"Bukan orang lain yang membuatmu berubah, kalau kau berubah itu karna dirimu sendiri"
......
1 bulan berjalan dengan sangat cepat, kondisi Sohye saat ini sudah berangsur membaik. Dari yang awalnya ia hanya bisa menggerakkan kepalanya, sekarang ia sudah bisa menggerakkan kedua tangannya. Meski ia harus duduk di kursi roda karna ia masih belum bisa berjalan.
Semua itu berkat perjuangannya yang pantang menyerah dalam menjalani fisioterapi, ditambah juga kesabaran dari Hana yang selalu mendampingi dan membantunya secara rutin menjalani terapi okupasi.
Bak sahabat, keduanya kini semakin terlihat akrab.
.....
"Fiuhh lelahnya~" nampak seorang pria dengan jas dokternya terlihat tengah mengeluh diatas meja resepsionis.
"Hya dokter Boo, tidakkah ada yang bisa kau lakukan selain mengeluh huh? Apakah tempat ini menjadi tempatmu untuk berkeluh kesah?" seorang dokter lain yang sedari tadi ada ditempat ini menyindirnya sinis.
"Kau tidak akan pernah tau, rasanya penderitaan menjadi dokter magang. Apalagi di bagian IGD, hufff benar-benar melelahkan" balas pria dengan tubuh sedikit tambun itu tak perduli seolah ia telah kebal dengan perkataan yang selalu ia dengar dari temannya itu.
"Hya~ aku ini juga dokter magang sepertimu aish~" protes dokter yang tadi menyindir nya.
"Memang seperti itu resikonya ketika kau magang di tahun pertama. Kau akan merasakan enaknya jika sudah memasuki tahun kedua"
Tiba-tiba sebuah suara lain terdengar di telinga Seungkwan membuat tubuh dokter Boo itu terkesiap.
Dokter magang ber name tage Boo Seungkwan kini berbalik badan dan memberi salam hormat kepada sosok dibalik sang pemilik suara.
"Anyeonghaseo dokter Kim, emh~ maafkan ucapan saya tadi" nadanya terdengar kikuk. Ia dibuat gugup dengan kedatangan Hana, entahlah-- padahal Hana bukanlah anak dari direktur pemimpin rumah sakit, ataupun kepala departemen yang sudah sewajarnya karyawan apalagi dokter magang seperti dirinya takuti. Tetapi Seungkwan selalu merasa gugup jika bertemu dengan Hana yang hanya berstatus sebagai seniornya disini.
"Hei, kenapa kau malah meminta maaf? Aku memaklumi perkataanmu, semua dokter disini pasti pernah sepertimu" jawab Hana tersenyum melihat tingkah juniornya itu .
"Cha~ aku bawakan kalian ini" Hana lantas memberikan 2 kantung kresek berisi kimbab kepada 3 orang didepannya. Sebenarnya Hana membawa 3 buah kantong kresek tapi ia menyisakan 1 untuk seseorang.
"Woah~dokter Kim, tau saja kalau kita ini tengah butuh asupan energi." ucap dokter yang tadi menyindir Seungkwan dengan senyum lebar.
"Hya~ kau ini pasti langsung sumringah ketika mendapat makanan. " cibir Seungkwan
"Hei~ siapapun itu, ketika kau mendapat makanan gratis pasti akan membuatmu senang" cibirnya balik
"Heish, dokter Boo- dokter Lee lebih baik kita makan ini sebelum makanannya dingin" sanggah suster perempuan yang dari tadi hanya melihat perdebatan 2 dokter pria didepannya itu.
"Oh ya dokter Kim, terimakasih atas makanannya" ucap sang suster
"Terimakasih dokter Kim" balas Seungkwan dan dokter Lee yang diketahui memiliki nama lengkap Lee Seokmin itu secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [2]
Fanfiction18| Penyesalan itu, melekat didiriku bagaikan bekas luka. Cover by : hana31543 ©hana31543 [30.07.2017]