part 35

2.8K 296 35
                                    


Sepasang iris mata hazel terbuka tatkala sinar cakrawala telah menerobos masuk melalui  jendela kaca kamarnya.  Jarum jam yang terpasang dijam dinding kamarnya menunjukkan pukul 07.00 pagi, figur ramping itu perlahan bangkit dari tidurnya tatkala tidurnya terusik akan silau sinar matahari.

Beberapa kali manik hazel itu mengerjap guna untuk mengumpulkan kesadarannya.

Disaat kesadarannya telah terkumpul tangan rampingnya segera meraih kalender dan bulpen bertinta merah yang ia letakkan diatas nakas. Ia segera melingkari angka pada tanggalan baru dan tak lupa ia juga memanjatkan doa dengan harapan, agar hari ini lebih baik dari hari yang lalu.

Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaannya. semenjak ia resmi bercerai pada mantan suaminya,
Awal yang cukup bagus untuknya memulai hari menurutnya.

Ia segera menyingkap selimut putih yang menutupi sebagian tubuhnya,  tungkai kakinyapun lekas memakai sendal.  ia mulai mengambil langkah santai menuju kamar mandi. Guna untuk membersihkan dirinya sebelum ia memulai pekerjaannya.

.....

Hana, wanita bermarga Kim itu menuruni anak tangga dengan mulutnya yang sedikit menyenandungkan sebuah lagu. Entah kenapa hari ini terasa berbeda baginya, setelah hal-hal buruk yang ia alami beberapa bulan belakangan ini. Hari ini ia sedikit mendapatkan sebuah rasa semangat dalam hidupnya lagi.

Ia segera berjalan kearah dapur untuk membuat teh hangat. guna untuk memulai sarapan paginya.

Ia meraih ketel guna untuk memasak air panas, tak lupa juga ia telah menyiapkan gelas berukuran sedang. Setelah dirasa air telah mendidih  ia segera mematikan kompor, lantas menuangkan air panas kedalam teko dengan teh didalamnya. Mulutnyapun masih belum berhenti mengumamkan sebuah lagu yang akhir-akhir ini cukup populer di negaranya.

Tintong

Aktivitas membuat teh terhenti tatkala bel pintu rumahnya berbunyi. Ia segera beranjak pergi dari dapur menuju ruang tengah dimana pintu utama akses masuk kedalam rumahnya terdapat disana.

Ia pun membuka pintu namun, ia tak mendapati seseorang pun berdiri disana. Dirinya malah terkejut dengan sebucket baby breath dengan secarik note berwarna pink menyertainya tergeletak dilantai teras rumahnya.

Ia segera mengambil bucket bunga itu. Irisnya perpendar kesegala penjuru, guna mencari sosok pengirim bunga tersebut.

Namun nihil, gadis itu tak menemui siapa gerangan yang telah mengiriminya bunga sepagi ini.

Tanpa pikir panjang ia segera membuka note berwarna pink itu,

" i just wanna see you smile Hana"

Dahinya berkerut, setelah membaca isi pesan dari note itu. Dirinya mulai bertanya-tanya siapa yang telah mengirimi bunga itu? Dan.. Alasan apa dari pesan tersebut? Siapapun dia, dia adalah orang yang telah mengenalnya namun siapa?

Lagi, ia mengambil langkah sampai keluar pagar rumahnya guna untuk mencari siapa seseorang yang telah mengiriminya bunga. Namun, lagi-lagi nihil. ia tak mendapati sosok tersebut.

Ia mendengus pasrah, lantas memutuskan untuk kembali masuk kedalam rumahnya, dengan rasa penasaran yang kini mengusik pikirannya.

....

Suara sepatu highheels terdengar begitu nyaring mengisi koridor rumah sakit, suara sepatu itu ternyata berasal dari seorang wanita yang kini tengah berlari dengan peluh yang telah menetes membasahi dahinya. Tak pandang hulu wanita itu terus berlari tanpa memperdulikan rasa sakit dikakinya. Baginya rasa sakit itu bukanlah apa-apa. Daripada sebuah pesan ancaman yang telah ia dapatkan tadi pagi.

Sorry [2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang