part 50

1.1K 153 38
                                    

Orang yang pernah terluka, tau bagaimana caranya mengasihi orang lain.

........

Hana pov

Saat kita bertemu dengan seseorang yang sangat kita kenal, seseorang yang dulu pernah menyakiti kita. Hal itu mampu mengingatkan kembali segala memori yang sudah kita coba enyahkan mati-matian.

Lalu, disaat kita merasa baik-baik saja tanpa dirinya dan mempunyai tujuan lain untuk digapai. Ketika bertemu pada orang yang dulu pernah kita cintai, kadang mampu membuat kaki ini untuk berbalik.

Padahal itu tidak sejalan dengan hatimu

Semua itu hanyalah seruan dari isi kepalamu yang menyuruh untuk mengikuti perintahnya.

Dan ingatan akan dirinya dimasalalu membantumu untuk lebih baik memilih kabur darinya. Karna pada dasarnya bersamaan dengan setiap kau mengingat namanya setiap luka yang telah ditinggalkan pasti akan muncul kembali tanpa perlu diminta. Hal yang tak bisa diubah dan hanya mampu menciptakan nyeri di hati.

Namun, sepertinya aku harus meninggalkan cara itu. Aku harus bisa bangkit dari masa lalu dan mencoba membuka lembaran baru kepada pria lain. Mempersiapkan diri untuk kembali berpetualang menjadi bagian hidup dari hidup orang lain.

Jika terus melarikan diri, bukan hanya lelah jiwa yang kau rasakan tetapi ragamu juga bukan? Kau tak akan pernah mencoba untuk kembali membuka hati untuk orang lain jika kau terus terperangkap dalam bayang masa lalu yang kelam, dan Takdir ; suatu saat pasti akan kembali mempertemukan kami. 

Jika takdir sudah berkata 'Ya' maka kamu akan tetap bertemu dengannya lagi,

Seperti saat ini, kami kembali dipertemukan dengan cara yang tak terduga.

.....

Langkah kaki ini membawaku pada sebuah area pemakaman umum, ada 1 makam dengan tanah yang masih segar dengan seseorang yang masih setia ada berjongkok disampingnya. Terlihat juga raut wajah yang masih sembab dengan air mata yang masih membasahi kedua matanya. Mengusap gundukan tanah yang masih basah itu dengan berlinang air mata.

Untuk pertama kalinya.

Aku melihat ia begitu rapuh, sungguh pemandangan yang ironi ; dimana seorang ayah yang kehilangan buah hatinya untuk selama-lamanya.

Hidup ini, layaknya misteri. Yang takkan bisa dimengerti oleh semua insan. Dengan belajar mengikhlaskan,  hanya cara itu yang bisa manusia lakukan ketika kehilangan orang yang disayang.

"Aku turut, berduka cita atas kepergian putrimu Jung" ucapku pelan nyaris seperti berbisik

Karna aku takut, jika saja aku mengganggu masa berkabung nya dan membuatnya marah. Karna semua ini terjadi ada sangkut pautnya dengan diriku.

Meski itu semua hanyalah salah paham.

Dari balik punggung tegapnya aku bisa melihat anggukan kepala darinya meski ia tak berbalik dan melihatku.

Aku menjawab itu sebagai jawaban : iya darinya.

"Maaf"

Tiba-tiba saja aku dibuat terkejut dengan ucapannya. Meski terdengar lirih aku bisa mendengar suara seraknya.

"Maaf untuk apa?"

Dari belakang sini aku bisa melihatnya menghela nafas sejenak, sebelum ia mengambil keputusan untuk bangkit dan kini menatapku.

Sorry [2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang