Untuk pertama kalinya, aku sangat membenci hujan
......
Hana pov
Bentangan langit berwarna jingga diluar sana kian meredup, hendak tergantikan dengan datangnya langit malam, bersama bias sinar matahari yang akan tenggelam hatiku tergerak untuk beranjak dari kursi dudukku. Berjalan kearah jendela yang menampilkan pemandangan senja kota Busan. Kali ini aku masih berada dirumah sakit, mengingat jam kerjaku masih tersisa 6 jam lagi untukku bisa pulang kerumah.
Untuk beberapa detik kedua mataku terpejam, seraya menghirup nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahanNamun, ditengah-tengah aktivitasku itu. sebuah adegan akan kejadian beberapa menit yang lalu tiba-tiba muncul dalam benakku hingga membuat kedua mataku kini kembali terbuka.
Menghabiskan senja untuk memikirkan kejadian beberapa menit yang lalu, membuat kedua bahuku sedikit bergetar, kedua telapak tangankupun menelungkup habis wajahku. Untuk detik selanjutnya aku mulai bertanya: "mengapa aku memikirkan kejadian tadi, dimana Choi Sohye wanita yang merebut Jungkook dari sisiku dengan beraninya berciuman didepan umum dengan mengundang wartawan yang pastinya bukan hanya orang-orang disekeliling kantin rumah sakit yang melihatnya melainkan bisa sampai luar kota atau bahkan 1 negeri jika saja kejadian itu menjadi berita hangat dimedia, mengingat posisi Jungkook yang cukup terkenal, karna dikenal sebagai pewaris tunggal Jeon comapny"
Untuk detik selanjutnya aku menghembuskan nafas kasar."apakah ini adalah rencanya supaya ia bisa dikenal sebagai istrinya? Atau dia melakukan ini untuk mempermainkanku? kau benar-benar wanita yang jahat Choi Sohye"
Ditengah-tengah atensiku menilai seorang Choi Sohye tiba-tiba terdengar suara nyaring dari ponsel yang kuletakkan diatasi meja kerjaku. Tanpa pikir panjang aku melangkahkan tungkai kakiku untuk kembali pada meja kerjaku dan mengambil benda persegi dengan layar terang yang kini menampilkan beberapa digit nomor yang tak kukenal.
Dahiku berkerut, dan bertanya "nomor siapa ini? " kemudian jariku mulai menggeser sebuah gambar telepon kearah gambar telepon berwarna hijau.
"yoboseo" ucapku memulai pembicaraan
"yoboseo... Hana-ssi" sebuah suara dari seberang sana berhasil membuat mulutku sedikit melongo, jujur saja aku sedikit terkejut dibuatnya mengingat orang yang baru saja tadi kufikirkan kini menelfonku dan sebuah pertanyaan muncul :"darimana dia mendapatkan nomor teleponku? "
"bisakah kau bukakan pintu untukku? Aku sudah berdiri cukup lama didepan pintu ruang kerjamu"
Netraku pun secara langsung melirik kearah layar kaca yang terpasang ditengah pintu ruang kerjaku, menampilkan seseorang dibaliknya yang kini tengah tersenyum sinis kearahku
"bukankah kau mempunyai tangan yang utuh untuk membukanya Sohye-ssi" kali ini, aku sedikit menambahkan nada ketus dalam kalimatku
"ohh rupanya, ada yang mau balas dendam denganku"
Cklek
Pintupun tiba-tiba terbuka dan aku bisa melihatnya masuk keruanganku sendiri, aku sedikit terkejut namun aku bisa menyembunyikan keterkejutanku dengan memasang wajah tenang menatapnya masih dengan raut wajah yang sama dia menghampiriku.
"jadi, apakah kau bersedia dengan permintaanku tadi? " tanyanya
"bukankah kau sudah mendengarnya tadi? " balasku
"hmmm.... Baiklah, tapi aku datang kesini bukan hanya untuk menanyakan hal itu saja, aku juga ingin menanyakan hal lain terhadapmu"
Sudut alisku sedikit kuangkat, "apa? Kau ingin menanyakan hal apa padaku? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [2]
Fanfiction18| Penyesalan itu, melekat didiriku bagaikan bekas luka. Cover by : hana31543 ©hana31543 [30.07.2017]