Matanya menatap lurus pada sebuah gelas kaca berisikan air wine diatas meja. Ia duduk sendiri di bangku sebuah bar dengan ditemani alunan music Dj yang semakin memperkeruh suasana hatinya.Ini salah, sangat salah
Wanita itu berkali kali menggumamkan kalimat itu, dilema tengah melanda jiwanya saat ini .
Ia kemudian menenggak habis segelas wine, menuangkan nya lagi, meneguk lagi terus berulang ulang hingga kadar kesadarannya mulai menurun. matanyapun mulai terasa memberat.
Rasa tajam nan pekat dari minuman itu, begitu kentara tercium dari mulutnya
"kau, harus membunuh anakmu sendiri, setelah itu kau bisa menuduh wanita itu melakukan malpraktik. Dan setelah itu suamimu mungkin akan mengira. Jika putrimu itu mati karna kesalahan selama operasi. Dan kau bisa kembali mendapatkan cinta suamimu. Karna sudah jelas suamimu akan membenci wanita itu. Karna wanita itulah yang telah menyebabkan putrimu meninggal."
Suara itu lagi-lagi terngiang menghantui indera pendengaran Sohye
"tidak..bagaimana bisa, aku membunuh anakku sendiri" ia bermonolog, memikirkan tentang rencana gila yang diusulkan oleh sang bibi kepadanya. Sohye tidak habis pikir bagaimana bisa bibinya mempunyai otak se-kriminal itu.
"kau bisa mendapatkan cinta suamimu lagi.."
Kata kata itu terus terngiang dibenak Sohye, memenuhi pikirannya hingga merasuk ke hatinya. Sedetik kemudian saat kesadarannya mulai menghilang, bayangan akan sosok Jungkook pun juga terlihat di pandangannya. Ia mengerjapkan ngerjapkan matanya berharap bahwa semua itu nyata, apa yang ada dipandangannya sosok Jungkook yang tengah tersenyum manis padanya. Tangan yang terlihat kurus itu terulur untuk menggapai wajah sang pujaan hati.
"Jung..kook" mulutnya bergumam memanggil nama sang suami.
"Sohye, aku mencintaimu" sosok itu berucap sembari tersenyum manis padanya, namun sebelum tangan itu berhasil menggapai wajah tampan itu seketika sosok berwujud Jungkook itu menghilang dari pandangannya. Gadis itu kembali mengerjap-erjapkan matanya.
"Tidak..jangan tinggalkan aku Jung..jangan tinggalkan aku" Sohye berteriak. Hingga membuat beberapa orang menatapnya aneh
Persetan dengan orang-orang yang mungkin menganggapnya gila. Toh memang demikian adanya kewarasannya mulai menghilang Setelah hatinya tersakiti dan tercampakkan.
Sesak,
Itulah yang ia rasakan, sesuatu didalam jiwanya benar benar terasa sakit. Luar biasa perih, mata hazel itu berhasil kembali mengeluarkan cairan liquid bening. Pandangannya terbiaskan oleh cahaya lampu yang menghiasi ruangan bar itu.
Sekelebat memory akan pertikaian yang tadi terjadi, membuat pikirannya semakin kacau. Fakta bahwa laki-laki itu telah mengucapkan kata cerai untuknya. Membuat cairan bening itu keluar deras dari dalam matanya.
Hidup memang tak selamanya indah, dan sekarang ia telah merasakan yang namanya sisi gelap dari sebuah cinta yang sesungguhnya."maafkan ibu nak..hiks tapi ibu harus melakukan ini... Ibu tak ingin kehilangan ayahmu"
Dan sekarang, wanita itu berhasil masuk kedalam sebuah rencana gila dari bibinya.
.........
Suasana yang berdengung senyap mengisi seantero daerah dimana ke-2 manusia itu masih duduk disana, ber harap-harap cemas menunggu pintu bertuliskan ruang operasi diatasnya itu terbuka.
Tidak, yang cemas disini hanya lah Hana. Sementara pria yang sedari tadi menemaninya itu malah berbanding terbalik, dengan doa yang diucapkan dalam sanubari masing-masing. Ia berdoa agar pria itu mati dan ia bisa perlahan mengambil kembali hati dari seorang Kim Hana tanpa ada penghalang pria bernama Min Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [2]
Fanfiction18| Penyesalan itu, melekat didiriku bagaikan bekas luka. Cover by : hana31543 ©hana31543 [30.07.2017]