar - benar keterlaluan ya, Bobi? Tidak cuma kalah tapi kau juga terus saja mengoceh seperti pencundang!!!"

"B-boss... ak-aku minta maaf."

"Heh, memang sudah seharusnya. Kalian bertiga dengarkan, aku tidak mau ada anggota Brandals yang mengganggu pertandinganku dengan Dhnni Narendra, dan kalau ada dari kalian yang masih mengeyel. Aku sendiri yang akan menghabisi kalian dengan kedua tanganku sendiri!!!"

Perintah sekaligus ancam Joko pada Bambang, Kukuh, dan Bobi seraya menunjukan kepalan tangan kanannya.

GALAMADYA : UPROAR (ON HOLD/HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang