Pagi menjelang, matahari pun sudah bersinar terang sejak dua jam yang lalu tetapi seseorang yang sekarang masih bergumul dengan selimut tebalnya, enggan terbangun dari tidur lelapnya.
Seseorang itu adalah Bae Jinyoung. Mahasiswa semester lima di sebuah univeritas ternama di Seoul. Ia masih enggan untuk beranjak dari ranjangnya, terbukti dengan badannya sekarang yang seperti ulat bulu besar.
Ia masih tertidur sampai akhirnya sebuah panggilan memecah keheningan dan ketenangannya. Ia mencoba untuk meraba dimana ia meletakkan handphonenya kemarin malam. Setelah itu, ia menempelkan handphone nya di telingan kanannya tetapi masih dengan mata tertutup.
"Eoh ? ..... Wae ?"
"Aku tidak suka dengan acara seperti itu."
"Shireo, kau berangkat sendiri aja sana."
"Aisshhh iya iya, jemput aku."
Jinyoung menutup panggilan itu secara sepihak.
"Ishh, mengganggu saja."
Dan akhirnya ia kembali menggulung tubuhnya dengan selimut tebalnya.
.
.
.
"Aku mengajakmu kesini agar kau tidak stres, jadi tersenyumlah. Yang kulihat dari tadi wajahmu itu sungguh tidak elit (?).""Kan aku sudah bilang kalau aku tidak suka dengan acara seperti ini."
"Kau tidak suka , karena acaranya atau karena 'dia' ?"
Deg.
Seketika wajah Jinyoung berubah, ia terkejut dengan kalimat yang dilontarkan sahabatnya itu. Jantungnya kembali berdenyut nyeri ketika ia kembali teringat oleh seseorang yang sudah menjadi masa lalunya.
"Aku .. aku memang tidak suka dengan acara seperti ini. Sangat membosankan. Dan ini tidak ada sangkut pautnya dengan ..."
Ucapan Jinyoung terhenti. Bibirnya merasa kelu saat ia akan menyebutkan nama seseorang itu.
"Hmm baiklah, aku percaya denganmu. Tapi untuk kali ini kau harus ikut denganku." Samuel merangkul pundak Jinyoung dan menariknya untuk mengikutinya masuk ke dalam.
Dan dengan pasrah Jinyoung mengikuti sahabatnya itu. Walaupun ia sangat ingin benci berada di sebuah acara yang bernama pesta.
Ya pesta, Jinyoung sangat membencinya ahh mungkin tidak menyukainya karena 'dia'. Jinyoung sangat tahu kalau 'dia' sangat menyukai pesta. Entah itu pesta ulang tahun, pesta acara sekolah dan sebagainya.
Dan di setiap pesta itulah, Jinyoung kembali teringat semua tentang 'dia'. Dan itu membuatnya semakin sulit untuk melupakannya.
Dengan langkah berat ia memasuki gedung yang terdapat outdoor disana. Dan disana lah pesta itu diadakan.
Suasana sejak langkah pertama Jinyoung saat menginjak kakinya di pesta dan sampai akhirnya ia sudah berdiri di salah satu meja adalah ramai, penuh dan sesak. Berbagai jenis musik pun terdengar di telinganya. Dan kerlap kerlip lampu kecil berwarna emas pun menerangi pesta itu.
"Oh, Jinyoung-ah.. Samuel-ah.. kalian datang."
"Yo man , kita kan teman. Oh ya Eiuwoong-ah, apa ...."
Samuel merangkul Eiuwoong dan mengajaknya menjauh dari Jinyoung. Meninggalkan Jinyoung sendirian di pesta.
"Yak, kenapa kalian malah meninggalkanku? Isshh."
Wajah Jinyoung semakin muram atau bahkan semakin kesal gara-gara sahabatnya itu. Bisa-bisanya ia dipaksa untuk ikut dengannya setelah itu ditinggal sendirian seperti ini. Awas kau, batin Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One
Fanfictioncerita oneshoot winkdeep dengan berbagai genre dari berbagai lagu yang gw dengerin 📖 SongFiction 👬 All Cast : WinkDeep / DeepWink 🔛 Alur : Gajelas 윙딥 영운히 💞