part 15

4.3K 437 71
                                    

Sesuatu yang telah hilang, tidak bisa dengan mudah untuk mendapatkannya kembali

......

Jungkook masih termenung dalam diamnya, perkataan akan Sohye barusan begitu memenuhi pikirannya. Ya, memang ada benarnya juga perkataan Sohye tadi, jika dia mengejar Hana, akankah cinta Hana masih tersisa untuknya? Setelah apa yang ia lakukan dulu?

Ia mengacak rambutnya kasar, saat pikiran dan hatinya yang kontra saat ini. Tak seharusnya ini terjadi pada dirinya bukan? Perasaan itu seharusnya hilang , seharusnya cintanya hanya untuk Sohye, tapi mengapa cinta itu muncul kembali? Jika Jungkook bijak, ia akan menghapus perasaan yang kembali muncul pada mantan istrinya itu dan memilih mencintai Sohye dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya itu.

Mungkin Tuhan berkehendak lain, mungkinkah sudah saatnya Jungkook menerima karmanya? Tidak, karma sudah jelas ada didepan matanya saat ini, sudah sangat terlambat ia untuk menghindar.

Ia melirik tubuh sang anak. Kemudian mendekap tangan kecil itu dan mengecupnya sekilas "maafkan appa sayang~ akibat dosa appa dimasa lalu, kau yang harus menanggung akibatnya"
Mata Jungkook mengabur. Akibat air mata yang telah menghalangi penglihatannya. Dan tanpa disadari air mata itu jatuh dengan sendirinya.

.....

Kaki jenjang itu membawanya masuk ke dalam sebuah kamar mandi, ia masuk kedalam dan langsung berdiri didepan cermin, menatap refleksi dirinya yang begitu menyedihkan.

"kali ini aku takkan membiarkan Jungkook kembali padamu Kim Hana" ucapnya diiringi tatapan penuh akan kilatan amarah.

Sohye diam sejenak, menetralkan hatinya yang terus bergemuruh, ia menahan amarahnya agar tak kembali meledak didepan Jungkook. Sesaat setelah hatinya kembali tenang, ia mulai meraih ponsel yang berada didalam tasnya. Kemudian menekan beberapa huruf hangul yang bertuliskan nama seseorang kemudian menelfonnya.

"yoboseo -- bisa kita ketemu hari ini? -- aku tau, kau sekarang ada di Busan kan -- aku ingin minta bantuanmu -- aku akan membayarmu! temui aku di alamat yang aku kirim lewat pesan nanti -- "
ucapnya sembari mematikan sambungan telfonnya, lantas tersenyum sinis kearah kaca

" Jungkook akan menjadi milikku seutuhnya" gumamnya, kemudian ia membenarkan penampilannya agar tak terlihat menyedihkan lagi, dengan kaca mata hitamnya yang slalu ia bawa didalam tas ia menutupi matanya yang sembab itu, setelah itu ia keluar dari kamar mandi dengan rencana yang telah disusunnya.

......

Sesampainya di depan pintu ruang inap putrinya, Sohye tidak langsung masuk. Yang ia lakukan saat ini, adalah diam menatap tangannya yang sudah mendarat di ganggang pintu. Ia menghirup nafas nya dalam-dalam sesaat setelah ia mulai tenang, ia membuka pintu itu

Cklek

Jungkook menoleh ke arah pintu, dan mendapati  istrinya yang saat ini berjalan ke arahnya.

"aku akan kembali kerumah untuk mengambil mainan dan keperluan untuk Ara selama dirumah sakit, jika dia jenuh disini, dia bisa bermain dengan mainannya. Kau bisa menjaganya sendiri?" titah Sohye yang kini berbeda dengan yang tadi, ya... Sohye yang tadi begitu rapuh dan sekarang, ia kembali pada sikap tegasnya.

"baiklah, aku bisa menjaganya sendiri, tapi... apa kau tak apa pulang sendiri? Atau aku saja yang pulang untuk mengambil keperluan Ara?"

"tidak perlu Jung.. Biar aku saja emm " terlihat Sohye menjeda kalimatnya

"apa kau sudah memutuskannya Jung?" tanya nya lagi.

Jungkook membuang nafas, ia menatap putrinya sejenak lantas beralih menatap Sohye, "maaf, aku belum bisa memutuskannya" balas Jungkook

Kedua telapak tangan Sohye mengepal kuat, ia mencoba menahan rasa kekecewaan yang kembali menyergap hatinya

"baiklah, aku mengerti tapi... Jangan sampai kau salah pilih Jung. Kau mempunyai 2 tanggung jawab besar Jeon Jungkook. Tanggung jawab sebagai ayah Ara dan tanggung jawab atas janji suci yang kau ucapkan dulu padaku" ucap Sohye

"aku permisi dulu" lanjutnya kemudian ia membuka pintu dan pergi dari situ.

"Janji suci? " Jungkook menggumamkan kata itu, sebuah kata yang telah menjadi beban berat yang harus ia pikul saat ini. Menjaganya adalah sesuatu hal yang sulit baginya saat ini.

......

Perlahan kelopak mata kecil itu terbuka, hal yang pertama ia tangkap di indera penglihatannya adalah wajah sang Ayah yang senantiasa menunggunya untuk terbangun.

"appa~" panggil Ara dengan suara sedikit parau

"ne... Sayang?" Jungkook kembali mengenggam jemari kecil itu, untuk kesekian kalinya

"dimana eomma?"

"eomma? Eomma pulang sebentar, untuk mengambil keperluanmu dan mainan untuk mu jika kau merasa bosan disini"

Gadis kecil itu mengernyitkan dahinya.

"memangnya Ara harus tinggal lama disini ya appa? Sebenarnya Ara sakit apa?" pertanyaan polos itu keluar dari mulut kecilnya, orang tua mana yang tega memberi kan kabar buruk bagi anaknya? Yang Jungkook inginkan adalah anaknya sembuh tanpa harus mengetahui penyakit apa yang ia derita.

"Ara, untuk beberapa hari kedepan Ara harus dirawat disini, jika Ara sudah sembuh Ara boleh pulang kembali kerumah. Percayalah pada Appa, appa akan berusaha keras agar Ara bisa sembuh total" ucap Jungkook, sembari memberikan senyum kepastian pada putrinya.

"baiklah appa~ "ucap Ara , namun sedetik kemudian anaknya kembali bertanya.

" appa? Kenapa wajah appa sedih? Appa habis menangis?"

"maafkan Ara appa, membuat eomma dan appa menangis, Ara berjanji Ara akan berusaha untuk sembuh" ucap Gadis kecil itu, ya ia merasakan kesedihan yang dirasakan oleh ayahnya itu. Jungkook tersenyum tipis, lalu tangannya terangkat untuk mengusap pipi putrinya dengan lembut.

"appa tidak menangis sayang, appa hanya terharu padamu, kau begitu kuat" ucap Jungkook. entah mengapa ia bisa melihat refleksi Hana pada diri anaknya itu. Mengingatkannya kembali pada mantan istrinya, ia kemudian beralih menggengam tangan mungil itu, tangan yang harus menerima dan menompang beban hidup yang berat diusianya yang masih belia ini, ia membalut dan menyalurkan kasih sayang nya kepada sang anak.

"Ara sayang pada eomma dan appa, Ara minta supaya eomma dan appa jangan menangis lagi, dan Ara mohon kalian jangan berpisah lagi, tetaplah bersama seperti dulu."

Deg!

Mendengar penuturan putrinya, membuat matanya kembali memerah, ada perasaan haru dibaliknya, namun sesaat ia merasa kacau saat ia kembali mengingat Sohye, wanita yang baru saja ia sakiti hatinya, wanita yang dulu ia cintai sekarang makin lama perasaan itu terasa hambar, dan perasaan itu terus menerus terbang mengarah kembali pada Hana.

.........

To be continue

Sorry [2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang