Lonely

1.1K 127 10
                                    

Jinyoung baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan ia merasa badannya sakit karena duduk terlalu lama di depan laptop dan tumpukan buku sketsa di mejanya.

Pekerjaannya sebagai arsitek memang mengharuskannya untuk selalu duduk dengan otak yang selalu bekerja.

Dan Jinyoung sudah biasa dengan itu.

Lalu ia melihat handphone yang tergeletak tak jauh darinya dan ia mengambilnya. Membuka kunci yang ia pasang dan langsung terpampanglah wallpaper foto Jinyoung dengan kekasihnya.

Kekasih ?

Ya Tuhan Jinyoung hampir lupa kalau ia mempunyai kekasih karena pekerjaannya.

Lalu dengan cepat ia mendial nomor sang kekasih. Tetapi setelah beberapa kali ia menelepon, tidak diangkat oleh sang kekasih.

"Kemana dia ? Apa dia sibuk ?" Pikir Jinyoung.

"Lebih baik aku ke apartemennya."

Setelah memutuskannya, Jinyoung langsung membereskan semua pekerjaannya. Mengambil jaket dan kunci mobil lalu ia mulai berangkat menuju apartemen sang kekasihnya.
.
.
.
Sesampainya Jinyoung di apartement sang kekasih, ia tidak menemukan kekasihnya di dalam apartement. Karena ia tahu password apartement sang kekasih , ia langsung masuk tanpa ijin.

Apartement nya sangat gelap dan sepertinya sang pemilik belum datang dari tadi dan akhirnya Jinyoung yang menyalakan lampunya.

Lalu ia duduk di sofa sambil menunggu sang kekasih pulang karena yang ada dipikirannya mungkin sang kekasih sedang sibuk dengan tugas pekerjaannya.

Dua jam.

Empat jam.

Dan akhirnya jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Dan Jinyoung masih setia duduk di sofa apartement sang kekasih.

Otaknya mulai berspekulasi yang tidak-tidak. Mulai dari pekerjaan sang kekasih sampai hal yang tidak ingin terjadi.

'semoga dia baik-baik saja.' batin Jinyoung.

Tak lama berselang, suara pintu yang terbuka pun terdengar. Lantas Jinyoung menolehkan kepalanya ke arah pintu dan mulai menghampirinya.

Tetapi langkahnya terhenti saat ia melihat sang kekasih pulang dengan seorang pria yang kebetulan ia kenal. Dan ia bisa lihat kalau kedua orang itu tidak melihatnya sama sekali.

"Gomawo Guanlin-ah. Aku sangat bahagia hari ini."

"Ne, aku juga senang bisa berjalan-jalan menghabiskan waktu denganmu Jihoon-ah."

Guanlin mengacak puncak rambut Jihoon pelan sambil tersenyum dan dibalas senyuman manis pula dengan Jihoon.

Jinyoung melihat semuanya, tangannya mulai mengepal dan semakin mengepal ketika ia melihat sosok tinggi itu memeluk kekasihnya di depan matanya.

"Istirahatlah, aku akan-

Jinyoung hyung."

Kata-katanya terhenti saat Guanlin melihat sosok Jinyoung berdiri di hadapannya. Lalu dengan cepat ia melepaskan pelukannya.

Dan Jihoon pun melepaskan pelukannya dan menolehkan kepalanya ke belakang dan benar disana ada Jinyoung dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jinyoung-ah.."

Jinyoung diam, tidak menjawab.

"Kau pulanglah Guanlin. Terima kasih untuk hari ini." Suruh Jihoon

"Ah ne, aku pulang."

Jihoon menutup pintunya setelah Guanlin pergi. Jihoon melepas sepatunya dan melangkah masuk ke dalam apartement nya.

"Dari mana saja kau ?" Tanya Jinyoung dengan nada dingin.

Just OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang