Sakit akan pengkhianatan tak kan bisa terobati walau dengan
1000 kata maaf........
Sesaat setelah 1 jam berlalu bangunan bercatkan dominan putih gading yang tadinya riuh kini kembali normal. Ya, korban kecelakaan telah semuanya di periksa dan saat ini mereka di pindahkan keruang rawat inap untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
Teg
Suara gelas yang diletakkan diatas meja membuat gadis berambut kecoklatan itu terperanjat kaget.
"eonni, kau mau membuat jantungku copot eoh?" protes Hana
Saat ini mereka tengah berada dikantin rumah sakit, sementara itu yang mendapat protesan pun hanya bisa menyunggingkan senyumnya seolah ia tak bersalah."mianhae... " ucapnya sembari menarik kursi untuknya duduk "minumlah!! Aku yang traktir" lanjutnya.
Hana pun menghela nafas kasarnya, kemudian ia meraih segelas Bubble tea yang telah di belikan oleh Hyerim dan meminumnya sampai habis.
"omo...omo..omo apakah selama operasi tadi membuatmu kehausan?" tanya Hyerim
"ani" Jawab Hana sembari meletakkan gelasnya kembali, dan mengelap setetes air yang berada dibawah bibirnya dengan telapak tangannya.
"lantas??" tanya Hyerim lagi
"aku capek habis berlarian..omo" refleks ia menutup mulutnya dengan ke-2 telapak tangannya. Membuat lawan bicaranya mengerutkan keningnya.
"berlari? Apa kau dikejar setan?" tanya Hyerim penuh selidik
Hana menggelengkan kepalanya, namun sedetik kemudian ia menganggukkan kepalanya " eh ya bisa jadi seperti itu.." ucapnya
Mendengar penuturan Hana membuat perut Hyerim gatal, menahan tawa. Mana mungkin ada setan di siang bolong seperti ini?
"siapa setannya hmm?? Yoongi??"
"tidak bukan itu..." jawab Hana
"lantas?"
Ke-2 bola mata Hana melirik dari kanan ke kiri, seperti memikirkan sesuatu, sepertinya ia bimbang saat ini.
"eonni~~" panggil Hana, dan hanya di balas deheman dari Hyerim.
"apakah kau percaya takdir?" tanya Hana, membuat Hyerim kembali mengerutkan alisnya
"emm... Aku percaya bahwa takdir itu nyata, memangnya kenapa?"
Hana menghela nafas sejenak sebelum ia kembali memulai bicara
"apakah ini takdir?" monolognya ia bertanya pada dirinya sendiri
"apa yang kau maksud Hana-ya? " tanya Hyerim tak mengerti akan ucapan Hana barusan.
Hana menatap Hyerim dengan raut wajah sedih, membuat lawan bicaranya mendegus "wae? Ada apa denganmu? Katakanlah mungkin aku bisa membantumu" lanjutnya.
Hana diam sejenak, pikirannya kembali pada kejadian beberapa menit yang lalu.
"katakanlah!" bujuk Hyerim
"eonni, apakah salah? Jika aku kabur darinya? Sudah 2x kami bertemu dan aku selalu melarikan diri darinya" ucap Hana, membuat Hyerim harus kembali mengerutkan keningnya.
"siapa yang kau maksud?" tanya Hyerim
"hhh.." Hana menghela nafasnya sejenak " yang kumaksud Jungkook eonni, mantan suamiku dan sekarang dia berada disini, aku rasa dia memeriksakan anaknya, aku yakin pasti anaknya pingsan lagi hingga dibawa kesini karna sebelumnya anaknya itu adalah pasienku.. Huh bagaimana dia bisa ada disini. Aku sengaja pergi dari Seoul agar bisa dengan mudah melupakannya tapi kenapa dia bisa ada di Busan " lanjutnya kesal
"omona~~jad..di kau bertemu dengan mantan suamimu? Kau bertemunya sebanyak 2x dan kau malah kabur darinya? "
Hana hanya menganggukkan kepalanya, jujur saja hal seperti ini tak ingin ia harapkan, susah payah ia menghapus pria itu dari ingatannya, bukan saja pria itu namun perbuatan dimasa lalu yang dilakukan Jungkook sangat susah ia lupakan. Hingga kabur dari Jungkook adalah tindakan refleks dari dalam dirinya.
"aku rasa ini tadir Hana-ya, Tuhan menemukan kalian kembali dengan perantara anak nya, aku heran memangnya apa yang diderita anaknya itu?"
"anaknya menderita leukimia " Balas Hana
"omona~~ kasihan sekali" kejut Hyerim
"yah, aku rasa dia sudah tau sekarang apa yang terjadi dengan anaknya. Hhh... Apa yang harus aku lakukan. Setiap kami bertemu dia seolah ingin mendekatiku, apa yang harus aku lakukan" Hana menutup wajahnya dengan ke-2 telapak tangannya, wanita itu benar-benar dibuat frustasi saat ini.
Hyerim pun menyentuh bahu Hana, membuat wanita berambut kecoklatan itu membuka ke-2 telapak tangannya yang menutup wajahnya
"Hanya orang pengecut, yang lari dari masalah Hana-ya" ucap Hyerim, membuat Hana mengerutkan keningnya.
"ma-ksud eonni? Aku pengecut, begitu?"
"ck..itu hanya perumpamaan saja... aku sarankan, lebih baik jika kau bertemu dengannya lagi, kau temui saja dia toh, kalian sudah tak ada hubungan apa-apa lagi bukan? Tak ada salahnya bukan kalian menyambung komunikasi lagi?"
"hmmh... Aku bahkan masih trauma dengannya. Bagaimana aku bisa berbicara didepannya.. Bagaimana jika istrinya juga ada disana?"
Mendengar penuturan Hana membuat Hyerim terkekeh
"apa kau takut? Aku rasa kau sudah menutup hatimu untuk pria manapun. Aku rasa sikap dinginmu itu bisa kau jadikan kekuatan jika bertemu dengan mantan suamimu itu"
"apa? Mantan suami?"ucap seseorang dari balik tubuh Hana membuat mereka ber-2 pun refleks menoleh ke sumber suara.
..........
Sohye mengelus ke-2 tangan Jungkook, namun seketika keningnya mengerut saat merasakan sebuah kain kasa yang baru ia sadari telah melingkar dengan rapi di tangan kanan suaminya itu.
Refleks ia melihat tangan Jungkook" luka karna apa ini Jung?" refleks ia menanyakan hal itu, jujur saja walau saat ini ia sedang sakit hati karna Jungkook, namun ia masih memiliki kekhawatiran akan pria yang telah menjadi suaminya itu.
"ini? Bukanlah luka yang parah aku tak apa-apa" Jawab Jungkook, Sohye menghela nafas kasar mendengar jawaban Jungkook, dilihat dari balutan kain itu saja ia tahu bahwa luka itu pastilah parah. Tapi kenapa? Suaminya berbohong padanya.
"hmmh baiklah kalo begitu... jadi, apakah kau sudah memutuskan??" tanya nya lagi yang sempat teralihkan tadi. Ia tak ingin menanyakan lebih lanjut tentang luka di tangan Jungkook, karna semakin ia bertanya mungkin Jungkook akan mengelak lagi pikirnya. Baginya pertanyaan untuk memilih lah yang lebih penting saat ini.
Jungkook bungkam sejenak, pikiran dan hatinya terasa kontra saat ini. Ini pilihan yang sangat sulit untuknya.
"Jung..aku tanya padamu.. Apakah jika kamu kembali mengejar Hana, apakah kau yakin Hana masih mencintaimu?"
Deg!
Kalimat itu kembali menusuk hati Jungkook. "sakit akan pengkhianatan tak akan bisa terobati walau dengan 1000 kata maaf Jung. " lanjut Sohye, ia berharap agar angan-angan Jungkook agar Hana kembali padanya itupun hilang dan dirinya kembali fokus pada mereka ber-2.
"kumohon, jauhkanlah harapanmu untuk memiliki Hana kembali Jung, apa kau tak memikirkan perasaanku? "
Lagi, kalimat itu menampar Jungkook dari kenyataan.
"buatlah keputusan sekarang Jung, janganlah kau buat keputusan yang salah. Aku permisi dulu" ucap Sohye dan meninggalkan Jungkook yang diam mematung berkutat dengan hati dan pikirannya yang berperang.
....
To be continue
Hoho akhirnya up juga, author minta maaf ni kemarin gak up karna author sibuk kemarin karna ada acara keluarga. So, jangan lupa voment ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [2]
Fanfiction18| Penyesalan itu, melekat didiriku bagaikan bekas luka. Cover by : hana31543 ©hana31543 [30.07.2017]