Sedari tadi sosok itu terus mengamati wajah seseorang yang tengah terbaring lemah di atas ranjang.
Kira-kira, sudah 5 menit ia berada didalam ruangan ini, dengan pakaian serba hitam dan masker yang menutupi wajahnya.
Tangannya terulur guna menyentuh pipi mulus wanita didepannya. Dengan kasih sayang yang ia berikan secara tulus.
Bersamaan dengan kegiatannya mengusap pipi, kedua manik mata yang sedari tadi kedatangannya terpejam itupun terbuka.
Mengetahui siapa yang ada didepannya saat ini, sang wanita dengan cepat menolehkan wajahnya kesamping seolah tak sudi untuk disentuh oleh sosok yang kini ada didepannya.
Mendapat respons dari si wanita, membuat sosok serba hitam itupun tersenyum
"Hei, aku hanya ingin mengusap pipimu, Sohye ku sayang!" ucap sosok berpakaian serba hitam itu, setelah membuka maskernya.
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Sohye, dia justru terlihat tengah ketakutan saat ini.
"Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu " lanjutnya sambil mengusap pipinya dengan lembut dan tenang.
Sohye hanya bisa pasrah atas perlakuan sosok yang begitu ia kenal itu. Tak ada perlawanan darinya (meskipun ia ingin )ia begitu lemas bahkan untuk sekedar berucap. Entah ini efek dari anestesi atau karna mungkin ia yang belum makan sedari kemarin.
Hingga usapan di pipinya tiba-tiba berhenti, Sohye sedikit terkejut. Namun ia tak bisa menanyakan gerangan kenapa sosok itu menghentikan aktivitasnya.
Ada rasa was-was dari dalam diri Sohye ketika sosok itu kini malah terlihat tengah mengambil sesuatu dari dalam saku jaketnya.
Dengan lekat Sohye mengikuti pergerakan sosok itu. hingga tiba-tiba, dengan gerakan cepat sosok itu menutup indera penciumannya dengan sehelai kain yang sudah dibasahi oleh cairan obat bius. Hingga membuatnya kembali tak sadarkan diri.
Satu hal yang terakhir Sohye tangkap dengan indera pendengarannya sebelum kesadaran nya kembali hilang ;
"Akan kubuat kau menjadi milikku Choi Sohye"
.....
Jungkook tergesa menekan tombol lift, berharap ingin secepatnya sampai pada tempat yang menjadi tujuannya saat ini.
Pikiran akan perkataan Yoongi benar-benar membuatnya kalut hingga dadanya benar benar serasa dibakar oleh amarah.
Dan pertannyaan pun muncul dalam benaknya ; apakah ia harus percaya dengan ucapan orang asing itu?
Setelah pintu lift terbuka, Jungkook segera melangkah masuk. Dan dengan cepat menekan tombol angka yang menjadi tujuan.
Didalam lift ia tak bisa menghilangkan pikiran negatif itu. Ini adalah kesempatan untuk nya memperbaiki rumah tangganya, tapi kenapa justru kejadian tak terduga terjadi tanpa kendali.
Secepatnya Jungkook menggeleng berusaha menghilangkan pikiran buruk yang menguasai pikirannya. Namun gagal, membuatnya benar-benar tak tahu harus berbuat apa.
Dan setelah ia sampai pada lantai yang menjadi tujuannya pintu lift pun terbuka.
Dengan tergesa Jungkook mempercepat laju kakinya. Hatinya hancur juga dilanda amarah, namun ekspresinya tak menunjukkan hal tersebut. Hanya saja, tatapannya menjadi lebih dingin kali ini.
Setibanya didalam kamar rawat inap, dia justru dibuat kebingungan. Karena tak mendapati sosok Sohye didalam sana. Pikirannya mendadak terpecah begitupun emosinya.
"Sohye?"
Jungkook mencari istrinya, ia mencari istrinya dikamar mandi barang kali istrinya itu ada disana. Namun nihil yang ia dapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [2]
Fanfiction18| Penyesalan itu, melekat didiriku bagaikan bekas luka. Cover by : hana31543 ©hana31543 [30.07.2017]