part 42

1.2K 168 39
                                    

Kedua manik mata wanita bermarga Kim itu perlahan terbuka,  namun rasa pening dikepalanya masih belum mau menghilang.  Sehingga untuk kesekian kalinya mulut itu mengaduh kesakitan. Sebelah tangan nya terangkat guna memijit pelipisnya sendiri,  dan sebelah tangannya,  kini telah tertancap selang infus.

"Jam berapa ini? " netra hazelnya melirik kearah jam yang tertempel dinding . Saat ini waktu telah menunjukkan pukul 15.00, itu artinya ia sudah sangat terlambat untuk mengoperasi pasiennya.

Figur ramping itu dengan cerobohnya beringsut bangkit, tidak menyadari jika sebelah tangannya tertancap selang infus. Sehingga membuat tiang penyangga infus terjatuh karna ulahnya.

"Astaga, kenapa aku bisa seceroboh ini" rutuknya, ia mengambil tiang penyangga infus dan meletakkan kembali pada posisi semula kemudian dengan sekali tarik ia menarik perban dan selang infus yang ada ditangannya, sehingga cairan berwana saga pun turut keluar dan membasahi kulit tangannya.

Ia kembali meringis nyeri,  atas tindakan ceroboh yang barusan ia perbuat. Ia melirik kearah nakas mencoba menemukan barang kali ada tissue atau sapu tangan guna menghapus darahnya.  Namun yang ia temukan malah setangkai baby breath serta secarik Note di sampingnya.

Ia sedikit terkejut manakala benda itu tiba- tiba ada di sampingnya secara harafiah sosok yang selama ini selalu mengiriminya bunga, ada bersamanya sejak tadi.  tanpa ragu lagi ia mengambil Note tersebut, lantas membacanya. 

"Akhirnya waktuku telah tiba.. "

Kening Hana mengernyit , setelah membaca isi Note. ia makin dibuat bingung akan si pengirim bunga atas maksud apa dan tujuannya . Sejenak ia mulai berpikir,  mengingat-ingat isi pesan yang pernah ia baca sebelumnya.

"Bukankah dia pernah bilang jika ia akan bertemu denganku , apakah ini tandanya dia akan menemuiku? " ucapnya menerka,  mungkin saja ini menjadi titik terang akan sosok misterius yang terusan mengiriminya bunga tersebut. 

"Jika benar,  aku ingin segera tau siapa gerangan yang slalu mengirimiku bunga ini.  Namun sebelum itu aku akan memastikan pasienku terlebih dahulu ".

....

Disisi lain,  sepasang insan tengah duduk bersanding.  Si pria yang sedari tadi tiada henti merapal doa demi kelancaran operasi yang tengah berlangsung dan yang satu si wanita yang tengah diam namun tengah bergelayut dalam pikirannya. 

"Obat ini akan membuat jantung anakmu berhenti dalam 3 jam. Namun hal ini sangatlah berbahaya.  Kau hanya mempunyai sedikit waktu untuk menyelamatkan putrimu kembali. " terang Taehyung.

"Jadi maksudmu,  aku bisa menyingkirkan wanita itu tanpa harus melenyapkan putriku? " Sohye kini mulai tertarik dengan arah pembicaraan Taehyung.

"Kau benar-benar, hah...hahaha" sembari bertepuk tangan pria bermarga Kim kini tertawa, namun dengan nada yang seolah mengolok.

"Humhh.... Kita akan menjadi perpaduan yang sempurna jika kita bersatu nantinya. "Pria Kim kini mengacungkan ke-2 jempolnya

"Apakah kau gila, Kim Taehyung" rutuk Sohye, wanita itu kini terpancing emosinya.

"Yeah~ kau benar,  kau yang telah membuatku gila Baby~" dengan berani kini Taehyung mencolek dagu Sohye,  membuat si pemilik dagu kini melayangkan tatapan tajam padanya.

"Katakan saja cepat,  bagaimana caranya menyelamatkan putriku" ucap Sohye sarkastik

"Setelah alat pendeteksi jantungnya berhenti,  kau hanya cukup mempunyai waktu 10 menit untuk melakukan CPR , aku sarankan untuk memilih orang yang tepat.  Karna bila terlambat sedikit saja , nyawa putrimu tidak akan tertolong"

Sorry [2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang