Pagi pun tiba, sang Surya mulai berkuasa menyinari bumi menggantikan malam sebagai panggung bulan dan bintang, Segala aktivitas manusiapun kembali dimulai .Drrrrtttt...
Tidur Hana terusik kala mendengar getaran ponselnya, mata hazelnya terpaksa ia buka walau enggan. Karena rasa kantuk masih kuat menderanya. Tanpa pikir panjang Ia pun lantas meraih ponsel yang ia letakkan di atas nakas, ia membaca terlebih dahulu dari siapa panggilan itu lantas menjawabnya.
"Yoboseo Hyerim eonni" ucapnya parau khas orang bangun tidur , matanya setengah terbuka
"Hana~ya bukankah kau ada jadwal operasi hari ini? Kenapa kau belum datang kerumah sakit?" orang diseberang lantas menyerbu dengan rentetan kalimat begitu sambungannya tersambung.
Hana tersentak lantas langsung beringsut bangun dari tidurnya, namun ia mungkin lupa akan apa yang terjadi pada punggungnya sehingga nyeri tiba-tiba menyerang membuat ia mengaduh kesakitan.
"Hana~ya, kau tidak apa-apa? apa kau sakit?" jawab orang diseberang sana
"Eonni, bisakah kau membantuku?"
......
"Terimakasih eonni~" ucap Hana dibarengi dengan senyum lebar sehingga kedua matanya menyipit menciptakan kesan imut jika dipandang. Ia merasa sangat bersyukur mempunyai teman seperti Hyerim yang begitu pengertian dan pastinya bisa ia andalkan disaat ia membutuhkan bantuan.
Yah, ia meminta bantuan Hyerim untuk pergi kerumahnya mengambil beberapa keperluan untuknya mandi dan mengambil pakaian ganti. Dalam keadaan tubuhnya seperti ini tak memungkinkan untuknya pulang lantas pergi lagi kerumah sakit.
"Kau harus menjelaskan semuanya padaku, kenapa kau bisa seperti ini? Bagaimana kau bisa melakukan operasi disaat kondisimu saja memprihatinkan seperti ini" omel Hyerim, seraya mengeluarkan keperluan mandi untuk yang lebih muda.
"Umm, ceritanya panjang eonni nanti akan aku ceritakan setelah operasi, kau tidak lihat sekarang sudah hampir jam 9 pasti yang lain sudah menungguku" sanggah Hana
"Apakah lebih baik, kau meminta bantuan dokter lain untuk menggantikanmu? Dokter Hong mungkin? Aku khawatir padamu.. Lihatlah bahkan wajahmu terlihat pucat.. "
"Gadis kecil itu pasienku, dia berada dibawah tanggung jawabku. Aku tidak boleh menyerah begitu saja, sakit ini tidak bisa menahanku" ucap Hana meyakinkan Hyerim
"Hhh~~ kau ini, dasar keras kepala" dengus Hyerim
"Biarpun begitu aku tetap sahabatmu kan" goda Hana sambil beranjak ke kamar mandi
"Terserah kau saja dasar Putri keras kepala~~" omel Hyerim
Omelan Hyerim pun tak ditanggapi oleh Hana, karena saat ini ia sudah berada didalam kamar mandi. Ia menatap pantulan dirinya didepan cermin. Benar kata Hyerim, wajahnya terlihat pucat hari ini. Iapun lantas menyibakkan baju yang menutupi punggung. Sehingga ia dapat melihat bekas memar kebiruan nampak tercetak jelas di punggungnya.
"Ssshh.." ia meringis pelan, tatkala pening tiba-tiba menyerang kepalanya. " kepalaku sakit sekali " ucapnya sembari memijit pelipisnya sendiri
sampai saat ini, ia masih tidak percaya akan kejadian tadi malam.
Dan yang menjadi pertanyaan besar di benaknya adalah, orang orang yang ingin menculiknya. Ia merasa tidak memiliki musuh, tapi kenapa ada orang yang ingin mencelakainya?"Sebenarnya siapa yang ingin menculikku? Kenapa orang orang itu ingin mencelakaiku? " monolog Hana
"Hhh ... Lupakan dulu masalah tadi malam, sekarang lebih baik fokuslah ketugasmu Hana.. " ucapnya seraya menatap cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [2]
Fanfiction18| Penyesalan itu, melekat didiriku bagaikan bekas luka. Cover by : hana31543 ©hana31543 [30.07.2017]