Tak ada tiap detik pun yang dapat diputar kembali, begitupun setiap hal yang telah terjadi. Tak akan dapat diperbaiki. Tak ada gunanya untuk disesali.........
Tubuh Jungkook terduduk lemas di atas kursi, pening mulai melanda kepalanya membuat tangan itu terangkat untuk memijit pelipis yang terasa nyeri itu. Jika sudah begini, ia bisa apa? Terjebak pada perasaannya sendiri. Deruhan nafas panjang berat terdengar. Manik mata pria itu menatap tubuh kecil yang terbaring didepannya itu. Mata, bibir , hampir seluruh wajah putrinya itu mirip dengan Sohye. Ia merasa begitu brengsek, tak bisa menjaga janji suci nya lagi. Kembali ia menyakiti hati seorang wanita, Apakah ia pantas untuk dimaafkan?
Sesaat ia tersadar, pikirannya mendadak kacau, ia mulai tak tenang memikirkan hal-hal apa yang akan Sohye lakukan setelah ini. Wanita itu tengah terpuruk, terpuruk akan kesalahannya. Ia takut jika wanita itu melakukan sesuatu hal yang gila nantinya namun, Ia tak bisa meninggalkan putrinya seorang diri dan mengejar istrinya yang pergi setelah pertengkaran tadi.
"Jimin hyung " 1 nama muncul dibenaknya, orang yang sudah ia anggap sebagai kakak itu pasti bisa dimintai pertolongan kali ini. seketika Jungkook mengambil ponsel yang berada di dalam saku celananya. Menghubungi sahabatnya yang kebetulan juga tinggal di Busan.
"hallo... Hyung bisakah kau menolongku. Aku mohon hyung aku sangat membutuhkanmu, tolong datanglah ke rumah sakit Minhyung di jalan Pyongyang, datanglah ke ruang VVIP nomor 8.
"......."
"nanti akan aku ceritakan hyung, baik.... terima kasih banyak hyung Terimakasih "
Jungkook menghela nafas lega, setelah menghubungi Jimin untuk ia mintai bantuan tersebut. Dan yang harus ia lakukan sekarang adalah menunggu kedatangan sahabatnya itu kemudian pergi mencari istrinya.
..........
Hana berjalan dengan langkah gontai, disepanjang koridor rumah sakit, air mata yang sedari tadi ia tahan untuk tak ia keluarkan, akhirnya meloloskan diri juga dari dalam kantung matanya. Pikirannya bergelayut akan kejadian beberapa menit yang lalu. Apakah yang ia lakukan itu salah? Ia hanya ingin membantu anak itu.
Mengapa hatinya berdenyut ngilu, saat mendengar ucapan wanita tadi, yang menyebut dirinya 'ingin merebut suami orang?'Tidak, bukan itu maksudnya, wanita itu yang tak sadar diri. Siapa sebenarnya yang menjadi perebut suami orang?. Marah? Tentu itu dirasakan oleh Hana tetapi, ia tak bisa mengeluarkan amarahnya didepan mereka. Ia bahkan tak mengerti dengan dirinya sendiri. Terlalu bodoh kah dia ?
Brughh
Tanpa sadar tubuhnya menabrak seseorang yang berada didepannya
"jeosonghamnida" ucapnya lirih tanpa menatap seseorang yang telah ditabraknya
"doker Kim?"
Hana mendongkakkan kepalanya,
" Yoongi Su..nbae" buru-buru Hana menyeka air mata yang sudah jatuh itu secara kasar dengan punggung tangannya
"Hana-ya , ada apa yang terjadi padamu? Mengapa kau menangis?"
"ee..hh tak apa, aku tak apa-apa"
![](https://img.wattpad.com/cover/121219547-288-k425406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [2]
Fanfiction18| Penyesalan itu, melekat didiriku bagaikan bekas luka. Cover by : hana31543 ©hana31543 [30.07.2017]